Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Selamat Pagi,
Salam Damai Sejahtera untuk kita semua,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan
Yang saya hormati, Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota
Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia;
Yang saya hormati, Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia;
Yang saya hormati, Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota
Lembaga-Lembaga Negara;
Yang saya hormati Bapak BJ Habibie, Presiden Republik Indonesia
Ketiga;
Yang saya hormati Ibu Hajah Megawati Soekarnoputri, Presiden
Republik Indonesia Kelima;
Yang saya hormati Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden
Republik Indonesia Keenam;
Yang saya hormati Bapak Try Sutrisno dan Bapak Hamzah Haz;
Yang saya hormati Bapak Boediono beserta Ibu Herawati Boediono;
Yang saya hormati Ibu Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid;
Yang saya hormati Bapak Kyai Haji Ma’ruf Amin, Wakil Presiden
Terpilih masa bakti 2019-2024;
Yang saya hormati sahabat saya Bapak Prabowo Subianto dan Bapak
Sandiaga Uno;
Yang saya hormati, Para Duta Besar Negara-Negara Sahabat dan
para Pimpinan Perwakilan Badan dan Organisasi Internasional;
Yang saya hormati para hadirin serta Saudarasaudara se-Bangsa
dan se-Tanah Air,
Pada kesempatan yang berbahagia ini saya ingin mengajak kita
semua untuk meneguhkan semangat para pendiri bangsa kita, bahwa Indonesia itu
bukan hanya Jakarta, bukan hanya Pulau Jawa. Tetapi, Indonesia adalah seluruh pelosok
tanah air, dari Sabang sampai Merauke dari Miangas sampai Pulau Rote.
Karena itulah pembangunan yang kita lakukan harus terus
Indonesia sentris yang dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat di
seluruh pelosok nusantara.
Indonesia Maju bukan hanya karya Presiden dan Wakil Presiden
bukan hanya karya lembaga eksekutif lembaga legislatif ataupun yudikatif saja.
Tetapi keberhasilan Indonesia juga karya pemimpin agama, budayawan dan para
pendidik. Keberhasilan Indonesia adalah juga karya pelaku usaha, buruh,
pedagang, inovator maupun petani, nelayan dan UMKM, serta karya seluruh anak
bangsa Indonesia.
Kecepatan kita dalam meraih cita-cita adalah peran besama. Peran
PDIP Golkar dan Nasdem, PKB dan PPP Perindo, PSI dan Hanura, PBB dan PKPI. Dan
jangan lupa juga peran Gerindra, PKS dan Demokrat serta PAN, Partai Berkarya
dan Partai Garuda.
Saya yakin jika kita sepakat dengan satu visi Indonesia Maju
kita mampu melakukan lompatan kemajuan, lompatan untuk mendahului kemajuan
bangsa lain. Sebagai Kepala Negara yang merangkap Kepala Pemerintahan. Sebagai
Presiden dalam sistem Presidensial yang dimandatkan konstitusi, saya mengajak
kita semua untuk optimis dan kerja keras. Sayalah yang memimpin lompatan
kemajuan kita bersama.
Saudara-saudara Sebangsa dan Setanah Air,
Saat ini kita berada dalam dunia baru dunia yang jauh berbeda
dibanding era sebelumnya. Globalisasi terus mengalami pendalaman yang semakin
dipermudah oleh revolusi industri jilid ke 4. Persaingan semakin tajam dan
perang dagang semakin memanas.
Antar negara berebut investasi, antar negara berebut teknologi,
berebut pasar, dan berebut orang-orang pintar. Antar negara memperebutkan
talenta-talenta hebat yang bisa membawa kemajuan bagi negaranya.
Dunia tidak semata sedang berubah tetapi sedang terdisrupsi. Di
era disrupsi ini kemapanan bisa runtuh ketidakmungkinan bisa terjadi. Jenis
pekerjaan bisa berubah setiap saat, banyak jenis pekerjaan lama yang hilang.
Tetapi juga makin banyak jenis pekerjaan baru yang bermunculan.
Ada profesi yang hilang, tetapi juga ada profesi baru yang
bermunculan. Ada pola bisnis lama yang tiba-tiba usang dan muncul pola bisnis
baru yang gemilang dan mengagumkan. Ada keterampilan mapan yang tiba-tiba tidak
relevan dan ada keterampilan baru yang meledak yang dibutuhkan.
