Kota Kupang , Cakrawala
NTT-Kondisi gedung SMPN 17 Kota kupang yang terletak di Jln. Sikib, Kel.
Naioni, Kecamatan Alak, Kota
Kupang sangat memprihatinkan. Tembok di 2 ruang belajar yang
dipakai oleh siswa kelas VII dan ruang kantor bagi para
guru telah retak. Lantai di ruangan-ruangan tersebut pun telah retak.
Kepala SMPN 17 Kupang, Ryksyam Sandy, S.Pd, saat ditemui Cakrawala
NTT mengatakan bahwa dirinya berharap agar pemerintah Kota
Kupang dapat memberikan perhatian kepada sekolahnya melalui dana
DAK tahun 2018.
Ruang KTU SMPN 17 Kota Kupang |
“Ini supaya meminimalisir terjadinya hal-hal
yang tidak diinginkan oleh kita semua. Kita perlu menjaga agar bangunan ini tidak ambruk dan menimpa para murid, guru atau
juga masyarakat di sekitar. Saya sangat mengharapkan perhatian pemerintah, dalam hal ini melalui anggaran
untuk pembangunan ruang baru,” ungkap Sandy.
Kalau memang
dana untuk pembangunan gedung baru tidak mencukupi, lanjut Sandy, maka perlu ada pemutihan agar gedung tersebut dirobohkan saja demi meminimalisir hal-hal yang tidak diingkan. Ini perlu dilakukan karena
kondisi tanah di daerah tersebut labil dan kerusakan bangunan telah
mencapai angka di atas 70%.
“Jadi kalau memang ada bantuan, harus
disesuaikan dengan kondisi tanah. SMPN 17 ini berdiri di atas tanah yang labil maka tidak bisa kita samakan dengan sekolah lain yang kondisi tanahnya
stabil. Saya berharap agar ke depan bangunan
sekolah, khususnya sekolah negeri di Kota Kupang tidak ada lagi yang rusak
agar kenyamanan dalam menjalankan tugas sebagai pendidik maupun peserta didik tercapai,” tutur Sandy.
Lebih jauh, dirinya juga mengatakan bahwa saat musim hujan, halaman sekolah ini berlumpur dan digenangi oleh air sehingga para siswa tidak dapat melakukan apel pagi seperti biasanya. Selama ini langkah yang diambil untuk mengatasi hal adalah mengumpulkan semua siswa dalam satu ruangan guna memberikan arahan
sebelum memulai proses KBM. Dirinya berharap agar ke depan pihaknya juga bisa
mendapatkan lapangan yang baik sehingga para siswa dapat melaksanakan upacara bendera.
Kondisi ruang guru SMPN 17 Kota Kupang |
Terkait dengan berbagai kekurangan yang ada di SMPN 17 Kota Kupang tersebut, Sandy menuturkan bahwa upaya yang selama ini dilakukan ialah dengan menghubungi pihak dinas terkait maupun DPRD Kota Kupang agar dapat memperoleh perhatian. Ia mengakui bahwa selama menjadi kepala sekolah, bantuan bagi sekolahnya belum terlihat, namun dirinya terus melakukan pendekatan agar anggaran di tahun 2018 ini sekolahnya bisa memperoleh bantuan.
Walaupun memiliki berbagai kekurangan, SMPN 17 Kotan Kupang tidak berhenti
untuk berbenah diri. Selain disiplin dan tata administrasi yang
baik, Sandy juga berusaha menyadarkan para siswa untuk mencintai
lingkungan dengan cara bekerja sama dengan Dinas Kehutanan. Melalui “Gerakan Cendana Pelajar” para siswa mendapat anakan cendana untuk ditanam di lokasi yang masih
kosong. Di bulan Desember 2017, terdapat 5.000 anakan pohon cendana yang telah dibagikan kepada semua siswa.
Sementara
itu, kepala Tata Usaha (KTU) Sem Benu, SH, mengatakan bahwa saat musim hujan seperti ini, dirinya
bersama para guru meninggalkan ruang guru karena takut gedung tersebut rubuh.
“Kalau hujan lebat disertai angin, kami semua keluar dari ruangan kantor karena takut
gedung itu rubuh,” pungkasnya.
Salah satu ruang kelas di SMPN 17 Kota Kupang |
Benu pun berharap agar pemerintah bisa memberikan dana terkait dengan
penambahan ruang kelas dan ruang kantor yang baru.
Kadis
Pendidikan Pemuda dan Olahraga (PPO) Kota Kupang,
Filmon J. Lulupoi yang ditemui di ruang
kerjanya mengakui bahwa dirinya telah melihat kondisi
ruangan yang ada di SMPN 17 Kota Kupang. Dirinya berjanji akan mengupayakan dana agar bisa dibangun
gedung yang baru di sekolah tersebut.
Terkait
dengan pemutihan agar gedung tersebut dirubuhkan, Lulupoi mengatakan bahwa akan
mengkoordinasikan hal tersebut demi
mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
(Lenzo)
0 Comments