Menko PMK, Muhadjir Effendy. |
Jakarta, CAKRAWALANTT.COM - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia
dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, mendorong para lulusan perguruan
tinggi untuk mempunyai mimpi-mimpi besar dalam rangka meningkatkan kualitas
hidup sehingga dapat memberikan kontribusi positif bagi bangsa dan negara.
Hal itu disampaikannya saat memberikan orasi
ilmiah dalam Wisuda ke-X Universitas Muhammadiyah Bogor Raya yang terselenggara
di Sasana Kriya Taman Mini Indonesia Indah Jakarta, Sabtu (2/12/2023).
“Kalian (wisudawan) harus punya mimpi-mimpi
besar di masa depan. Kalian harus menjadi exemplar, contoh unggulan bagi yang
lain,” ucap Muhadjir.
Sebagaimana diketahui, fokus pembangunan
pemerintah dalam masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo pada periode kedua ini
diarahkan kepada pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk menyongsong
Indonesia Emas 2045. Pemerintah menargetkan, generasi muda Indonesia dapat
tumbuh dengan produktif, profesional, memiliki karakter, dan mampu bersaing di
kancah global.
Muhadjir mengatakan, pemerintah telah
menyediakan anggaran pendidikan yang setiap tahun terus meningkat. Anggaran
pendidikan yang sebagian besarnya dialokasikan untuk beasiswa LPDP merupakan
kesempatan dan peluang besar bagi para mahasiswa yang akan melanjutkan studi.
“Sekarang ini anggaran abadi pendidikan untuk
beasiswa itu sekitar Rp. 130 triliun dan setiap tahun terus naik. Kesempatan
ini sangat terbuka untuk semua mahasiswa dari berbagai kampus. Tidak ada
diskriminasi, terbuka bagi kampus negeri maupun swasta,” tutur Muhadjir.
Selain itu, perguruan tinggi juga didorong untuk
dapat memiliki pangkalan data yang berisi status para lulusannya. Pangkalan
data tersebut, imbuh Muhadjir, berlaku juga untuk para lulusan yang hendak
bekerja sehingga dapat digunakan untuk memantau status pekerjaan lulusannya.
Melalui basis data itu, intervensi juga akan dengan mudah dilakukan, termasuk
memberikan pelatihan peningkatan kemampuan bagi yang belum memiliki pekerjaan.
“Perguruan tinggi harus punya data lulusannya,
baik untuk yang mau melanjutkan kuliah, maupun bekerja. Jika dia (wisudawan)
diketahui punya niat untuk mencari beasiswa, bantu dia melalui program
pelatihan bahasa dan sebagainya, juga bagi yang bekerja, bisa adakan program upskilling agar bisa masuk dunia kerja,”
ucap Muhadjir.
Indonesia tercatat akan mencapai puncak bonus
demografinya pada tahun 2030-2035. Pada momentum itu, mayoritas masyarakat
Indonesia akan didominasi oleh generasi Z sebanyak 27,94 persen, dan generasi
milenial sebesar 25,87 persen. Sementara itu, saat ini jumlah pemuda yang
tercatat pada survei Badan Pusat Statistik telah mencapai angka 65,82 juta jiwa
atau hampir seperempat penduduk Indonesia.
Kondisi tersebut perlu diimbangi dengan upaya
membangun generasi muda Indonesia mulai dari sekarang. Terlebih jumlah angkatan
kerja Indonesia telah mencapai 147,71 juta. Sementara, penduduk yang bekerja
hanya sebesar 139,85 juta dengan tingkat pengangguran terbuka sebesar 5,32
persen. Angkatan kerja ini terus bertambah setiap tahun yang terdiri dari
lulusan menengah atas yang tidak dapat melanjutkan ke perguruan tinggi,
ditambah dengan pemuda lulusan dari perguruan tinggi.
Kendati demikian, upaya pemerintah dalam
membangun generasi unggul Indonesia telah mengalami tren yang positif. Indeks
Pembangunan Manusia mencatat, terdapat kenaikan dengan rata-rata sebesar 0,77
persen per tahun dari berbagai aspek. Tren tersebut perlu dipertahankan dan
ditingkatkan melalui kolaborasi bersama membangun dan meningkatkan pendidikan,
kesejahteraan, serta kualitas hidup masyarakat. (Kemenko PMK/Ustad Mangku Alam/MDj/red)
0 Comments