Arus komunikasi dan interaksi yang semakin mudah dan terbuka
harus dimanfaatkan dan sekaligus diwaspadai. Pengetahuan dan pengalaman yang
positif jauh lebih mudah sekarang ini kita peroleh.
Tetapi kemudahan arus komunikasi dan interaksi juga membawa
ancaman: ancaman terhadap ideologi kita Pancasila, ancaman terhadap adab sopan
santun kita, ancaman terhadap tradisi dan seni budaya kita, serta ancaman
terhadap warisan kearifan-kearifan lokal bangsa kita.
Dalam bidang pertahanan-keamanan kita juga harus tanggap dan
siap. Menghadapi perang siber. Menghadapi intoleransi, radikalisme, dan
terorisme. Serta menghadapi ancaman kejahatan-kejahatan lainnya baik dari dalam
maupun luar negeri yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa kita. Indonesia
tidak takut terhadap keterbukaan. Kita hadapi keterbukaan dengan kewaspadaan.
Kewaspadaan terhadap ideologi lain yang mengancam ideologi
bangsa. Kewaspadaan terhadap adab dan budaya lain yang tidak sesuai dengan
kearifan bangsa kita. Kewaspadaan terhadap apapun yang mengancam kedaulatan
kita.
Indonesia tidak takut terhadap persaingan. Kita hadapi
persaingan dengan kreativitas, inovasi, dan kecepatan yang kita miliki. Karena
itu tidak ada pilihan lain, kita harus berubah. Cara-cara lama yang tidak kompetitif
tidak bisa diteruskan. Strategi baru harus diciptakan. Cara-cara baru harus
dilakukan.
Kita tidak cukup hanya lebih baik dari sebelumnya. Tetapi kita
harus lebih baik dari yang lainnya. Sekali lagi, kita tidak cukup hanya lebih
baik dari sebelumnya. Tetapi kita harus lebih baik dari yang lainnya.
Dalam kompetisi global yang ketat berebut pengaruh berebut pasar
berebut investasi. Kita harus lebih cepat dan lebih baik dibandingkan
negara-negara lain. Kita harus lebih cepat dan lebih baik dibanding negara-negara
tetangga.
Investasi harus membuka lapangan kerja baru harus menguntungkan
bangsa kita. Langkah demi langkah tidak lagi cukup, lompatan demi lompatan yang
kita butuhkan. Lambat asal selamat tidak lagi relevan, yang kita butuhkan
adalah cepat dan selamat.
Dalam situasi dunia yang penuh persaingan misi untuk ikut
membangun tatanan dunia yang lebih baik tidak boleh diabaikan. Kontribusi pada
perdamaian dunia harus kita lanjutkan. Kontribusi pada kesejahteraan dunia
harus kita tingkatkan. Inisiatif kolaborasi dan kerjasama pembangunan dunia
harus kita kembangkan. Kemanusiaan harus tetap menjadi ruh politik luar negeri
Indonesia.
Dunia yang kita huni bersama tidak selamanya mulus dan stabil.
Tidak semuanya selalu pasti dan tidak selalu terduga sebelumnya. Kita sedang
menghadapi dinamika ekonomi global yang terus bergejolak dan menghadapi
perubahan geopolitik.
Krisis ekonomi melanda beberapa belahan dunia, krisis iklim
mengancam dunia kerusakan lingkungan menjadi ancaman kita bersama. Ring of fire
yang melingkari wilayah Indonesia bisa menghadirkan bencana tanpa kita duga
sebelumnya.
Hampir seluruh wilayah Indonesia merupakan wilayah rentan
bencana. Gempa bumi, tanah longsor, gunung meletus, tsunami, kebakaran hutan,
banjir.
Oleh karena itu sikap sigap dan waspada menghadapi
ketidakpastian sangatlah penting! Kapasitas kita dalam mengelola risiko
menghadapi gejolak ekonomi global mengelola bencana yang tidak terduga harus
kita perkuat.
Pembangunan kita harus sensitif terhadap berbagai risiko.
Infrastruktur harus disiapkan mendukung mitigasi risiko bencana. Masyarakat
juga harus waspada dan sadar risiko.
Saudara-saudara sebangsa dan setanah air yang saya banggakan,
Kita butuh ilmu pengetahuan dan teknologi yang membuat kita bisa
melompat dan mendahului bangsa lain. Kita butuh terobosan-terobosan jalan
pintas yang cerdik yang mudah yang cepat. Kita butuh SDM unggul yang berhati
Indonesia, berideologi Pancasila.
