TERJAGA
SAAT SENJA
Senja beranjak terbit dari peraduannya
Sedang aku masih merangkak terjaga dalam lelapku
Alamku bangun seketika membuka tirai kehidupan
Apa gerangan wajahnya yang termakan usia
Pergi saat aku masih belia
Datang seketika di hadapan wajahku
Dia wanita terhebatku
Dia yang sedari dalam Rahim telah merangkulku
Ia pergi tanpa kata yang tersisa
Ia membalutiku dengan kain dari sepongah keringat
Bercucuran menopangku meski langkahnya
Tertatih-tatih membututiku
Kini senja...
Di antara batas lamunan dan ingatan
Biarkan bayangnya mengejarku
Hadir di sini bersamaku
Meski ragamu hanya sebatas ilusi
***
DI ATAS BATU
INI KU BERDIRI SENDIRI
Di sini, di kegelapan ini
Ku berdiri
sendiri
Ku terombang-ambing
sendiri
Di atas batu
ini
Batu, engkau bagaikan kapal tanpa nahkoda
Yang
terombang-ambing di atas laut yang hampa
Tak
ada nada dan kata
Yang
ada di laut ini
Batu, tak ada cahaya yang menerangimu
Hanya
ada kegelapan dalam kesendirian
Ku
harapkan segera berlalu
Menyambut
cahaya dan meninggalkan kegelapan
Yang
keluar dari batu yang berdiri tegak untukmu
***
KU RINDUKAN
CINTAKU
Rindu...
Tak bisa ku
ucapkan kata-kata lagi
Selain
puisi yang kubuat ini
Tentang
dia yang seperti pelangi
Dia
seperti mewarnai,
pergi tanpa pamit
Rindu...
Ku rindukan dirinya
Bagaikan
sosok inspirasi
Yang
memberi banyak motivasi
Seperti
hujan
Yang
membasahi hati dan pikiranku
Rindu...
Kapan
ku temukan
cintaku
Dan
kapan kami akan bertemu
Hanyalah
rindu dalam hati ini
Yang
dapat mengobatinya
Dionisius Derson Lajang
Siswa Kelas VIII SMPK Alvarez Paga, Kabupaten Sikka
0 Comments