Kupang, CAKRAWALANTT.COM - Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira)
sukses menyelenggarakan konferensi internasional pertama di kalangan
universitas yang dikelola oleh Serikat Sabda Allah (SVD) di kawasan Asia
Pasifik. Konferensi yang bertema “SVD At 150: Catholicity and The Impact of
SVD-Administered Universities on Communities,” ini merupakan bentuk
kolaborasi Unwira dengan enam perguruan tinggi lain di Asia Pasifik, yakni
Universitas San Carlos, Universitas Holy Name, Universitas Divine Word,
Universitas Fu Jen, Universitas Nanzan, dan Institut Filsafat dan Teknologi
(IFTK).
Konferensi ini dibuka dengan perayaan Ekaristi
yang berlangsung di Aula St.Hendrikus, Lt.4, Gedung Rektorat Unwira, pada Kamis
(20/02/2025). Acara ini dihadiri oleh para rektor beserta delegasi dari keenam
universitas, para pembina dan pengawas Yapenkar, para dekan, Ketua Program
Studi, dosen, mahasiswa Unwira, dan perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kota Kupang.
Konferensi dilaksanakan secara hybrid; daring
melalui Zoom dan luring di Aula St.Paulus, Lt.4, Gedung Rektorat. Konferensi
ini bertujuan untuk mendiskusikan peran dan kontribusi universitas-universitas
yang dikelola SVD dalam membangun dan memberdayakan masyarakat di berbagai negara.
Rektor Unwira, P. Dr. Philipus Tule, SVD., dalam
sambutannya menyoroti tantangan yang dihadapi Unwira, yang tidak hanya terbatas
pada tanggung jawab Tridarma Perguruan Tinggi, tetapi juga pada dinamika
perkembangan teknologi modern yang terus berubah.
"Hal ini ditandai dengan kebutuhan yang tinggi akan
tenaga profesional yang memiliki keterampilan dan kompetensi," kata Pater
Philipus.
Lebih lanjut, Pater Philipus menekankan
pentingnya peningkatan kualifikasi sumber daya manusia, baik bagi mahasiswa maupun
alumni, agar mereka mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman dan meraih
kesuksesan di masa depan. Ia juga mengungkapkan harapannya agar Unwira dapat
meraih prestasi di tingkat nasional dan internasional.
“Jaringan dengan tujuh presiden universitas di
ASPAC dan mengadakan konferensi pertama ini sangat baik untuk berkolaborasi dan
mendukung satu sama lain melalui berbagi tenaga ahli, melakukan penelitian
bersama, serta publikasi, beasiswa, pertukaran pelajar, dan banyak hal lain
yang dapat kita lakukan di masa depan,” tambahnya.
Konferensi ini berlangsung selama dua hari,
yakni pada 21-22 Februari 2025, dan melibatkan 16 pembicara yang
mempresentasikan makalah mereka. (Yosefa
Saru/MDj/red)
0 Comments