Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Flores Timur pose bersama para penulis. (Foto: Dok. Agupena Flotim) |
Dalam sambutannya, Apolonia Corebima, menyampaikan terima
kasih kepada semua komponen yang berkolaborasi menyelesaikan Buku Asal Usul
Lewo. Proses penulisan buku Asal Usul Lewo, menurutnya, tidak mudah. Dijelaskannya,
sejak informasi dibuka April 2019, minat orang untuk menulis sangat kurang.
Batas akhir penulisan hingga bulan Juni, dan diperpanjang hingga Agustus belum
juga memberikan hasil yang memuaskan. Belum ada tulisan yang masuk. Awal
Oktober, diambil keputusan untuk menghubungi Agupena Flotim, dan dalam waktu
yang cukup singkat Agupena Flotim menunjukkan tanggung jawabnya hingga buku
dapat diselesaikan dan dicetak sebelum batas akhir yang disepakati bersama.
"Buku Asal Usul Lewo sesungguhnya mengajak semua kita
sebagai Anak Lamaholot untuk melihat kembali eksitensi sebuah lewo atau kampung
sebagai sebuah persekutuan awal yang kecil lalu berkembang karena proses
pernikahan, dan juga adanya pendatang, membina kerukunan dalam sebuah tantanan
sosial yang sederhana namun tetap ditaati, membangun relasi dan interksi dengan
lewo lainnya dalam memenuhi kebutuhan. Lewo sebagai cikal bakal desa dan
kelurahan yang ada sekarang sesungguhnya adalah tempat tumbuh dan berkembannya
kesadaran kehidupan bersosial dan mencari solusi atas persoalan -persoalan yang
ada, menggiatkan ritual-ritual demi menjunjung dan memuliakan Lera Wulan Tanah
Ekan. Buku ini belum mengakomodir cerita asal usul lewo-lewo secara keseluruhan
di Kabupaten Flores Timur, untuk itu besar harapan kita agar ke depan dapat
disusun kembali buku cerita Asal Usul Lewo yang lebih lengkap pada edisi
selanjutnya. Akhirnya, buku ini mengajak dan mengajarkan kita untuk selalu
merasa kuat dan yakin saat niku kola (melihat ke belakang, ke budaya kita)
dengan ike kewaat (kekuatan) dari lewo kita, untuk secara optimis lage ae
(melangkah maju) membangun lewo belen (kampung besar) Flores Timur,” jelas
Apolonia.
Apolonia Corebima ketika memberikan sambutannya. (Foto: Dok. Agupena Flotim) |
“Tutur lisan bisa jadi terlupakan, tulisan akan kekal. Agupena
Flores Timur sebagai pihak yang dipercayakan menulis buku Asal Usul Lewo, turut
berbangga dengan lahirnya karya monumental ini. Kiranya buku syarat nilai
Kelamaholotan ini bermanfaat bagi segenap pembaca. Setelah peluncuran hari ini,
buku akan didistribusikan ke lembaga terkait, di antaranya Perguruan Tinggi,
Sekolah, Desa dan Taman Bacaan Masyarakat (TBM), dan media. Akan ada 300 titik
distribusi, sesuai jumlah buku yang dicetak yang diseleksi Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan dengan Agupena Flotim,” kata Maksi.
Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Flores Timur pose bersama perwakilan peserta. (Foto: Dok. Agupena Flotim) |
0 Comments