Kupang, CAKRAWALANTT.COM - Fakultas Filsafat Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira)
Kupang, bekerja sama dengan Bidang Urusan Agama Katolik Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), menggelar kegiatan
layanan karier dengan tema,"Kebutuhan dan Tuntutan terhadap Alumni
Fakultas Filsafat dalam Dunia Pendidikan dan Penyuluhan Agama di Era
Digitalisasi".
Kegiatan ini difasilitasi oleh Kantor Kerja Sama dan Pusat
Karier Unwira dan berlangsung di Aula St. Paulus, lantai 4, Gedung Rektorat
UNWIRA, pada Jumat, 28 Februari 2025.
Rm. Siprianus Senda Pr, S.Ag., L.Th.Bib., Ketua
Program Studi Ilmu Filsafat, dalam sambutannya menekankan bahwa kegiatan ini
bertujuan untuk memperluas wawasan mahasiswa Filsafat mengenai peran dan
kontribusi Alumni Filsafat dalam dunia pendidikan dan penyuluhan agama. Ia
menegaskan bahwa lulusan Filsafat tidak hanya dipersiapkan untuk menjadi
seorang Pastur, tetapi juga sebagai kaum awam yang mampu berperan aktif dalam
berbagai bidang.
"Sebagai mahasiswa Filsafat, kelak setelah
menjadi Imam maupun kaum awam, harus memiliki wawasan yang luas dan terbuka
tentang ilmu-ilmu gerejawi dan memaknai Ilmu Filsafat agar dalam menjalakan
tugas yang keuskupan atau pemerintah tetapkan, kalian punya kompetensi yang
luas dan dapat terlibat dalam pembangunan manusia seutuhnya khususnya berkaitan
dengan pendidikan dan penyuluhan agama," ungkap Romo Siprianus.
Rm. Sipri juga mengatakan bahwa Alumnus Filsafat
harus mampu berkolaborasi dengan masyarakat di tempat ia bertugas sehingga
dapat memberikan kontribusi secara maksimal dalam dunia pendidikan dan
penyuluhan agama.
Kuliah umum ini menghadirkan dua narasumber
utama, yaitu RD. Yonas Kamlasi, S. Fil., MM., yang merupakan alumnus Fakultas
Filsafat Unwira, serta Fransiskus Xaverius Kehi, S.Ag., selaku Kepala Bidang
Urusan Katolik Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi NTT.
Dalam pemaparannya yang berjudul "Berbagi
Inspirasi: Tantangan dan Peluang," RD. Yonas Kamlasi mendorong mahasiswa
Filsafat untuk menjadi lulusan yang berkualitas dan memiliki daya saing tinggi
di era digitalisasi.
“Kita bertumbuh dalam pendidikan yang memiliki
kaca mata, di mana pendidikan adalah upaya dalam hidup kita yang bertujuan
untuk belajar berpikir kritis dan kontruksi. Maka dari itu, mari banyak belajar
karena berilmu bukan hanya melatih kecerdasan otak tetapi juga kecerdasan hati
dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari,” paparnya.
Di sisi lain, Fransiskus Xaverius Kehi, S.Ag.,
menyebut penyuluhan agama sebagai kegiatan bimbingan untuk mengamalkan tugas
keagamaan. Ia menyoroti pentingnya penyuluhan agama yang efektif dan adaptif di
era digitalisasi.
Kegiatan ini ditutup dengan presentasi Dr.
Bernardus Danibao, M.Ed., Kepala Lembaga Bahasa Unwira tentang Lembaga Bahasa
sekaligus memperkenalkan program EnglishScore Test. (Imel Hongu/Yosefa Saru/MDj/red)
0 Comments