Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

Asyiknya Belajar Sistem Ekskresi dengan Permainan Teka-teki Silang

 


Oleh : Sertiana Sesfao, S.Pd.

(Guru IPA di SMP Negeri 11 Kota Kupang)



CAKRAWALANTT.COM - Manusia adalah makhluk pembelajar yang senantiasa belajar. Kegiatan belajar yang dilakukan oleh manusia berguna untuk menambah pengetahuan, melatih keterampilan, memupuk sikap, dan membentuk karakter. Hal itu bisa terwujud melalui proses pendidikan yang baik. Pendidikan merupakan wadah belajar bagi manusia/individu untuk mengenal, mengolah, dan mengungkapkan dirinya guna beradaptasi dan berjalan selaras dengan perkembangan zaman.

 

Dalam dunia pendidikan, terdapat begitu banyak disiplin ilmu yang terbagi ke dalam beberapa kelompok besar, salah satunya adalah sains. Sains adalah pengetahuan yang diperoleh melalui pembelajaran dan pembuktian, atau pengetahuan yang melingkupi suatu kebenaran umum dari hukum-hukum alam yang terjadi yang didapat dan dibuktikan melalui metode ilmiah (Putra, 2013).  

 

Sains sering diidentikan dengan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA sendiri merujuk pada rumpun ilmu yang berkaitan dengan objek, yakni benda-benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum berlaku kapanpun dan di manapun. Dengan kata lain, IPA dibangun di atas produk ilmiah, proses, dan sikap ilmiah. Untuk itu, dalam dunia pendidikan, IPA menjadi salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan dan dipelajari di setiap jenjang pendidikan guna membentuk sikap dan pola pikir ilmiah masyarakat.

 

Dalam mata pelajaran IPA, terkhususnya pada jenjang menengah pertama, terdapat salah satu materi penting yang wajib dipelajari dan dikuasai oleh peserta didik, yakni sistem ekskresi manusia. Materi ini membahas beberapa hal terkait organ-organ vital, seperti ginjal, paru-paru, kulit, dan hati, yang menunjang keberlangsungan hidup manusia melalui kerja sistem ekskresi. Sistem ekskresi bertangguung jawab untuk membentuk suatu mekanisme tubuh yang berfungsi untuk mengatur pembuangan limbah atau sisa hasil metabolisme, sehingga tubuh tidak mengalami keracunan.

 

Pentingnya peran sistem ekskresi dalam kehidupan manusia membuat peserta didik harus mempelajari dan menguasainya dengan baik. Peserta didik mempelajarinya bukan untuk memenuhi nilai kredit akademik semata, tetapi untuk mengetahui dan memenuhi pengetahuannya tentang aspek biologis dirinya sendiri. Untuk itu, peserta didik wajib memahami materi sistem ekskresi dengan baik dalam pembelajaran IPA.

 

Namun, pada kenyataannya, tidak semua peserta didik dapat memahami materi sistem ekskresi dengan baik. Di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 11 Kota Kupang, terkhususnya di kelas VIII F, masih terdapat beberapa peserta didik yang belum memahami materi sistem ekskresi manusia secara maksimal. Dari total 32 peserta didik di kelas tersebut, terdapat 10 orang yang mengalami persoalan dalam pembelajaran IPA saat mempelajari materi sistem ekskresi manusia.

 

Kondisi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, seperti materi ajar yang padat dan kompleks, banyaknya konsep yang harus dihafal, gaya pembelajaran yang kurang bervariasi, serta metode mengajar yang monoton. Tidak jarang, orientasi pembelajaran selalu berpusat pada guru. Semua itu secara tidak langsung memengaruhi keaktifan dan minat belajar peserta didik, sehingga berdampak pada pencapaian hasil belajar yang tidak maksimal.