Kita butuh SDM unggul yang toleran yang berakhlak mulia. Kita
butuh SDM unggul yang terus belajar bekerja keras, berdedikasi. Kita butuh
inovasi-inovasi yang disruptif yang membalik ketidakmungkinan menjadi peluang.
Yang membuat kelemahan menjadi kekuatan dan keunggulan. Yang
membuat keterbatasan menjadi keberlimpahan. Yang mengubah kesulitan menjadi kemampuan.
Yang mengubah tidak berharga menjadi bernilai untuk rakyat dan bangsa.
Berbekal inovasi, kualitas SDM, dan penguasaan teknologi kita
bisa keluar dari kutukan sumber daya alam. Memang negara kita ini kaya Bauksit,
batubara, kelapa sawit, ikan, dan masih banyak lagi. Tapi tidak cukup di situ.
Kalau kita melakukan hilirisasi industri kita pasti bisa melompat lagi.
Kita bangun industri pengolahan bauksit sehingga impor alumina
tidak perlu dilakukan. Kita bangun hilirisasi industri batubara menjadi (Dimethyl
Ether) DME sehingga kita bisa mengurangi impor jutaan ton LPG setiap tahunnya.
Kita bangun hilirisasi industri nikel menjadi ferro nikel sehingga nilai tambah
nikel kita akan meningkat 4 kali lipat.
Kita harus berani memulai dari sekarang beberapa lompatan
kemajuan sudah kita lakukan. Kita sudah mulai dengan program B20, akan masuk ke
B30 campuran solar dengan 30 persen biodiesel. Tapi kita bisa lebih dari itu
kita bisa membuat B100.
Kita sudah memproduksi sendiri avtur hingga tidak impor avtur
lagi. Tapi kita bisa lebih dari itu, kita bisa ekspor avtur, kita juga ingin
produksi avtur berbahan sawit. Kita sudah mulai membuka ruang pengembangan
mobil listrik tapi kita ingin lebih dari itu, kita ingin membangun industri
mobil listrik sendiri.
Kita harus berani melakukan ekspansi tidak hanya bermain di
pasar dalam negeri. Produk-produk kita harus mampu membanjiri pasar regional
dan global, itu yang harus kita wujudkan. Pengusaha-pengusaha dan BUMN-BUMN
kita harus berani menjadi pemain kelas dunia. Itu yang harus kita lakukan.
Talenta-talenta kita harus memiliki reputasi yang diperhitungkan
di dunia internasional itu yang harus kita siapkan. Sekali lagi kita harus
semakin ekspansif, from local to global.
Jika kita, kita semua, segera serius berbenah bersama, saya
yakin kita akan mampu melakukan lompatan-lompatan kemajuan secara signifikan.
Momentumnya adalah sekarang tatkala kita antara 2020 hingga 2024, berada di
puncak periode bonus demografi.
Jika kita lebih fokus mengembangkan kualitas SDM dan menggunakan
cara-cara baru maka saya yakin bonus demografi menjadi bonus lompatan kemajuan.
Lembaga pendidikan dan lembaga pelatihan harus kita dukung untuk
melakukan pembenahan secara besar-besaran agar mampu menghadapi perubahan.
Persaingan dunia yang semakin ketat dan disrupsi di berbagai bidang,
membutuhkan kualitas SDM yang tepat.
Kita butuh SDM yang berbudi pekerti luhur dan berkarakter kuat.
Kita butuh SDM yang menguasai ketrampilan dan menguasai ilmu pengetahuan masa
kini dan masa depan.
Pendidikan harus berakar pada budaya bangsa memperjuangkan
kepentingan nasional dan tanggap terhadap perubahan dunia. Keluarga dan lembaga
pendidikan menempati peran sentral dalam pendidikan anak-anak kita. Budi
pekerti sopan santun toleransi dan kedisiplinan termasuk kebiasaan mengantri
dengan sabar dan teratur harus kita tanamkan sejak dini.
Biasa mandiri percaya diri gotong royong dan saling peduli harus
kuat ditanamkan dalam pendidikan dasar kita. Mencari sumber belajar sendiri,
berpikir kritis, dan tidak mudah terhasut problem solving harus sudah tertanam
kuat pada pendidikan menengah kita.
