Himal Farid, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, sedang menandatangi prasasti Laboratorium Seni dan Budaya SMAN 1 Tasifeto Barat |
Belu, Cakrawala NTT - Himal Farid, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud,
meresmikan Laboratorium Seni dan Budaya SMAN 1 Tasifeto Barat (26/02/2018).
Laboratorium Seni dan Budaya SMAN 1 Tasifeto Barat adalah satu-satunya laboratorium seni dan budaya yang ada di Kabupaten Belu.
Himal Farid menegaskan bahwa SMAN 1 Tasbar mendapat bantuan laboratorium seni dan budaya setelah melewati tahapan seleksi yang ketat.
SMAN 1 Tasbar telah memenuhi beberapa kriteria diantaranya letaknya yang sangat
strategis, ketersediaan tenaga
seni yang handal, memiliki kompetensi pada bidang seni dan budaya, jumlah murid
yang memadai, dan komitmen sekolah untuk memanfaatkan laboratorium yanng tersedia.
Laboratorium seni dan budaya ini memiliki tiga fungsi yaitu, sebagai bioskop
mini, sebagai studio rekaman dan sebagai panggung pertunjukkan. Ketiga fungsi
ini bisa diakses baik oleh para murid maupun oleh masyarakat yang memiliki
minat pada bidang seni dan budaya.
Ada banyak sekolah yang berkeinginan memiliki
laboratorium seni dan budaya. Dari Kabupaten Belu, ada tiga sekolah yang sudah
mengajukan proposal tetapi pilihannya jatuh pada SMAN 1 Tasbar.
“Ini
tentunya setelah melewati proses seleksi yang panjang dan untuk yang belum
beruntung diharapkan tetap bersabar karena kesempatan pasti ada. Kementrian
selalu merespons proposal yang masuk. Jika proposal memenuhi syarat maka pasti
akan dapat bantuan laboratorium seni dan budaya. Di Indonesia baru ada 40 sekolah yang
sudah memiliki laboratorium seni dan budaya. Kementerian masih membuka kesempatan untuk
sekolah-sekolah yang belum memiliki
laboratorium seni dan budaya. Kriteria utamanya bukan dari potensi akademis
tetapi dari potensi seni dan budaya. Ada
banyak sekolah yang memeliki potensi akademis yang luar biasa tetapi tidak
termasuk dalam kategori karena parameter utamanya adalah potensi seni dan
budaya. SMAN 1 Tasbar telah tercatat sebagai sekolah yang memiliki potensi seni dan budaya. Laboratorium seni dan
budaya kiranya membantu meningkatkan kreativitas siswa dalam “mencipta”
sehingga suatu saat banyak mata yang
melihat sekolah ini sebagai salah satu sekolah yang produktif dalam
bidang seni dan budaya. Jika selama ini banyak siswa yang mendokumentasikan
karya-karya inovatifnya melalu handphone
maka sudah saatnya untuk mendokumentasikannya dengan menggunakan laboratorium
seni dan budaya. Laboratorium ini harus
digunakan secara maksimal. Lebih baik rusak karena sering dipakai daripada
rusak karena jarang dipakai, “ungkap
Himal Farid.
Untuk diketahui di NTT baru ada tiga sekolah yang
memiliki laboratorum seni dan budaya, yaitu SMAN 3 Kupang, SMA St Yosef Bajawa
dan SMAN 1 Tasifeto Barat. Dan untuk
SMAN 1 Tasbar, kepemilikan
laboratorium
ini harus menjadi kebanggaan sekolah karena nanti banyak mata yang tertuju ke
sekolah ini. Bupati Belu, Wibrodus Lay, dalam sambutannya mengatakan bahwa SMAN
1 Tasbar berada di posisi yang sangat strategis karena berdekatan dengan
kabupaten tetangga. Laboratorium seni dan budaya ini dapat menjadi daya tarik
untuk mengundang kabupaten tetangga untuk datang merasakan manfaat laboratorium
ini. Kehadiran laboratorium ini sesungguhnya sangat cocok dengan karakter orang
Belu yang suka ‘seni”. Selanjutnya Kepala Sekolah SMAN 1 Tasifeto
Barat, Yeremias Nana, SP.d
menegaskan bahwa kehadiran laboratorium ini sangat membantu peserta didik untuk
menggali potensi-potensi dalam bidang seni dan budaya yang mungkin selama ini
terpendam. Sekolah akan membentuk tim khusus untuk memaksimalkan penggunaan
fasilitas yang ccanggih ini. Kami akan mengirim guru-guru tertentu untuk
mengikuti pelatihan dengan harapan setelah
itu mereka akan mengelola laboratorium ini dengan baik. Para siswa akan
didorong untuk lebih kreatif, lebih berani berkreasi sehingga suatu saat banyak
karya-kaarya seni dari sekolah ini yang dipublikasikan dan akan ada banyak mata
yang tertuju ke SMAN 1 Tasbar. (Egi
Tantono)
0 Comments