THOMAS SOGEN: PTK BUKAN SATU-SATUNYA!

Sinun Petrus Manuk (Tengah, berkemeja putih) dan beberapa pembicara lainnya dalam seminar sehari yang diselenggarakan oleh Agupena, Sabtu 04/06/16.

Kota Kupang, Cakrawala NTT

Dalam rangka memperingati Hardiknas dan Harkitnas 2016, Asosiasi Guru Penulis (AGUPENA) wilayah NTT mengadakan seminar sehari dengan tema “Era Kebangkitan Menuju Guru Profesional.” Seminar yang berlangsung di Restaurant In and Out Kupang, Sabtu, 4/06/2016 tersebut dibuka secara resmi oleh Sinun Petrus Manuk, Kepala Dinas P & K Provinsi NTT dan diikuti oleh 125 guru yang berasal dari Kota Kupang dan Kabupaten Kupang.

Manuk dalam sambutannya mengapresiasi Agupena yang telah mengadakan kegiatan ini. Ia juga menantang Agupena untuk mengumpulan 1000 guru. “Saya selaku Kadis P & K Provinsi NTT akan mendatangkan pemateri dari Jakarta,” ungkap Manuk.

Thomas Sogen selaku ketua Agupena wilayah Provinsi NTT dalam sambutannya mengatakan bahwa fenomena yang terjadi di dunia pendidikan khususnya di sekolah-sekolah ialah seremonial yang bersifat hura-hura. Padahal menurutnya sekolah dan dunia pendidikan adalah academic society (masyarakat akademik) yang mestinya berfikir dan bertindak secara akademis. Lebih lanjut Ia menjelaskan bahwa PTK bersifat wajib karena isi dari PTK adalah pekerjaan sehari-hari para Guru. “Guru yang profesional tentu mengetahui secara persis masalah pembelajaran. Dari masalah maka akan dicari solusi sehingga masalah bisa teratasi,” papar Sogen.

Sogen pun menambahkan bahwa sekian lama guru terbelenggu karena tidak bisa menulis karya ilmiah. Ia berkata, “Beberapa kali telah dilaksanakan kegiatan pelatihan, namun hasilnya belum menggembirakan, sebab setelah diklat selesai, guru kemudian pulang lalu tidur dan tidak pernah sadar apalagi bangun.” Diakhir dari sambutannya, Sogen menegaskan bahwa PTK bukan satu-satunya hal yang harus ditulis oleh guru. Masih ada jenis publikasi lainnya seperti artikel imiah, makalah, tulisan ilmiah populer, dll. “Item-item ini bisa dibuat untuk mendapatkan angka kredit, termasuk karya inovatif,” tegas Sogen. (Yupiter Loinati)