(Kepala SMA Negeri 1 Waikabubak, Paulinus Sukur, S.Pd. Foto: Arsip pribadi) |
Sumba Barat, CAKRAWALANTT.COM - Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Waikabubak,
Kabupaten Sumba Barat, saat ini genap memasuki usia pancawindu, Selasa
(1/8/2023). Sekolah yang berdiri pada 1 Agustus 1983 tersebut telah melahirkan
banyak lulusan yang kini berkarya dan berkarier di berbagai sektor, baik negeri
maupun swasta.
Di Hari Ulang Tahun (HUT) ke-40 sekolah, Kepala SMA
Negeri 1 Waikabubak, Paulinus Sukur, S.Pd., optimis membawa perubahan bagi
perkembangan sekolah ke depannya. Kepada media ini, Senin (31/7/2023), Paulinus
menuturkan bahwa pihaknya merayakan usia pancawindu sekolah dengan syukuran
yang mengusung tema “Maju Bersama dalam Harmoni Perubahan”.
“SMA Negeri 1 Waikabubak genap memasuki usia yang
ke-40. Sekolah ini berdiri pada 1 Agustus 1983. Di usia pancawindu ini, kita
selenggarakan syukuran dengan mengundang para alumni. Tema yang diangkat pada
perayaan kali ini adalah ‘Maju Bersama dalam Harmoni Perubahan’,” ungkap
Paulinus ketika dihubungi melalui sambungan telepon.
Paulinus menjelaskan tema yang diangkat tersebut
memiliki arti, yakni terus membangun SMA dalam satu tujuan dan selaras menuju
perubahan.
“Kalau maju bersama itu sesuai dengan slogan seluruh
SMA di Indonesia dari Direktorat SMA, sedangkan dalam harmoni perubahan itu
artinya kita sejalan dan selaras dalam membangun SMA menuju perubahan,”
ujarnya.
Lebih lanjut, Paulinus berharap agar dengan memasuki
usia pancawindu, SMA Negeri 1 Waikabubak bisa tetap eksis dan berjaya. Hal itu,
ujarnya, bertujuan untuk menghasilkan manusia-manusia unggul yang berguna bagi
Sumba pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.
Untuk mendukung pencapain perubahan yang diinginkan,
Paulinus mendorong para guru, tenaga kependidikan, dan peserta didik untuk
beradaptasi dengan setiap perkembangan yang terjadi di lingkup dunia
pendidikan.
“Untuk ke depannya, sesuai dengan program dari
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, maka para guru,
terutama di SMA Negeri 1 Waikabubak ini, harus mampu menyesuaikan diri atau
beradaptasi dengan platform merdeka
belajar dan anak-anak didik bisa berpacu dengan kurikulum yang sudah
digaungkan,” tandasnya.
Penyesuaian-penyesuaian yang dilakukan, ungkap
Paulinus, bisa mendorong terwujudnya konsep merdeka belajar di setiap proses
pembelajaran. Dengan penyesuaian tersebut, Paulinus yakin dan optimis bisa
membawa perubahan di kalangan guru, tenaga kependidikan, dan peserta didik.
“Di usia pancawindu ini, kita berharap agar bisa
mendorong para peserta didik untuk belajar dan mendalami apa yang mereka pilih
atau mereka minati dengan konsep merdeka belajar. Sehingga ada kemerdekaan,
baik untuk para guru maupun peserta didik, untuk menentukan apa yang ingin
dicapai. Dengan begitu, kita yakin dan optimis bisa membawa perubahan yang
lebih baik ke depannya,” pungkasnya. (MDj/red)
0 Comments