Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

SMP Negeri 3 Aesesa Sukses Gelar Workshop Literasi, Begini Harapan Kepsek

 

Pose bersama. (Atas) Para peserta didik bersama Narasumber. (Bawah) Para guru bersama Narasumber.


Nagekeo, CAKRAWALANTT.COM - Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Aesesa, Kabupaten Nagekeo, sukses menggelar kegiatan Workshop Literasi bagi Guru dan Peserta Didik selama 3 hari, yakni Senin-Rabu (30/10-1/11/2023), di sekolah setempat.

 

Kegiatan workshop yang didukung oleh Yayasan Rumah Literasi Cakrawala tersebut resmi dibuka oleh Kepala SMP Negeri 3 Aesesa, Anisius Panda Dora, Senin (30/10/2023), serta ditutup dengan presentasi karya oleh para guru dan pementasan seni oleh peserta didik, Rabu (1/10/2023).

 

Pada seremonial pembukaan, Anisius menekankan pentingnya literasi di kalangan guru dan peserta didik guna menunjang penguatan gerakan literasi sekolah. Selain itu, melalui penguatan literasi, tambahnya, mutu pendidikan bisa meningkat.


Kepala SMP Negeri 3 Aesesa (kanan) saat memberikan sambutan pembuka.

“Ini merupakan upaya kita untuk menguatkan literasi di lingkungan sekolah. Para guru dan peserta didik harus menggali dan mengasah potensi diri dengan baik melalui budaya literasi,” ujarnya.

 

Anisius menambahkan, proses pendidikan saat ini harus berorientasi pada peserta didik sebagai subyek utama dalam pembelajaran. Untuk itu, tegasnya, para guru harus bisa menyesuaikan diri dengan kebutuhan para peserta didik dan salah satunya melalui peningkatan aspek literasi.

 

“Kita harus berorientasi pada peserta didik, sehingga melalui kegiatan (literasi) ini, diharapkan para guru bisa memperoleh hasil yang bisa berimbas pada pembelajaran di dalam kelas,” tandasnya.


Salah satu guru sedang mempresentasikan karya tulisnya di depan peserta workshop dan Narasumber.

Menulis Karya Tulis Berbasis Pengalaman Pembelajaran

 

Selama 3 hari berjalan, para guru dituntun dan didampingi untuk menyusun karya tulis (esai) ilmiah berbasis pengalaman pembelajaran. Bersama Narasumber dari Yayasan Rumah Literasi Cakrawala, Mario Djegho, para guru diarahkan untuk membuat kerangka penulisan, seperti persoalan di dalam kelas dan solusi yang sudah/akan dibuat, sesuai alur yang telah dipaparkan.

 

Menurut Mario, menulis karya tulis ilmiah adalah sebuah kewajiban bagi pendidik. Hal itu, ungkapnya, berkaitan erat dengan penguatan literasi, baik bagi diri pendidik itu sendiri maupun peserta didik.

 

“Menulis itu kewajiban, tetapi secara perlahan pasti bisa berkembang menjadi kebiasaan. Bapak dan Ibu harus bisa membiasakan aktivitas menulis,” ujarnya.



Pada kesempatan tersebut, para guru didampingi untuk menyusun esai ilmiah sebagai dasar penyusunan karya tulis ilmiah lainnya, seperti best/good practice, Penelitian Tindakan Kelas (PTK)/Sekolah (PTS), Modul Pembelajaran, Jurnal, dan sebagainya. Pendampingan tersebut menyasar 3 hal utama, yakni pendahuluan, pembahasan, dan penutup, hingga para guru bisa menghasilkan satu produk tulisan yang berkualitas.

 

Mario menambahkan, terdapat 2 kendala utama yang menyebabkan rendahnya minat untuk menulis, yakni ketidaktahuan untuk memulai menulis sesuai alur penulisan dan minimnya wadah publikasi. Untuk itu, pada kesempatan tersebut, para guru dibimbing untuk dapat memahami alur penulisan sekaligus memberikan ruang publikasi sesuai kebutuhan.

 

Pada hari terakhir, para guru mempresentasikan hasil tulisan yang telah dibuat selama 3 hari bersama Narasumber. Proses presentasi berjalan dengan alot dengan beberapa masukan/saran yang diberikan oleh Narasumber.


Para peserta didik saat mementaskan karya tulisnya di atas penggung.

Sukses Menggelar Program Lispena

 

Sementara itu, di sisi lain, para peserta didik juga turut terlibat dalam kegiatan workshop tersebut. Bersama Narasumber dari Yayasan Rumah Literasi Cakrawala, Mustakim, para peserta didik diarahkan untuk mengimplementasikan program Lispena (Literacy and Performing Arts).

 

Ketika ditemui oleh media ini di sela-sela kegiatan, Mustakim menerangkan, para peserta didik dibimbing untuk menulis dan menyusun karya tulis kreatif, seperti puisi, Cerita Pendek (Cerpen), autobiografi, surat, naskah drama, berita, dan sebagainya.


Suasana pementasan teater oleh para peserta didik.

“Selama dua hari ini kita fokus mendorong dan membimbing para peserta didik untuk menyusun karya tulis atau teks. Mereka diberikan motivasi untuk bisa dan terbiasa menulis dan menghasilkan karya tulis,” ungkapnya.

 

Pada hari terakhir, para peserta didik dipersiapkan untuk mementaskan hasil karya tulis tersebut ke atas panggung. Selain itu, hasil karya berupa teks tersebut juga dipublikasi di Majalah Dinding (Mading) sekolah.


Para peserta didik berpose di depan Mading sekolah usai publikasi karya tulis.

Apresiasi dan Harapan Kepsek

 

Pada seremonial penutupan, Kepala SMP Negeri 3 Aesesa, Anisius Panda Dora, memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan workshop literasi tersebut. Menurutnya, kesuksesan para guru dan peserta didik dalam mengikuti proses pendampingan hingga bisa menghasilkan karya adalah hal yang luar biasa.

 

“Saya memberikan apresiasi bagi kita semua. Saya kagum dan bangga karena Bapak dan Ibu guru bisa menghasilkan karya tulis ilmiah dan bahkan mempresentasikan karya tersebut di depan para peserta dan Narasumber. Selain itu, para peserta didik juga mampu menghasilkan karya tulis dan juga mampu mementaskannya di atas panggung,” ungkap Anisius.

 

Ia berharap, dengan diselenggarakannya kegiatan workshop literasi, para guru dan peserta didik bisa menumbuhkan semangat literasi membaca dan menulis. Hal itu, tegasnya, tidak boleh hanya berakhir pada output, tetapi juga outcome.


Kepala SMP Negeri 3 Aesesa saat menutup kegiatan workshop literasi.

“Saya sangat mengharapkan agar hasil dari kegiatan ini tidak sekedar berakhir pada output, tetapi juga outcome, terutama berimbas pada pembelajaran dan peserta didik,” pungkasnya.

 

Untuk diketahui, kegiatan workshop literasi tersebut berjalan dengan baik selama 3 hari. Para guru dan peserta didik sangat berantusias. Terdapat 30 orang guru dan 60 orang peserta didik yang berpartisipasi sebagai peserta. (MDj/red)


Post a Comment

0 Comments