Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

Mencetak Generasi Terampil dan Pekerja Keras

Linda Hae bersama para guru dan peserta UN 2016 SDN Benu
Meski berdarah Sabu, Linda Christiani Hale, S.Pd tulus mengabdi di SD Negeri Benu dan SMPN 7 Takari Satap, Kabupaten Kupang. Mimpinya adalah mencetak generasi masa depan dengan keterampilan dan karakter kerja keras. Watak kerja keras itu, katanya, harus dimulai sejak dini. Karena itu, kepada siswa-siswi sekolah dipimpinnya, ia selalu mendorong dan mengontrol program Tanam Paksa Paksa Tanam yang telah dimulai oleh Bupati Kupang Ayub Titu Eki.

Menurut Linda, begitu ia biasa disapa, gerakan Tanam Paksa Paksa Tanam mempunyai manfaat yang amat besar bagi masyarakat Kabupaten Kupang. “Tanaman yang kita tanam sekarang akan memberi keuntungan ekonomi dan kelestarian lingkungan. Kita bisa dapatkan uang dari hasil penjualan buah atau kayu atau jenis tanaman sayur misalnya, tapi juga kita telah berpartisipasi dalam menjaga ekosistem lingkungan kita. Dengan itu, kita bisa terhindar dari panas terik dan menjaga sumber-sumber mata air sehingga tidak kering,” papar Linda bersemangat.

Di dua sekolah yang dipimpinnya, SDN Benu dan  SMPN 7 Takari Satap, suami dari Sukemi ini selalu menekankan pentingnya watak kerja keras. Di tengah persaingan global dengan semakin majunya perkembangan ilmu dan teknologi, watak kerja keras harus mulai dipupuk sejak dini. Karena jika itu dibiarkan, menurutnya, kita hanya akan menjadi sangat konsumtif. Tawaran dari berbagai produk teknologi, misalnya HP, TV, dsb, memenuhi ruang hidup kita setiap hari. Karena itu, kita mesti bijak menggunakannya. Asalkan untuk maksud yang baik, itu tidak menjadi masalah. Yang menjadi masalah justru ketika kita, terutama anak-anak pewaris masa depan bangsa, hanya menggunakan barang-barang tersebut untuk kesenangan sesaat lalu lupa tugas utamanya belajar. Linda menginginkan anak-anaknya tumbuh menjadi seorang yang terampil dn bekerja keras agar bisa mencapai kesejahteraan kelak.

Karena itu, melalui program Tanam Paksa Paksa Tanam ia mewajibkan siswa-siswinya untuk menanam tanaman baik di rumah (kebun) maupun di kebun sekolah. Kepada guru-guru juga diwajibkan hal yang sama. Selain mewajibkan siswa untuk tanam, ia juga bersama guru-guru aktif melakukan pengontrolan. “Jangan sampai ada yang hanya bilang sudah tanam tapi nyatanya belum. Atau hanya ditanam tapi tidak dirawat. Untuk inilah kami melakukan fungsi pengontrolan,” kata Linda.

Menyiram tanaman di kebun sekolah
Berkat semangatnya ini, di kebun sekolah SDN Benu yang berukuran kurang lebih 2 ha, bisa ditemukan segala macam tanaman baik kelapa, mangga, pisang, ubi, maupun berbagai sayur-sayuran. Tanaman itu untuk konsumsi para guru dan siswa serta ada yang dijual untuk membantu membiayai guru-guru honor. Baru-baru ini, Kabag Humas Kabupaten Kupang Stef Baha beserta Media pendidikan Cakrawala NTT menyambangi sekolah yang dipimpin Linda Christiani. Terlihat berbagai tanaman pohon dan sayur-sayuran memenuhi area yang menjadi kebun sekolah. Ada juga empat kolam ikan, dua kolam berisi ikan Mujair sedang dua laginya berisi ikan Lele. “Ikan-ikan ini akan dijual untuk menambah kas sekolah,” terang Linda sambil menunjuk ikan-ikan di dalam kolam. Ia juga melanjutkan bahwa program Tanam Paksa Paksa Tanam di daerah tersebut tidak sulit karena sumber airnya sangat melimpah. Total ada 13 mata air di daerah tersebut. “Alam sudah menyediakan semua sumber penghidupannya untuk kita. Kalau miskin, itu karena kita malas, bukan karena alamnya yang susah,” tegas Linda.
Linda Christiani Hae, S.Pd dalam kegiatan Tanam Paksa, 
Paksa Tanam di kebun sekolah di SD SMP Negeri 7 Takari

Motivasi untuk menanam dan bersekolah dilakukan tidak hanya di sekolah saja. Sebagai wakil ketua PKK sejak tahun 1999, ia aktif melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan bersama mereka melakukan berbagai kegiatan memanfaatkan hasil tanaman lokal seperti kelapa dan pisang. Atas kerja keras itu, mereka mendapat juara II dalam Lomba PKK desa pada tahun 2014 silam. Merekapun berhak atas satu mesin mol kelapa dan uang senilai Rp 1.950.000. Linda dan kawan-kawan juga berhasil mengukir prestasi dengan menjadi juara I dalam Lomba Paduan Suara tingkat kecamatan pada acara ulang tahun negara Republik Indonesia tahun lalu.

Saat ini, ibu empat orang anak ini juga menjabat sebagai ketua Koperasi Sukamaju Desa Benu. Koperasi yang berdiri tahun 2014 ini beranggotakan masyarakat setempat. Koperasi Sukamaju termasuk koperasi serba usaha. Melalui bantuan dari koperasi pusat, mereka sudah memiliki  dua buah mobil, salah satunya truk yang digunakan untuk segala jenis keperluan. Selain itu, ada juga mesin mol serbaguna seharga Rp 45 juta. “Ini semua digunakan untuk membangun semangat kerja yang produktif agar masyarakat bisa sejahtera,” terang Linda.

Selain itu, melalui mimbar gereja, anggota Majelis Gereja bukit Kasih Baumata Barat yang baru pensiun ini juga selalu menyuarakan semangat yang sama. “Doa dan kerja harus menjadi bagian dari semangat kita sebagai orang beragama,” katanya. Ya, Ora et labora.[ENS]

Post a Comment

0 Comments