Kota Kupang, Cakrawala NTT - Dalam rangka memperingati Hari
Pendidikan yang jatuh pada tanggal 2 Mei 2017 lalu, Himpunan Mahasiswa Jurusan
(HMJ) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Universitas Nusa Cendana
(Undana) Kupang menggelar diskusi pendidikan yang bertema, “Peran Pendidikan
Tinggi dalam Membangun Pendidikan di NTT.” Diskusi ini dilaksanakan di aula BAK
lama Undana, Sabtu (6/5/2017).
Kegiatan yang dimoderatori oleh
Yustini Erlin Mali, S.Pd yang adalah alumni Undana dan Herman Efriyanto Tanouf
mahasiwa Undana tingkat akhir ini
berlangsung selama lima jam. Acara tersebut dibuka secara resmi oleh Dorkas Y.
A. Kalle, S.Pd.,M.Pd, mewakili Ketua Jurusan PPKn, DR. Leonard Lobo, M.Kes.
Dorkas dalam sambutanya berharap agar mahasiswa yang mengikuti kegiatan
tersebut tidak menganggapnya hanya sekedar sebuah rutinitas. Ia meminta
mahasiswa agar terus belajar dan berbenah sehingga bisa menjadi agen perubahan.
“Sebagai mahasiwa, kita harus kembali melihat diri kita, memperbaiki diri, dan belajar
lagi. Karena membutuhkan proses untuk dapat melakukan suatu perubahan atau
menjadi agen perubahan,” tutur Dorkas.
Kegiatan tersebut menghadirkan
dua nara sumber, yakni Dr. Dorkas Langgar, M.Pd, dosen jurusan PPKn, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Undana dan Umbu Jois imanuel Lata, ketua
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Undana.
Lebih lanjut, Dorkas Langgar dalam
materinya menekankan agar seorang calon guru dan guru mampu meningkatkat kompetensi
dan profesionalitas dalam memasuki dunia kerja. Hal senada diampaikan oleh Umbu. Ia mengharapkan
agar mahasiswa harus cerdas dalam menyikapi persoalan-persoalan di kampus
maupun di tengah masyarakat. Hal tersebut berkaitan dengan pengabdian kepada
masyarakat yang pada dasarnya berhubungan dengan tridharma perguruan tinggi.
Sementara itu, Media Pendidikan
Cakrawala NTT (MPC NTT) yang diundang untuk meliput kegiatan tersebut diberi
ruang untuk berbicara mengenai peran media dalam membangun pendidikan di NTT.
Ama Melvi yang hadir sebagai perwakilan MPC NTT menyampaikan bahwa dalam membangun NTT, pendidikan bukan hanya sekedar berperan,
tetapi sudah menjadi dasar dari segala hal. “Berbicara mengenai pembangunan di
NTT, pendidikan tidak hanya memainkan peran krusial, tetapi menjadi dasar dari
segalanya, termasuk pembangunan. Apa yang mau dibangun kalau tidak bisa
apa-apa; hal apa yang akan dilakukan, kalau kita tidak mengerti apa-apa. Itulah
sebabnya pemerintah menerapkan wajib belajar 9 tahun,” tuturnya.
Mengenai peran media dalam
membangun NTT, khususnya peran MPC NTT, Ama Melvi menjelaskan bahwa MPC NTT adalah
media pendidikan pertama dan satu-satunya yang ada di NTT. Media ini bergerak
menyiapkan generasi emas melalui literasi. “Selama ini kami berusaha membangun
pendidikan di NTT dengan mempersiapkan generasi emas melalui pelatihan menulis dan kampanye gemar membaca
di sekolah-sekolah, termasuk di kampus-kampus yang ada di NTT. Kami juga
memberi ruang khusus bagi masyarakat dan mahasiswa untuk menyuarakan kegalauan
mereka mengenai pendidikan di NTT. Rubrik Pena Mahasiswa dan Opini adalah
rubrik yang dipersiapkan khusus untuk maksud tersebut. Sementara rubrik Dunia
Kampus hadir untuk mempublikasikan semua kegaiatan-kegiatan di kampus,”
tambahnya.
Anjulin juga mengharapkan agar Undana
dapat melihat masalah-masalah konkret yang ada dan memberikan solusi-solusi terbaik demi
kemajuan masyarakat NTT.
Kegiatan yang dihadiri oleh lebih
dari 200 mahasiwa
jurusan PPKn Undana ini berlangsung dengan cukup alot. Mahasiswa
jurusan-jurusan lain pun diundang, namun terkendala waktu dan lain hal sehingga mereka tak sempat hadir.
(adj)
0 Comments