Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

PENTINGNYA PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN DI MASA PANDEMI COVID-19


Oleh Joni Rasius Kase, S.Pd

Guru PJOK pada SMP Negeri Liman


Data Press rilis Tim Covid-19 Propinsi NTT menunjukkan daerah Timor Tengah Selatan kembali menjadi zona Merah dengan adanya 1 (satu) orang warga TTS yang terpapar Covid-19 setelah sempat menjadi daerah zona hijau selama ± 3 bulan (bulan Juli-September tahun 2020). Untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 khususnya di lingkungan sekolah maka Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten TTS melalui Surat Nomor: DIKBUD. 06.01.03/1662/ 2020 Tanggal 18 September 2020 Perihal Penegasan Kembali Belajar Dari Rumah (Belajar Dari Rumah) bagi peserta didik. Kondisi kegiatan pembelajaran yang tiba-tiba berubah drastis menjadi tantangan bagi guru khususnya Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) agar sasaran dan tujuan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dapat tercapai. Meskipun melalui Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 terkait panduan pembelajaran di rumah selama masa Pandemi mengharuskan guru untuk tidak menuntut peserta didik melalui tuntutan capaian kurikulum sebagai syarat kenaikan kelas.

Mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan adalah mata pelajaran yang sangat penting untuk dipelajari siswa di masa sekarang ini. Dengan pengetahuan mengenai kesehatan dan praktek olahraga, siswa dapat membentengi diri, salah satunya dengan meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) untuk mencegah Corona Virus. Dengan olahraga teratur menjadi salah satu cara untuk menjaga kesehatan.

Pola pembelajaran di rumah pastinya memiliki tantangan tersendiri terutama untuk guru Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Pembelajaran yang dilaksanakan dari rumah tentunya harus mampu untuk meningkatkan taraf kebugaran siswa, keterampilan motorik, dan nilai-nilai yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan sosial. Karena itu, materi pembelajaran harus disusun ulang secara saksama agar pengalaman belajar PJOK dapat diperoleh siswa-siswi namun disesuaikan dengan kemampuan melaksanakan pembelajaran siswa di rumah.

Beberapa waktu yang lalu saya sempat berdiskusi bersama beberapa guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan terkait apa saja yang menjadi kendala dalam proses pengajaran dalam pembelajaran jarak jauh yang telah dilaksanakan selama ini. Ada guru yang mendapatkan beberapa kendala dalam proses pembelajaran jarak jauh yang mereka laksanakan di antaranya:

  1. Fasilitas media mengajar elektronik (komputer, laptop, HP android) ini tidak semua siswa memiliki;
  2. Tidak semua siswa mampu mengakses internet (tidak memiliki paket data);
  3. Tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat juga guru Penjas yang tidak mampu; memanfaatkan media mengajar elektonik berbentuk hardware dan software  dengan baik atau Gaptek;
  4. Latar belakang Guru yang Pendidikannya tidak linear namun mendadak karena keadaan mengharuskannya untuk mengajar PJOK karena sebagian dari mereka kurang memahami PJOK bahkan menganggap Mata Pelajaran PJOK merupakan mata pelajaran yang tidak dianggap penting;
  5. Akses internet yang terbatas di tiap-tiap wilayah karena secara geografis Kabupaten Timor Tengah Selatan merupakan daerah pegunungan yang infrastrukturnya masih tertinggal dari wilayah lainnya;
  6. Sejauh ini Guru PJOK juga kebingungan memilih dan memanfaatkan Platform teknologi atau online learning yang dapat memenuhi pengajaran PJOK.

Jika guru PJOK tidak dapat beradaptasi dengan cepat dalam menindaklanjuti rintangan tersebut, prestasi akademik siswa sudah pasti akan terganggu bahkan kekuatiran para ahli Pendidikan Jasmani akan ancaman “kekurangan gerak” yang dapat menimbulkan masalah kebugaran dan berbagai macam penyakit akan mendera anak-anak kita karena sistem imun yang lemah. Tanggung jawab dan peran guru PJOK benar-benar diuji di masa pandemi ini. Apakah guru PJOK sebagai tenaga professional dapat menjawab tantangan ini?

Dalam menjawab tantangan ini, perlu kiranya kita memahami bahwa cakupan PJOK itu sangat luas memungkinkan PJOK dapat dilakukan di mana saja. Artinya, tidak terbatas baik tempat maupun sarana prasarana yang memadai. Siapa saja bisa ikut terlibat berperan serta memberikan pendidikan jasmani. Orangtua di rumah misalnya, dapat memberikan petunjuk cara bermain bulutangkis dengan baik dan benar.

Hal ini harus betul-betul menjadi tugas bagi seluruh pemerhati PJOK terutama bagi guru untuk bekerja sama mensosialisasikan dan mengupayakan jalan keluar dari tantangan di masa pandemi yang kita hadapi demi keberhasilan program pendidikan jasmani. Namun beruntung bagi kami para guru PJOK karena kendala-kendala pembelajaran jarak jauh tidak terlalu menjadi penghambat bagi guru serta peserta didik untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara kreatif. Nyatanya ide-ide pembelajaran kreatif bermunculan selama masa pandemi Covid-19. Jarak yang dianggap kendala justru menjadi pemantik kreativitas dalam KBM.

Sebagai seorang guru kami dapat melakukan pembelajaran secara kreatif meskipun peserta didik berada di rumah masing-masing. Dalam setiap pembelajaran, guru PJOK melakukan pembahasan mengenai kesehatan kemudian mewajibkan peserta didik untuk melakukan latihan fisik sederhana yang dapat dilakukan di rumah selama 30 menit yang diawali dengan peregangan statis dan dinamis. Latihan fisik tersebut bervariasi antara Push-up, Sit-up, plank, skiping¸ jogging, bersepeda, naik turun tangga dan lain-lain. Latihan fisik ini dilakukan guna menjaga daya tahan tubuh dan imunitas peserta didik agar tetap sehat dan bugar terhindar dari Covid-19.

Tak hanya itu, ulangan harian yang dilakukan di google form dan pembelajaran materi yang dilakukan dalam grup Whatsapp (WA) menjadi menarik karena materi yang dibahas juga disesuaikan dengan fenomena saat ini. Pembelajaran difokuskan pada pembahasan mengenai pandemi Virus Corona. Hal ini penting agar peserta didik terus membuka wawasan mengenai bagaimana penyebaran dan pencegahan Covid-19 serta bagaimana menjaga imunitas dan daya tahan tubuh melalui latihan fisik, menjaga pola makan, dan pola tidur yang baik.

Belajar di rumah telah membantu peserta didik mengeluarkan kreativitasnya secara maksimal. Peserta didik melakukan hal lebih dari yang sekadar diinstruksikan. Selain itu, peserta didik menjadi lebih memanfaatkan handphone dan sosial media ke arah yang sangat positif dengan kreativitas dan antusiasme yang dimiliki peserta didik. Kami meminta peserta didik untuk merekam kegiatan latihan fisik serta merekam dan membuat video tutorial cara mencuci tangan yang benar. Ternyata, peserta didik tak hanya sekadar merekam namun mereka menambahkan musik dan berbagai efek sehingga videonya terlihat lebih menarik dan dapat menjadi ajakan bagi teman-teman di sosial medianya. Selain itu juga saya membuat grup messenger dengan nama “Gudep 4-05-06 SMP Negeri Liman” untuk memungkinkan peserta didik mengirimkan tugasnya via inbox.

Foto: Dokumentasi penulis
Editor: Rezo Kaka/red

Post a Comment

0 Comments