Tim Literasi Digital Nasional berpose bersama Pres' dan Wapres' Komunitas Secangkir Kopi Kupang |
Terlepas
dari aspek kemudahan, kecanggihan dan kecepatan sebagai dampak positifnya,
perkembangan internet dalam era digital juga membawa dampak negatif. Secara
umum dampak negatif ini sangat rentan mempengaruhi martabat kedirian dan
kehidupan generasi muda zaman ini. Munculnya
beragam kasus online pornografi dan cybercrime, munculnya komunitas Lolly Candy Group yaitu komunitas yang memanfaatkan
foto-foto dan video anak untuk kepentingan yang negative, cyber bullyng, cyber crime,
adiksi terhadap pornografi dan games
online dan beragam contoh kasus lainnya adalah bukti nyata sangat rentannya pengaruh negatif perkembangan
modernisasi internet terhadap dunia anak.
Terkait dengan fenomena ini maka
semua pihak punya kepentingan untuk meminimalisir dampak negative perkembangan
dunia internet. Salah satunya seperti yang akan diselenggarakan Yayasan SEJIWA,
ICT Watch dan ECPAT Indonesia. Ketiga komunitas yang kompeten dalam dunia
digital ini akan menyelenggarakan rangkaian kegiatan berupa pilot project di 5 wilayah di Jakarta dan 7 kota lainnya di wilayah
Indonesia salah satu diantaranya yaitu di kota Kupang. Pilot project ini
mengusung judul Smart School Online
(SSO) dengan sasaran tujuannya yaitu untuk mempersiapkan anak-anak, guru dan
orangtua dan masyarakat luas agar dapat menghadapi berbagai rintangan di era
digital sekaligus untuk menumbuhkan kesadaran mengenai berbagai bahaya yang
dapat terjadi dalam dunia internet.
Untuk wilayah Kota Kupang kegiatan ini akan dilaksanakan di dua
tempat yaitu di SMK 3 Kota Kupang dan Hotel Swiss Bell In Kristal mulai tanggal
14 sampai 16 Maret 2018. Kegiatan berskala nasional ini juga akan menggandeng
beberapa komunitas lokal sebagai koordinator dan fasilitatornya, salah satunya
adalah Komunitas Secangkir Kopi Kupang.
Menurut salah satu koordinator kegiatan ini dan juga merupakan
“Wakil Presiden” Komunitas Secangkir Kopi (KSK) Kupang, Marianus Seong Ndewi,
S.Pd, M.Pd, ketika ditemui diselah-selah pertemuan pertama para koodinator dan
fasilitator di Taman Dewa Kota Kupang mengatakan bahwa kegiatan literasi digital ini merupakan
kegiatan pertama di kota Kupang. Kegiatan ini juga banyak manfaatnya sehingga
perlu diakomodir. Selama ini memang sudah banyak digelar berbagai seminar atau workshop tentang literasi tapi
belum secara komprehensif mendalami
aspek literasi digitalnya. Padahal zaman ini sudah menuntut kita menggunakan
produk-produk digital. Namun bukan berarti seminar literasi digital lebih
penting dari seminar-seminar literasi lainnya tetapi sebagai bentuk
penyempurnaannya. Hal ini aktual dan kontekstual untuk disosialisasikan jika melihat
perkembangan dunia informasi dan komunikasi zaman ini yang makin canggih dengan
segala tawaran produknya baik yang negatif maupun positif. Sehingga menurut
Seong, sosialisasi ini merupakan langkah preventif dan edukatif sebagai bentuk
penyadaran yang produktif.
“Sosialisasi literasi digital ini merupakan salah satu langkah
preventif dan edukatif untuk menyadarkan dampak positif dan negatif dunia
internet sekaligus meminimalisir dampak-dampak negatif yang terjadi. Kami, kita
perlu menangkap peluang ini dengan motivasi yang besar secara khusus para
siswa, mahasiswa, guru, komunitas-komunitas kategorial yang notabene adalah agent of change. Jika selama ini kita sudah mendaratkan literasi
buku, budaya dan sejenisnya maka kali ini mari kita perkuat dengan literasi
digital karena semua sasaran literasi ini mengarah pada satu tujuan yang satu
dan sama, “pungkas alumnus Pascasarjana Universitas Widya Mandira Kupang ini.
Tanggapan positif terkait sosialisasi literasi digital di kota
Kupang juga senada diungkap “Presiden” Komunitas Secangkir Kopi Kupang,
Robertus El Bau, S.Fil. Menurut pria yang sering disapa El Ro, literasi digital
tidak terlepas dari kemampuan dasar manusia untuk menerima ilmu pengetahuan dan
informasi lewat membaca kemudian mengolah ilmu pengetahuan dan informasi
tersebut dalam bentuk tulisan, gambar, foto dan meme yang kemudian pula akan
melahirkan informasi baru bagi orang lain. Kecepatan jaringan informasi dalam
media digital seperti internet memudahkan manusia untuk cepat mengakses
informasi kemudian mereproduksi informasi baru. Apabila informasi yang diakses
benar maka ia akan mereproduksi informasi yang bukan hoax. Tetapi bila
sebaliknya maka dapat dibayangkan berapa banyak orang yang akan tersesat karena
mereproduksi informasi yang keliru. Oleh karena itu literasi digital sudah
seharusnya mulai disosialisasikan agar para pelaku digital atau dunia internet
memiliki kemampuan dasar tentang cara mengakses informasi yang sehat dan
mereproduksi informasi yang bermanfaat dalam bentuk tulisan, status FB, IG,
pesan WA ke warga net. Terkait dengan kegiatan ini mewakili teman-teman
komunitas dia mengucapkan banyak terima kasih kepada google, SEJIWA, ICT Watct,
ECPAT.
“Saya mewakili teman-teman komunitas mengucapkan terima kasih banyak
untuk semua narasumber yang mau mensosialisasikan literasi digital di NTT
khususnya di kota Kupang. Harapan kami semoga kegiatan ini mampu membuka
wawasan peserta didik, guru, orang tua dan para pegiat komunitas agar
memanfaatkan media internet secara baik dan benar untuk tujuan kegiatan yang
produktif, “tandas Alumnus STFK Ledalero ini.
Kegiatan yang direncanakan menampung 300 peserta untuk kelompok
peserta didik dan 300 peserta gabungan dari kelompok orang tua, para pendidik
dan anggota komunitas kategorial di Kota Kupang ini akan dimentori beberapa
narasumber handal berskala nasional antara lain dari Menkominfo, Siberkreasi,
RTIK, ICT Watch, ECPAT Indonesia dan SEJIWA. Setelah seminar hari pertama akan
dipilih 150 partisipan seminar yang berminat atau ditunjuk oleh institusinya
untuk mengikuti materi lanjutan pada hari kedua dan ketiga. Selain ilmu adapun bonus-bonus
menarik yang bisa diterima peserta antara lain E-Certificate, Tote Bag, Coffee Break dan Lunch. (Lamawato)
0 Comments