TTS,
CAKRAWALANTT.COM – Ada pemandangan menarik di salah satu sisi SMA
Kristen Kapan, Desa Obesi, Kecamatan Mollo Utara, Kabupaten TTS. Tepat di
bagian belakang pintu gerbang terdapat sebuah kalimat yang bersumber dari
Alkitab, yaitu 'Jadilah garam dan terang dunia'. Ditemui di ruang kerjanya,
Rabu (4/9/2019), Kepala SMA Kristen Kapan, Yefriana A.D Boimau, S.Pd.,mengungkapkan,
tulisan tersebut dibuat sebagai motivasi bagi para guru dan siswa untuk
menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka masing-masing secara baik.
Ditambahkannya, seorang guru
harus menjadi garam dan terang bagi anak didiknya. Menjadi garam berarti mampu
mengubah siswa ke arah yang lebih baik, terutama dalam sikap dan perbuatan.
Sementara menjadi terang berarti mampu membawa anak murid dari ketidaktahuan
kepada terang ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan.
"Para guru harus membawa
berkat bagi para siswa agar bisa meraih cita-cita mereka, karena kehadiran kami disini diutus untuk mengimplementasikan ilmu
yang telah kami miliki," tuturnya.
Tak hanya tentang ilmu
pengetahuan, Yefriana juga mendorong para guru untuk selalu menanamkan
integritas atau karakter dalam diri siswa. Proses penanaman nilai-nilai moral
tidak cukup hanya dengan kata-kata. Harus ada teladan sehingga nilai-nilai itu
benar-benar tumbuh dan berkembang dalam diri anak.
"Guru harus mendidik anak
untuk lebih dulu mengenal Kristus dan memiliki sifat-sifat Kristus. Karena Dia
adalah sumber dari segala sumber ilmu dan kebijaksanaan," tutur Yefriana.
Hal itu sejalan dengan visi sekolah, yakni Menghasilkan lulusan yang beriman,
berprestasi dan berakhlak mulia dalam menghadapi persaingan global.
Dirinya yakin bahwa jika semua
guru bekerja dengan baik dalam terang iman seperti yang tertulis di balik pagar
sekolah maka sekolah akan berkembang menjadi lebih maju. Sejauh ini, SMA Kristen
Kapan sudah cukup berkembang. Sekolah tersebut sudah terakreditasi A.
Murid-murid juga terus bertambah. Ketika ia menerima mandat menjadi kepala SMA
Kristen Kapan pada tahun 2011, jumlah murid hanya 147 orang. Kini jumlah murid
sudah meningkat pesat. Jumlahnya adalah 657 orang. Itu semua, kata Yefriana,
bisa tercapai karena kerja keras dan kerja sama banyak pihak, terutama para
guru.
Yefriana juga menjelaskan bahwa
meski jauh dari Ibu Kota Provinsi, SMA Kristen Kapan menjalankan dengan sungguh
amanat Gubernur NTT, Viktor Laiskodat, tentang penggunaan bahasa Inggris pada
hari Rabu. "Kami selalu menggunakan dua bahasa atau bilingual pada hari
Rabu, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris."
Meski sudah terakreditasi A dan
sudah berkembang maju, Yefriana tetap mengingatkan para guru untuk tetap
bekerja keras membangun generasi muda TTS agar bisa bersaing di level regional,
nasional, maupun internasional. Semuanya harus selalu berada dalam semangat
Garam dan Terang Dunia. (Lenzho/red)
0 Comments