Kota Kupang, CAKRAWALANTT.COM – Dalam menunjang kegiatan belajar mengajar (KBM) selama masa pandemi, SMAN 9 Kota Kupang menerapkan proses pembelajaran daring dan luring. Konsep luring atau luar jaringan juga harus dilakukan karena kurang efektifnya proses pembelajaran daring. Namun, proses pembelajaran luring tetap diikuti dengan penerapan protokol kesehatan dan surat pernyataan kesediaan orang tua peserta didik. Hal tersebut diutarakan Kepala SMAN 9 Kota Kupang, Adelgina N. Liu, S.Pd., ketika ditemui di ruang kerjanya, Jumat (15/1/2021).
“Semenjak
pembelajaran daring dilakukan, kami ikuti semua petunjuk sebagai penentuan
hasil akhhir. Kemudian saat masuk bulan Juni ada sebuah petunjuk baru sehingga
kami sendiri dari sekolah membuat sebuah media penunjang dan pedoman agar
kegiatan belajar dan mengajar bisa berjalan efektif. Maka dari itu, kami
sepakat untuk juga menggunakan
konsep luring atau luar jaringan. Namun, kami tetap mengikuti protokol
kesehatan seperti,
memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Tidak lupa juga kami
menyertakan surat pernyataan kesediaan dari semua orang tua siswa,” ungkapnya.
Menurutnya,
proses pembelajaran daring di SMAN 9 Kota Kupang tidak terlalu efektif karena kurangnya
fasilitas penunjang. Misalnya, pada Juni 2020 lalu pihak sekolah melakukan
survei di lapangan dan ditemukan data bahwa
hampir 300 lebih siswa tidak memiliki HP Android. Ia menambahkan, untuk mengikuti kelas daring, beberapa siswa
harus meminjam HP
orang lain, sehingga tidak jarang mereka hanya hadir sebatas absensi dan tidak
mengikuti kegiatan belajar dan mengajar secara penuh.
Oleh
karena itu, pihak sekolah menyepakati penerapan proses pembelajaran luring
dalam pedoman pembelajaran SMAN 9 Kota Kupang dengan catatan bahwa semua bahan
ajar disiapkan oleh guru mata pelajaran. Namun, ia juga menekankan bahwa jika
kondisi sangat tidak memungkinkan, maka secara otomatis proses pembelajaran
luring akan ditiadakan dan tetap beralih ke sistem daring.
“Kami
temukan ada 300 lebih siswa yang tidak memiliki HP Android, sehingga kadang harus meminjam milik
orang lain. Tidak heran, kadang siswa hanya hadir sebatas absen dan tidak bisa
mengikuti proses KBM secara penuh. Makanya, kami dari pihak sekolah sepakat
dalam pedoman pembelajaran SMAN 9 Kota Kupang untuk juga menerapkan luring.
Namun, semua bahan ajar disiapkan oleh guru mata pelajaran,” tegasnya.
Di lain
pihak, ia juga menuturkan bahwa ada sekitar 15 siswa yang tetap melaksanakan
proses pembelajaran daring. Mereka secara total melaksanakan proses belajar
dari rumah (BDR) dan tetap mendapatkan bahan ajar serta penilaian yang sama. Konsep pembelajaran luring di SMAN 9
Kota Kupang, tambahnya, berlangsung selama 6 hari belajar sesuai pembagian
kelas atau rombongan belajar. Artinya, satu kelas atau rombongan belajar hanya
bertemu guru sekali dalam seminggu. Baginya, siswa juga membutuhkan sentuhan
ajaran guru secara langsung agar kualitas pembelajaran tetap terjaga dan tidak
menurun.
Lebih
lanjut ia sangat mengharapkan adanya perhatian lebih dari pihak-pihak seperti
dinas dan lembaga terkait dalam menunjang proses pembelajaran selama masa
pandemi. Hal tersebut disampaikannya karena lokasi SMAN 9 berada di pinggiran
kota sehingga akses dan fasilitas penunjang proses pembelajaran juga masih
menjadi kendala bersama. Selain itu, pihaknya juga berharap agar dalam
menentukan sebuah kebijakan, pihak-pihak terkait bisa lebih mampu melihat
setiap sekolah secara baik sesuai dengan kondisi dan situasinya. Artinya,
jangan mengeluarkan kebijakan berdasarkan problematika yang dihadapi oleh satu
sekolah saja, sehingga menyepelekan kondisi sekolah lain yang sebenarnya
memiliki opsinya sendiri.
“Kami juga sangat mengharapkan adanya
perhatian khusus dari dinas dan lembaga terkait, sebab lokasi kami ini berada
di pinggiran kota. Ada banyak kendala yang harus kami selesaikan seperti
minimnya akses dan fasilitas penunjang pembelajaran. Semoga dalam mengeluarkan
keputusan dan kebijakan itu bisa mempertimbangkan sikon di setiap sekolah yang
sebenarnya punya opsinya sendiri karena lebih mengenal sikon sekolahnya,” ungkapnya.
Berita dan Foto: Mario Djegho
Editor: R. Fahik
0 Comments