Ketrampilan vokasional yang akan dibutuhkan pasar the emerging
skills harus sudah dilatihkan sejak pendidikan menengah ini. Untuk tingkat
pendidikan tinggi kita harus berani mencanangkan target tinggi. bahwa SDM
lulusan pendidikan tinggi kita harus kompetitif di tingkat regional dan global.
Pertama, SDM kita harus kompetitif dalam karakter yaitu pekerja
keras jujur kolaboratif solutif dan enterpreneurship.
Kedua, SDM kita harus kompetitif dalam penguasaan ilmu
pengetahuan dan ketrampilan yang menguasai the emerging skills yang mampu
mengisi the emerging jobs dan inovatif dan membangun the emerging business.
Namun, untuk mencetak SDM yang pintar dan berbudi pekerti luhur
harus didahului oleh SDM sehat dan kuat. Kita turunkan angka stunting sehingga
anak-anak kita bisa tumbuh menjadi generasi yang premium.
Kita perluas akses kesehatan dengan pemanfaatan teknologi dan
pembangunan infrastruktur dasar ke seluruh pelosok tanah air. Kita tingkatkan
kualitas kesehatan dengan pengembangan inovasi dan budaya hidup sehat.
Hadirin yang Berbahagia,
Saya sangat menyadari bahwa strategi tersebut membutuhkan
ekosistem politik, ekosistem hukum, kosistem sosial yang kondusif. Kita butuh
untuk terus melakukan deregulasi penyederhanaan dan konsistensi regulasi. Kita
harus terus melakukan debirokratisasi penyederhanaan kerja, penyederhanaan
proses yang berorientasi pada pelayanan.
Kita harus terus mencegah korupsi tanpa mengganggu keberanian
berinovasi. Kita harus memanfaatkan teknologi yang membuat yang sulit menjadi
mudah dan yang rumit menjadi sederhana.
Reformasi perundang-undangan harus kita lakukan secara
besar-besaran Saya mengajak kita semua pemerintah DPR DPD dan MPR juga Pemda
dan DPRD untuk melakukan langkah-langkah baru.
Kita tidak boleh terjebak pada regulasi yang kaku yang
formalitas yang ruwet yang rumit yang basa-basi yang justru menyibukkan yang
meruwetkan masyarakat dan pelaku usaha. Ini harus kita hentikan.
Kita tidak bisa membiarkan regulasi yang menjebak kita
menakut-nakuti kita yang justru menghambat inovasi. Ini harus dibongkar sampai
ke akar-akarnya. Regulasi yang tidak sesuai dengan perkembangan zaman harus
dihapus. Regulasi yang tidak konsisten dan tumpang tindih antara satu dan
lainnya harus diselaraskan, disederhanakan, dan dipangkas.
Namun demikian, kita juga harus tanggap terhadap tantangan baru
yang belum diatur dalam peraturan perundang-undangan. Pemanfaatan teknologi
yang merusak keadaban bangsa, yang membahayakan persatuan dan kesatuan, yang
membahayakan demokrasi, harus kita atur secara terukur.
Kita harus siaga menghadapi ancaman kejahatan siber termasuk
kejahatan penyalahgunaan data. Data adalah jenis kekayaan baru bangsa kita,
kini data lebih berharga dari minyak. Karena itu kedaulatan data harus
diwujudkan hak warga negara atas data pribadi harus dilindungi. Regulasinya
harus segera disiapkan tidak boleh ada kompromi!!
Sekali lagi, inti dari regulasi adalah melindungi kepentingan
rakyat, serta melindungi kepentingan bangsa dan negara. Regulasi harus
mempermudah rakyat mencapai cita-citanya. Regulasi harus memberikan rasa aman.
Dan regulasi harus memudahkan semua orang untuk berbuat baik, mendorong semua
pihak untuk berinovasi menuju Indonesia Maju.
Oleh karena itu ukuran kinerja para pembuat peraturan
perundang-undangan harus diubah. Bukan diukur dari seberapa banyak UU, PP,
Permen atau pun Perda yang dibuat. Tetapi sejauh mana kepentingan rakyat,
kepentingan negara dan bangsa bisa dilindungi.
Saya ingatkan kepada jajaran eksekutif agar lebih efisien. Untuk
apa studi banding jauh-jauh sampai ke luar negeri padahal informasi yang kita
butuhkan bisa diperoleh dari smart phone kita.
