Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Kiki Yuliati. |
Jakarta, CAKRAWALANTT.COM - Keberhasilan transformasi pendidikan vokasi
membutuhkan kelembagaan perguruan tinggi yang transformatif. Melalui program
Dana Kompetitif (Competitive Fund) Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memfasilitasi perguruan tinggi vokasi
untuk bertransformasi menciptakan atmosfer perguruan tinggi vokasi yang ideal
guna mewujudkan lulusan berkualitas dan kompeten di level global.
Sejak diselenggarakan tahun 2020 lalu, program
Competitive Fund Vokasi telah membantu meningkatkan relevansi pendidikan tinggi
vokasi dengan dunia kerja dan dunia industri (DUDI) melalui penyelarasan
kurikulum, peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM), peningkatan
kemitraan strategis dengan mitra dunia kerja, mendukung penciptaan inovasi
pembelajaran, dan sebagainya.
Hingga tahun 2023, Competitive Fund Vokasi telah
memberikan bantuan kepada 79 perguruan tinggi vokasi, baik negeri maupun
swasta, dengan total penerima 387 program studi (prodi).
Tidak hanya itu, program Competitive Fund Vokasi
juga telah mendorong atau menginisiasi terbentuknya teaching factory di antara ke-387 prodi tersebut. Keberadaan teaching factory tidak hanya menjadi
salah satu wujud kemitraan dengan dunia industri saja, tetapi juga menjadi
bagian dari ekosistem pendidikan vokasi yang ideal.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki
Yuliati, saat memberikan sambutan pada Peluncuran Program Competitive Fund
Vokasi 2024 mengatakan bahwa untuk mengakselerasi pendidikan vokasi,
Kemendikbudristek telah meluncurkan sejumlah program
unggulan sebagai bentuk intervensi transformasi pendidikan vokasi.
“Kenapa harus memiliki kompetensi level global?
Karena lulusan kita akan berada pada situasi di mana tidak ada lagi batas
negara secara tegas. Mereka akan bekerja pada situasi kerja yang kompleks
sehingga sekalipun mereka bekerja di wilayah pada lingkup lokal maupun
nasional, boleh jadi mereka harus berhubungan atau berinteraksi dengan
masyarakat global oleh sebab itu tuntutannya tetap pada level global,” kata Kiki
di Jakarta, Senin (23/10/2023).
Lebih lanjut, Kiki menyebutkan sejumlah
intervensi yang sudah diberikan oleh Kemendikburistek dalam rangka menyiapkan
lulusan dengan kompetensi global adalah melalui serangkaian program Merdeka
Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang ditujukan sebagai intervensi untuk para
mahasiswa. Selain itu, Kemendikbudristek juga meluncurkan Dana Padanan
(Matching Fund) sebagai program untuk intervensi terhadap pada dosen.
Ketiga adalah Competitive Fund Vokasi sebagai
bentuk intervensi terhadap program studi dan atau perguruan tingginya dan
kelembagaannya. Kedua program ini (Matching Fund dan Competitive Fund)
merupakan bagian dari Merdeka Belajar episode ke-11: Kampus Merdeka Vokasi.
“Dua hal yang penting dalam program transformasi
pendidikan vokasi adalah manusianya, yakni para mahasiswanya dan para
dosen-dosennya. Lalu kemudian, para mahasiswa dan dosen yang hebat ini akan
sulit untuk berkembang jika perguruan tingginya tidak transformatif,” kata Kiki
menambahkan.
Oleh karena itu, Kiki berharap agar perguruan
tinggi vokasi dan program studinya dapat memanfaatkan program
Competitive Fund Vokasi untuk melakukan transformasi yang fundamental. Melalui
Competitive Fund, perguruan tinggi diharapkan dapat melahirkan gagasan-gagasan
kreatif untuk membentuk SDM unggul untuk bangsa Indonesia.
“Saya berharap perguruan tinggi yang telah
memperoleh hibah Competitive Fund dapat menjadi lighthouse atau mercusuar bagi
perguruan tinggi lainnya untuk bersama-sama mencapai tujuan, membentuk SDM yang
kompeten pada level global,” tambah Kiki.
Lebih Optimal
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur
Kelembagaan dan Sumber Daya Pendidikan Tinggi Vokasi, Muhamad Fajar Subkhan,
mengatakan bahwa jika pada penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya, program
Competitive Fund Vokasi diluncurkan bersamaan dengan tahun pelaksanaan, maka
tahun peluncuran program dilakukan pada T-1.
“Hal ini dimaksudkan agar pelaksanaan program
dapat berjalan optimal, khususnya bagi perguruan tinggi penerima bantuan,” kata
Fajar.
Menurut Fajar, Competitive Fund Vokasi 2024
tetap berfokus pada upaya untuk mendukung perguruan tinggi dalam meningkatkan
kesiapanbekerjaan lulusan.
“Pada Competitive Fund 2024, batas jumlah
mahasiswa aktif dan kerja sama aktif sebagai kriteria bagi setiap kelompok
perguruan tinggi juga mengalami perubahan,” tambah Fajar.
Penyesuaian juga terdapat pada beberapa ruang
lingkup Competitive Fund 2024 ini. Pada ruang lingkup penguatan tata kelola dan
kemitraan, perguruan tinggi dapat memanfaatkan hibah ini untuk memperkuat
produk unggulan, berkolaborasi dengan mitra industri, meningkatkan aktivitas
pembelajaran pada teaching factory, serta meningkatkan citra baik (brand
value) perguruan tinggi maupun prodi.
Selanjutnya, pada ruang lingkup peningkatan
kualitas dan inovasi pembelajaran, perguruan tinggi dapat memanfaatkan program
Competitive Fund Vokasi untuk meningkatkan kompetensi dosen dan tenaga
kependidikan serta meningkatkan wahana pembelajaran yang mendukung produk
unggulan.
Sementara pada ruang lingkup fasilitasi
mahasiswa dalam program MBKM, Competitive Fund Vokasi dapat dimanfaatkan untuk
penguatan technical skills (hard skills dan soft
skills) serta karakter kerja bagi mahasiswa program MBKM yang akan
mengikuti magang industri maupun kegiatan student mobility berskala
internasional.
“Kami berharap program Competitive Fund Vokasi
dapat memberikan manfaat bagi seluruh unsur perguruan tinggi, baik secara
kelembagaan, bagi dosen dan tenaga kependidikan, mahasiswa, serta mitra dunia
kerja atau industri,” ujar Fajar. (Ditjen
Vokasi Kemendikbud/MDj/red)
0 Comments