Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

Mahir Berbahasa Inggris dengan Media Video

 


Oleh : Redemptus Alex Jata, S.Pd.

(Guru SMPS Hanura Danga)



CAKRAWALANTT.COM - Dewasa ini, kemampuan berbahasa asing sangat dibutuhkan di berbagai aspek kehidupan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin membuka ruang belajar kepada semua orang tanpa batas. Di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, kemampuan berbahasa asing telah menjadi tuntutan khusus bagi kalangan tertentu yang berkecimpung dalam dunia kerja, industri, dan bahkan pendidikan. Untuk itu, kemampuan berbahasa asing harus menjadi salah satu skill yang wajib dimiliki saat ini.

 

Salah satu bahasa asing yang wajib dipelajari dan dikuasai adalah bahasa Inggris. Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang digunakan secara luas dalam berbagai aspek kehidupan, seperti ekonomi, sosial, dan pendidikan. Di Indonesia, bahasa Inggris menjadi salah satu bahasa asing yang wajib dipelajari di semua jenjang pendidikan guna beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

 

Dalam mempelajari dan menguasai bahasa Inggris, diperlukan proses pembelajaran yang seimbang, baik dari segi kosakata (vocabulary) maupun tata bahasa (grammar). Tata bahasa Inggris yang harus dipelajari adalah tense, salah satunya simple present tense dari 16 tense yang ada. Simple present tense merupakan pola kalimat bahasa Inggris yang menyatakan perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang atau rutinitas, misalnya I go to school everyday (saya pergi ke sekolah setiap hari).

 

Pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), materi simple present tense biasanya diajarkan dan dipelajari di kelas VII dan VIII. Di SMP Swasta Hanura Danga, Kabupaten Nagekeo, materi tersebut juga dipelajari oleh para peserta didik kelas VII dan VIII pada pembelajaran bahasa Inggris. Para peserta didik diharapkan mampu menguasai materi simple present tense dengan baik dan bahkan diarahkan agar dapat mempraktikkannya dengan benar.

 

Namun, pada kenyataannya, di kelas VIII A, dari 33 peserta didik, masih terdapat 21 peserta didik dengan presentase 63.63% yang belum mampu menggunakan kalimat sederhana secara lisan maupun tulisan dengan baik. Mereka belum mampu mengaplikasikan pola kalimat simple present tense dalam kalimat positif, kalimat negatif, dan kalimat tanya. Selain itu, mereka juga belum dapat menentukan dan membedakan subject, predicate, dan object/adverbs, sehingga tidak dapat menempatkan aspek-aspek tersebut secara tepat pada posisinya.

 

Persoalan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, seperti penggunaan media pembelajaran yang kurang tepat serta metode mengajar yang mendominasi dan tidak sesuai dengan kondisi peserta didik. Akibatnya, peserta didik menjadi pasif, tidak kreatif, dan tidak dapat memahami isi materi secara komprehensif. Untuk itu, diperlukan media pembelajaran yang tepat, sehingga bisa menunjang kegiatan belajar dan mengajar dengan baik.

 

Media pembelajaran merupakan segala bentuk atau alat yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membantu peserta didik memahami dan menguasai materi pelajaran. Media pembelajaran dapat berupa objek fisik, teknologi, atau kombinasi keduanya yang dirancang untuk mengomunikasikan informasi secara lebih efektif dan memberikan fasilitas pemahaman atau referensi konsep-konsep pembelajaran (Hardjasudarma dalam Dwi, 2023). Penggunaan media pembelajaran membuat konten pelajaran menjadi lebih menarik, interaktif, dan mudah dipahami.

 

Guna mengatasi persoalan yang terjadi di kelas VIII A, SMPS Hanura Danga, diperlukan media pembelajaran yang tepat, yakni media video. Video pembelajaran adalah alat (instrumen) yang digunakan untuk menampilkan sebuah materi pembelajaran. Putra, dkk (2017) menyebutkan, media video pembelajaran merupakan media audiovisual yang terdiri dari beberapa gambar dan suara tentang sebuah materi pembelajaran yang ditampilkan melalui projektor.

 

Penggunaan media video tentu selaras dengan tujuan pengaplikasian media pembelajaran, yakni untuk mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan dan tidak monoton. Secara umum, penggunaan media video dalam pembelajaran bahasa Inggris dapat dilakukan dengan beberapa langkah berikut.

 

Pertama, tahap persiapan. Pada tahap ini, Penulis mempersiapkan semua hal terkait pembelajaran, termasuk video yang akan digunakan. Penulis juga menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

 

Kedua, menampilkan video. Pada tahap ini, Penulis mulai menyuguhkan video berupa teks Daily Activities dari seorang. Dalam teks tersebut, Penulis menuliskan kegiatan seorang anak sekolah dari pagi hingga malam. Para peserta didik kemudian diminta untuk membaca teks tersebut agar bisa menemukan kalimat berpola simple present tense, seperti I always get up at 5 o’clock in the morning, and then I take a bath, brush my teeth, and prepare for the clothes.

 

Ketiga, mengerjakan pola kalimat. Pada tahap ini, setelah menemukan pola kalimat simple present tense, peserta didik diminta untuk menentukan subject, predicate, dan object/adverbs dari pola kalimat tersebut. Penulis juga menampilkan pola atau rumus kalimat positif, negatif, dan tanya untuk memudahkan peserta didik.

 

Contohnya, I go to school everyday. I merupakan subject, go merupakan verb (kata kerja) yang berperan sebagai predicate, school sebagai object, dan everyday  sebagai keterangan waktu. Sedangkan, kalimat negatif akan berpola I do not go to school everyday dan kalimat tanya menjadi Do I go to school everyday?.

 

Keempat, menceritakan rutinitas masing-masing. Pada tahap ini, setelah mampu membuat kalimat berpola simple present tense, peserta didik diminta untuk menceritakan rutinitas keseharian mereka dalam sebuah cerita pendek secara tertulis. Penulis juga memberikan pendampingan pada masing-masing peserta didik. Kemudian, pada pertemuan berikut, Penulis menampilkan salah satu karya peserta didik melalui projektor agar bisa dilihat oleh para peserta didik lain. Selanjutnya, Penulis bersama peserta didik lainnya memberikan masukan dan revisi terhadap tulisan tersebut.

 

Setelah menggunakan media video pada pembelajaran bahasa Inggris, Penulis menemukan perubahan yang cukup positif, dimana dari 33 peserta didik di kelas VIII A, terdapat 20 peserta didik (60.60%) yang mampu menuliskan rutinitas keseharian mereka menggunakan pola kalimat simple present tense.

 

Untuk itu, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran yang tepat, termasuk media video, dapat meningkatkan kemahiran dan kemampuan berbahasa Inggris peserta didik. Selain penguasaan tata bahasa (grammar), peserta didik juga wajib menguasai perbendaharaan kata bahasa Inggris (vocabulary).

 

Selain itu, latihan sederhana, seperti menulis rutinitas keseharian (daily activity) dan menceritakannya kepada sesama teman, juga berperan bagi pengembangan kemampuan berbahasa Inggris. Di samping itu, karya tulis yang disuguhkan ke dalam bentuk video dapat meningkatkan rasa percaya diri peserta didik. (MDj/red)


Post a Comment

0 Comments