Ukuran kinerja para penegak hukum dan HAM juga harus diubah
termasuk kinerja pemberantasan korupsi. Penegakan hukum yang keras harus
didukung. Penegakan HAM yang tegas harus diapresiasi. Tetapi keberhasilan para
penegak hukum bukan hanya diukur dari berapa kasus yang diangkat dan bukan
hanya berapa orang dipenjarakan.
Harus juga diukur dari berapa potensi pelanggaran hukum dan
pelanggaran HAM bisa dicegah, berapa potensi kerugian negara yang bisa
diselamatkan. Ini perlu kita garis bawahi. Oleh sebab itu manajemen tata kelola
serta sistemlah yang harus dibangun. Sekali lagi manajemen tata kelola serta sistemlah
yang harus dibangun.
Demikian pula ukuran kinerja aparat pengawasan dan birokrasi
pelaksana. Tata kelola pemerintahan yang baik bukan diukur dari prosedur yang
panjang dan prosedur ketat.
Tetapi tata kelola pemerintahan yang baik tercermin dari prosedur
yang cepat dan sederhana, yang membuka ruang terobosan-terobosan, dan mendorong
lompatan-lompatan.
Orientasi kerja pemerintahan, orientasi kerja birokrasi
pelaksana, orientasi kerja birokrasi pengawas, haruslah orientasi pada hasil.
Sekali lagi harus berorientasipada hasil.
Realisasi anggaran bukan diukur dari seberapa banyak anggaran
yang telah dibelanjakan tetapi diukur dari seberapa baik pelayanan kepada
masyarakat, seberapa banyak kemudahan diberikan kepada masyarakat.
Kemudian ukuran akuntabilitas pemerintahan jangan dilihat dari
seberapa banyak formulir yang diisi dan dilaporkan tetapi seberapa baik produk
yang telah dihasilkan.
Anggaran negara harus sepenuhnya didedikasikan untuk rakyat.
Pemanfaatan teknologi terbaru telah membuka peluang untuk mempermudah hal-hal
yang dulu sulit, untuk mempermurah hal-hal yang dulu mahal, dan mempercepat
hal-hal yang dulu lamban dan lama.
Penyederhanaan prosedur dan pemanfaatan teknologi baru dalam
bekerja harus pula disertai dengan penyederhanaan organisasi. Organisasi yang
tumpang tindih fungsinya harus digabung. Pekerjaan administrasi yang bisa
dilakukan oleh komputer, dan oleh kecerdasan buatan Artificial Intelligence,
harus mulai dilepas.
Oleh karena itu jumlah organisasi dan jumlah aparat yang tidak
efisien dan tidak relevan harus mulai dipangkas. Dan tentu saja peningkatan
kualitas dan kultur aparat mulai dari aparat negara, birokrat, TNI dan Polri
dan pejabat BUMN, juga harus segera berubah. Harus segera berubah!
Kita tidak kompromi aparat yang mengingkari Pancasila. Kita
tidak kompromi aparat yang tidak melayani yang tidak turun ke bawah. Sebaliknya
kita cari kita apresiasi aparat yang selalu menebarkan optimisme, yang
melakukan smart shortcut dan yang sepenuh hati melayani rakyat.
Saudara-saudara sebangsa dan setanah air yang saya banggakan,
Pada kesempatan yang bersejarah ini. Dengan memohon ridho Allah
SWT, dengan meminta izin dan dukungan dari Bapak Ibu Anggota Dewan yang
terhormat, para sesepuh dan tokoh bangsa terutama dari seluruh rakyat
Indonesia, dengan ini saya mohon izin untuk memindahkan ibu kota negara kita ke
Pulau Kalimantan. Ibukota yang bukan hanya simbol identitas bangsa, tetapi juga
representasi kemajuan bangsa. Ini demi terwujudnya pemerataan dan keadilan
ekonomi. Ini demi visi Indonesia Maju. Indonesia yang hidup selama-lamanya.
Dirgahayu Republik Indonesia!
Dirgahayu Negeri Pancasila!
SDM Unggul, Indonesia Maju!
Merdeka!
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Om Shanti Shanti Shanti Om,
Namo Buddhaya.
Jakarta, 16 Agustus 2019
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
JOKO WIDODO
Sumber teks dan foto: Brilio.net
0 Comments