Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

AGUS BIRE LOGO: BUTUH SINERGISITAS ATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN DARING

 


Kota Kupang, CAKRAWALANTT.COM – Kepala SMAN 4 Kota Kupang, Drs. Agustinus B. Logo, M.Si., mengungkapkan, pembelajaran daring yang dijalankan di sekolahnya selama masa pandemi Covid-19 masih menemui sejumlah hambatan. Untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan sinergisitas yang melibatkan berbagai pihak.

 

“Selama proses pembelajaran daring dengan belajar dari rumah, kami menghadapi banyak kendala, seperti banyak anak yang tidak memiliki HP android dan minimnya akses jaringan internet. Selain itu, suasana belajar yang tidak kondusif di rumah juga menghambat kegiatan belajar dan mengajar. Hal tersebut tentunya berpengaruh pada kurang efektifnya proses pembelajaran. Oleh karena itu, pihak sekolah juga memberikan akses penggunaaan laboratorium komputer dan jaringan wifi sekolah bagi siswa yang terkendala pada fasilitas belajar tersebut. Selain itu, kami juga membantu menyediakan pulsa bagi siswa lewat dana BOS,” ungkap Agustinus Logo, ketika ditemui di ruang kerjanya, Senin (18/01/2021).

 

Menurutnya, proses pembelajaran daring kurang efektif karena tidak adanya proses tatap muka secara langsung. Artinya, peserta didik melaksanakan sistem belajar dari rumah (BDR) secara total selama pandemi. Selama 8 bulan berjalan, tuturnya, terdapat banyak kendala yang perlu diatasi dengan sinergisitas bersama.

 

Dalam mengatasi berbagai kendala tersebut, ia mengharapkan adanya sinergisitas dari semua pihak, terutama orang tua. Baginya, peran orang tua juga sangat penting dalam menunjang proses BDR seperti, menyediakan fasilitas penunjang dan ruang belajar yang kondusif bagi anak selama proses pembelajaran.

 

Lebih lanjut, ia sangat mengapresiasi pemerintah, dalam hal ini dinas terkait, yang telah memberikan kesempatan bagi sekolah untuk menggunakan dana BOS demi mendukung proses pembelajaran selama pandemi. Kebijakan tersebut secara tidak langsung meringankan beban sekolah dan peserta didik dalam melakukan proses belajar daring. 

 

Terhambatnya Literasi Sekolah

 

Dalam hal literasi sekolah, ia menuturkan bahwa hal tersebut juga terhambat selama pandemi. Ia menjelaskan bahwa selama masa sebelum pandemi, pihak sekolah telah mengadakan sudut baca dengan rak buku yang berisi bacaan berkualitas. Selain itu, tambahnya, pihak sekolah juga berupaya meningkatkan semangat literasi peserta didik dengan menetapkan hari Jumat pada minggu kedua dan keempat dalam satu bulan sebagai hari literasi. Namun, rencana tersebut belum bisa terealisasi secara baik karena situasi pandemi menuntut peserta didik untuk tidak datang ke sekolah dan berfokus pada proses pembelajaran daring.

 

“Peningkatan literasi sekolah juga terhambat karena pandemi. Kami sudah menyusun program dan rencana sebelum masa pandemi untuk menetapkan hari Jumat pada minggu kedua dan keempat sebagai hari literasi, tetapi belum terlaksana secara baik karena semua siswa masih dalam belajar daring dan tidak datang ke sekolah. Selain itu, kami juga telah adakan sudut baca dengan bacaan yang berkualitas,” ujarnya.

 

Berkaitan dengan rencana Gubernur NTT untuk menjadikan NTT sebagai provinsi literasi, menurutnya, hal tersebut adalah gebrakan baru yang harus didukung. Namun, lanjutnya, perlu juga ditunjang dengan pelatihan khusus bagi semua guru tentang literasi secara menyeluruh, sehingga setiap sekolah mampu menghasilkan program peningkatan budaya literasi yang mumpuni. 

 

“Program tersebut tentunya harus didukung, tetapi perlu ditunjang dengan pelatihan literasi bagi para guru secara menyeluruh, sehingga ada program literasi yang bisa dihasilkan soal literasi,harapnya.

 

Berita dan Foto: Mario Djegho

Editor: R. Fahik/red

Post a Comment

0 Comments