 

Untuk mengatasi persoalan di atas, maka Penulis, selaku guru pengampu mata pelajaran IPA, mengombinasikan pembelajaran dengan permainan yang menyenangkan. Hal itu dapat terwujud melalui permainan teka-teki silang yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik. Teka-teki silang (crosword puzzle) merupakan suatu permainan mengisi kolom-kolom kosong yang diawali dengan pertanyaan-pertanyaan secara mendatar dan menurun.

 

Menurut Manjaya (2015), teka-teki silang berguna untuk mempelajari pola pikir, pemikiran, sistem pendekatan, dan pemecahan masalah secara umum. Selain itu, dengan adanya permainan teka-teki silang dalam proses pembelajaran, peserta didik dapat melatih ketelitian dan kesabaran, meningkatkan kecerdasan verbal, mempertajam daya ingat, merangsang keaktifan belajar, serta mengasah nalar dan logika. Secara umum, permainan teka-teki silang dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut.

 

Pertama, persiapan. Pada tahap ini, Penulis membuat dan memilah poin-poin penting yang sedianya harus diketahui peserta didik menjadi ringkasan materi mengenai sistem ekskresi. Poin-poin tersebut harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.  

 

Kedua, proses. Pada tahap ini, Penulis membuat kalimat pertanyaan dari ringkasan yang telah dibuat sebagai petunjuk (clue) sederhana dan mudah dipahami oleh peserta didik. Jumlah petunjuk yang disiapkan adalah sebanyak 8 soal untuk pertanyaan mendatar dan 8 soal untuk pertanyaan menurun. Selanjutnya, Penulis membuat desain berkotak-kotak dengan posisi mendatar dan menurun layaknya permainan teka-teki silang pada umumnya.

 

Ketiga, aplikasi. Pada tahap ini, permainan teka-teki silang dilakukan setelah pemberian materi sistem ekskresi pada manusia. Awalnya, Penulis membagi para peserta didik ke dalam kelompok-kelompok kecil yang masing-masingnya terdiri dari 2 orang. Kemudian, Penulis membagi lagi peserta didik ke dalam 2 kelompok besar, yakni kelompok vertikal dan horizontal.

 

Kedua kelompok besar tersebut diarahkan untuk duduk secara bersebelahan dan wajib menjawab pertanyaan sesuai pembagian kelompok. Jawaban dimulai dari nomor 1 untuk posisi pertanyaan menurun (vertikal) dan diikuti dengan jawaban nomor 1 untuk pertanyaan mendatar (horizontal). Hal serupa akan dilakukan seterusnya sampai pertanyaan-pertanyaan yang tersedia selesai dijawab.

 

Pada tahap tersebut, Penulis bertindak sebagai wasit yang memberikan poin bagi kelompok yang berhasil menjawab dengan benar sekaligus memberikan klarifikasi apabila terdapat kekeliruan pada jawaban yang diberikan oleh peserta didik.

 

Setelah menerapkan permainan teka-teki silang tersebut pada pembelajaran IPA, Penulis menemukan adanya perubahan yang positif di kalangan peserta didik. Mereka menjadi lebih bersemangat dan aktif ketika mempelajari materi sistem ekskresi manusia. Bahkan, para peserta didik yang awalnya mengalami persoalan dalam belajar berhasil menguasai materi pelajaran dengan baik. Semua itu tentu sangat berpengaruh pada pencapaian hasil belajar peserta didik.

 

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kombinasi antara pembelajaran dan permainan dapat memicu minat dan semangat belajar peserta didik. Peserta didik akan termotivasi untuk belajar karena pembelajaran terkesan menyenangkan. Hal itu sesuai dengan kondisi peserta didik, sehingga suasana belajar tidak menjadi monoton dan membosankan. Untuk itu, permainan teka-teki silang menjadi salah satu strategi yang bisa mewujudkan suasana pembelajaran yang aktif, efektif, dan menyenangkan tanpa menghilangkan substansi atau esensi dari pelajaran yang diberikan. (MDj/red)


Post a Comment

0 Comments