Sikka, CAKRAWALANTT.COM – SMP Katolik Frater Maumere, Kabupaten
Sikka, merayakan Hari Valentine, Jumat (14/2/2020) secara unik. Ruang-ruang kelas
ditata dengan dekorasi beraneka warna yang mencolok dan unik. Semua bahan dari barang
bekas atau sampah yang dikemas menjadi menarik. Bentuk kegiatan yang dilakukan
pun sangat beraneka ragam untuk masing-masing kelas. Ada yang membaca puisi, membaca
cerpen, fragmen singkat, lawak, tukar kado, menulis surat untuk teman, serta
surat untuk orang tua di rumah, juga surat untuk guru.
Kepala
SMP Katolik Frater Maumere, Fr. M. Herman Yoseph, BHK, S.Pd., dalam arahannya
usai doa pagi di sekolah tersebut mengatakan bahwa Hari Valentine yang dirayakan
hendaknya berjalan dengan penuh sukacita dan gembira. Lebih dari sekadar
perayaan, Hari Valentine hendaknya meninggalkan berbagai pelajaran yang dapat
dipetik dan diimplementasikan dalam hidup khususnya di sekolah.
“Buatlah
suasana kelas Anda menjadi menarik, penuh kasih dan persaudaraan. Harapan kami
agar setelah kegiatan ini dalam diri Anda tumbuh rasa bersyukur, menghormati, menghargai
satu sama lain. Apa yang Anda tunjukkan di rumah bersama bapa dan mama agar
dibagikan kepada teman-teman kalian dalam kelas Anda saat ini,” pinta Fr.
Herman.
Sementara
itu Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Polykarpus Pada, S.Pd., mengungkapkan,
Perayaan Hari Valentine yang berlangsung di 32 rombongan kelas tersebut merupakan
program kerja kesiswaan melalui OSIS. Setiap tahun, jelasnya, siswa diberi ruang
kreativitas untuk saling berbagi kasih kepada warga sesama sekolah baik Frater,
para guru, dan pegawai serta karyawan, dan lebih istimewa kepada sesama siswa.
Pantauan
media, perayaan tersebut berlangsung penuh persaudaraan dan keharuan. Seperti
halnya yang terjadi di kelas VII H. Di kelas asuhan Karol Lazar, S.Pd., ini siswa
diberi kesempatan untuk membacakan puisi tentang ibu dan ayah. Pembacaan puisi
tersebut mengundang rasa haru semua anggota kelas yang meneteskan air mata.
Usai
perayaan di masing-masing kelas, warga sekolah saling berpegang tangan membentuk
lingkaran. Mereka mengikrarkan komitmen bersama untuk menghindari sikap perundungan
bagi teman-temannya khusus di kelas, menghormati dan menghargai guru-guru dan pegawai,
menjaga nama baik sekolah dan Yayasan Mardi Wiyata, tidak terlambat, serta displin
dalam semua tugas yang diberikan oleh guru mata pelajaran. (Adrianus Bareng_Kontributor/red)
0 Comments