Lembata, CAKRAWALANTT.COM - Peduli sesama adalah
budaya asli masyarakat kita. Membantu orang lain adalah salah satu dari bentuk
kepedulian. Hal tersebut merupakan sikap terpuji yang patut diacungi jempol. Apalagi
orang yang dibantu adalah mereka yang benar-benar membutuhkannya.
Hal di atas berbanding
terbalik dengan kenyataan saat ini. Membantu sesama saat ini sangatlah langka.
Kalaupun membantu, bantuan tersebut bukanlah tanpa pamrih. Fenomena ini hampir
terjadi di berbagai daerah. Budaya abai cenderung menonjol dibandingkan peduli.
Adalah Yoseph Orem
Blikololong, pria berdarah Lembata ini menampakkan kembali budaya asli
masyarakat, budaya peduli sesama. Menjalani hari-harinya sebagai seorang
pemulung, tidaklah menyurutkan semangatnya dalam membantu sesama.
“Kita tahu kita sedang
susah penuhi kebutuhan ini itu, namun saat membantu sesama dan mereka bahagia,
kesusahan hidup terasa berkurang,” ungkap Yoseph.
Menurutnya, tak perlu
menunggu kaya untuk bisa berbagi dengan sesama. Suatu yang luar biasa bisa
dirasakan jika orang yang dibantunya bahagia dengan apa yang ia lakukan.
Membantu sesama adalah perbuatan yang sangat mulia kalau dilakukan dengan
keikhlasan hati dan tidak mengharapkan apa pun.
BANGUN
DUA SEKOLAH GRATIS
Berawal dari perjumpaannya
dengan anak-anak di sepanjang jalan saat memulung, keprihatinan pria kelahiran Lembata,
30 Oktober 1959 ini muncul. Ia prihatin karena
anak-anak tersebut justru tidak bersekolah pada masa di mana mereka harus
mengenyam bangku pendidikan.
Alasan utama yang ia
temukan dari hampir semua anak adalah kurang mampunya orang tua mereka
membiayai sekolah. Hal inilah yang menyebabkan pemulung yang memulai karirnya
di Kupang sejak 2004 ini bertekad bulat untuk mendirikan sekolah gratis.
“Saya prihatin dengan
mereka, mereka masih anak-anak,” ungkap Sarjana Hukum lulusan Universitas
Kristen Artha Wacana Kupang tahun 2017 ini.
Tekad tersebut kemudian
dibicarakan bersama istri tercintanya, Tervina Yuningsih Maakh. Awalnya sang
istri menolak saat tahu suaminya hendak mendirikan Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD), mengingat sulitnya kehidupan mereka.
Dengan tetap sabar dan
terus memberikan pengertian, ayah enam anak ini akhirnya mampu membuat Tervina luluh.
Di tahun 2008, bermodalkan ruang tamu
berukuran 4,5 m x 3 m yang dibagi menjadi dua ruang kelas, PAUD Peduli Kasih
yang beralamat di KM 6 Jalan Timor Raya, Kompleks STIBA Mentari, RT. 10/RW.04, Kelurahan Oesapa Barat, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang berhasil
dibangun. Tervina pun menjadi salah satu guru PAUD tersebut.
Keinginannya untuk terus
membantu sesama semakin tampak saat ia mendirikan sebuah SMP di tahun 2012. Pendirian
SMP yang diberi nama SMP Surya Mandala ini pun tidaklah mudah, semuanya melalui
perjuangan ekstra.
“Awalnya juga sulit,
tapi untuk membantu sesama, pasti ada jalan,” kata Yoseph.
Dengan menggadaikan
sertifikat rumah, Yoseph bisa membeli perlengkapan operasional dan menyewa satu
gudang untuk ruang belajar SMP. Berkat
doa dan perjuangannya, pemerintah akhirnya menaruh perhatian. Tahun 2014 SMP
Surya Mandala mendapat Dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) dan dipergunakan
untuk membayar sewa gedung. Sementara
itu, anak-anak tetap gratis bersekolah.
MEMBAGI
BERKAT TUHAN BAGI SESAMA
Hingga kini, Yoseph tetap bergelut dalam memulungnya. Tiap pagi ia masih dengan rutinitas yang sama. Bangun dari tidurnya, pergi ke jalan-jalan Kota Kupang untuk memungut sampah yang akhirnya dapat menjadi berkat untuk sesama.
Hingga kini, Yoseph tetap bergelut dalam memulungnya. Tiap pagi ia masih dengan rutinitas yang sama. Bangun dari tidurnya, pergi ke jalan-jalan Kota Kupang untuk memungut sampah yang akhirnya dapat menjadi berkat untuk sesama.
Baginya, memulung adalah
pekerjaan halal. Hasil dari memulung adalah berkat dari Tuhan. Berkat tersebut
haruslah pula disisihkan walaupun sedikit untuk kebahagiaan sesama yang
membutuhkan.
“Siapapun orangnya jika
memperoleh berkat dari Tuhan, gunakanlah itu untuk membahagiakan sesama,
terutama mereka yang membutuhkannya. Saya hanyalah pemulung yang mencoba membagi
berkat Tuhan. Jika diberi lebih saya akan gunakan untuk kebahagiaan sesama,” tutup Yoseph. (RZ)
0 Comments