Kupang, CAKRAWALANTT.COM - Program Studi (Prodi) Ekonomi Pembangunan
(Ekopem), Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB), Universitas Katolik Widya
Mandira (Unwira), melaksanakan kuliah lapangan sebagai bagian dari upaya
memberikan pengalaman belajar yang berbeda kepada mahasiswa. Kegiatan ini
berlangsung pada Sabtu (14/12/2024), dengan melibatkan mahasiswa semester 7
yang mengambil mata kuliah Ekonomi Industri.
Kuliah lapangan ini dilakukan di Desa Noelbaki,
Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, tepatnya pada Gerai Usaha Mindari
milik Yustin Saji, salah satu pelaku bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM).
Dosen Prodi Ekonomi Pembangunan Unwira sekaligus
pengampu mata kuliah Ekonomi Indsutri, Emiliana Martuti Lawalu, S.E., M.E,
menjelaskan bahwa tujuan utama dari kuliah lapangan ini adalah memberikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk mengamati secara langsung bagaimana cara
kerja dan hasil produk dari Gerai Usaha Mindari. Hal ini juga diharapkan mampu
meningkatkan kreativitas mahasiswa, serta memberikan motivasi dan inspirati
bagi mahasiswa yang memiliki minat dalam dunia UMKM.
Emiliana Martuti juga mengatakan bahwa kuliah
lapangan sangat bermanfaat karena mahasiswa mendapatkan ilmu langsung dari
pelaku bisnis yang sukses dan hal tersebut jarang didapatkan di kelas.
Yustin Saji, Pemilik Gerai Usaha Mindari, menyambut
baik rombongan mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan Unwira .
Ia mengatakan, “Siapa pun yang mau datang
belajar di Gerai Usaha Mindari, harus diterima dikarenakan ini merupakan salah
satu misi dari Mindari, yaitu menjadi wadah pembelajaran dan praktik cerdas
untuk kemajuan Nusa Tenggara Timur dan Indonesia.”
Yustin menjelaskan bahwa produk yang dihasilkan
oleh Mindari menggunakan bahan baku dari sumber daya alam NTT. Salah satu
alasannya karena Yustin berpendapat bahwa banyak potensi pertanian dan perikanan
di NTT yang belum dikelola dengan baik.
“Salah satu contohnya adalah pisang yang masih
dijual secara gelondongan. Ironisnya, produk ini dibawa ke luar NTT dan diolah
menjadi produk baruan berupa keripik pisang dengan kemasan yang lebih modern
yang kemudian dijual kembali ke NTT dengan harga yang berlipat ganda,”
terangnya.
Menurut Yustin, hal ini sangat memprihatinkan.
Meskipun demikian, ia menjadikan hal ini sebagai motivasi bagi Mindari untuk
memperkenalkan bahwa produk pangan lokal NTT dengan keragamannya tidak kalah
dengan produk luar daerah. Bahkan, ia menambahkan bahwa cita rasa produk lokal
memiliki keunggulan tersendiri yang unik dan berkarakter. (MDj/red)
0 Comments