Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

Kadis Pendidikan TTU Buka Workshop Literasi bagi Guru-guru SD dan SMP Se-TTU, Kepala BGP NTT Beri Apresiasi

 

Kadis Pendidikan dan Kebudayaan TTU (kedua dari kiri) saat menyampaikan sambutan pembuka. Tampak hadir Kabid Bina dan Ketenagaan, Direktur Cakrawala NTT, dan Dosen Filsafat Unwira Kupang.


TTU, CAKRAWALANTT.COM - Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan dan Kebudayaan (PK) Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Beato Yosef Frent Omenu, membuka secara resmi kegiatan workshop literasi bagi guru-guru jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) se-Kabupaten TTU, Kamis (24/8/2023), di SDN Kenari, Kefamenanu.

 

Workshop literasi berupa pelatihan dan pendampingan menulis yang diikuti oleh 75 orang guru tersebut merupakan hasil kerja sama antara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaen TTU dan Cakrawala NTT.

 

Turut hadir pada kesempatan tersebut, yakni Kepala Bidang (Kabid) Bina dan Ketenagaan, Dinas PK Kabupaten TTU, Finsensius Th. Amfotis, serta Kepala Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi NTT, Wirman Kasmayadi, yang bergabung melalui sambungan google meeting.


Dalam sambutan pembukanya, Frent menuturkan kegiatan pelatihan dan pendampingan menulis merupakan salah satu upaya mengembangkan aspek literasi di kalangan guru. Hal itu, ujarnya, membutuhkan kerja sama yang kolaboratif di antara semua pihak, terutama guru, sebab pengembangan literasi harus menyasar peningkatan kompetensi guru.


Para guru saat membuat jenis tulisan pentigraf seusai menonton video inspiratif.

“Kegiatan ini sangat positif dan menjadi salah satu upaya peningkatan kompetensi guru dengan mengembangkan aspek literasi di kalangan guru,” ucapnya.

 

Frent menegaskan seluruh upaya yang dilakukan dalam dunia pendidikan harus merujuk pada pencapaian tujuan pendidikan itu sendiri, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Guru, sambungnya, adalah profesi kemanusiaan yang bekerja untuk mendidik anak-anak bangsa.

 

Untuk itu, tegas Frent, para guru wajib memberikan contoh atau teladan yang baik bagi peserta didik, termasuk dalam aspek literasi.  

 

“Guru itu profesi kemanusiaan. Harus ada perhatian khusus kepada anak-anak. Guru harus memberikan contoh atau teladan. Ketika menyuruh anak menulis sesuatu, maka guru pun harus memberikan contoh kepada anak didiknya. Oleh sebab itu, guru pun harus bisa menulis dan memiliki karya tulis,” ungkap Frent.


Kepala BGP NTT, Wirman Kasmayadi. Foto: RRI.

Kepala BGP NTT Beri Apresiasi

 

Sementara itu, melalui sambungan google meeting, Kepala BGP Provinsi NTT, Wirman Kasmayadi, memberikan apresiasi bagi para guru yang telah berpartisipasi dalam kegiatan workshop literasi tersebut.

 

Ia mengatakan bahwa saat ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tengah mendorong pengembangan kompetensi guru secara masif. Para guru, tuturnya, harus bisa mengembangkan kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat bentuk kompetensi tersebut, ujar Wirman, menjadi acuan guru yang berkualitas.

 

“Saya memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini serta para guru yang berpartisipasi di dalamnya. Ini merupakan salah satu upaya pengembangan kompetensi guru yang tengah gencar dilakukan oleh Kemendikbudristek,” ungkap Wirman.



Wirman menambahkan terdapat berbagai program pengembangan kompetensi guru, seperti Guru Penggerak dan Kurikulum Merdeka Belajar. Namun, tegasnya, dibutuhkan kemampuan dan keterampilan guru, termasuk penguasaan aspek literasi, untuk mengaplikasikan hal-hal positif di dalam program-program tersebut.

 

“Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) juga penting bagi para guru, terkait bagaimana mengembangkan diri, membuat publikasi, dan menghasilkan karya yang inovatif. Bapak dan Ibu harus mengembangkan keterampilan dan kemampuan, termasuk literasi, agar bisa menjadi pendidik dan pengajar yang profesional dan kompeten,” tandasnya.

 

Literasi untuk Kemajuan Generasi

 

Lebih lanjut, dalam pemaparan materinya, Direktur Cakrawala NTT, Gusty Rikarno, mengungkapkan bahwa literasi yang dikuatkan dan dikembangkan di kalangan guru saat ini adalah dasar untuk menyambut generasi emas di masa mendatang. Generasi emas tersebut, ujarnya, adalah anak-anak muda saat ini, termasuk yang sedang mengenyam pendidikan.

 

“Hari ini kita bersama-sama mengembangkan aspek literasi bukan untuk kepentingan saat ini, tetapi sebenarnya adalah upaya kita untuk mempersiapkan dan menyambut generasi emas di masa mendatang. Mereka harus merdeka secara pikiran dan keterampilan, salah satunya melalui literasi. Itu tentunya adalah tugas kita semua,” ucap Gusty.


Direktur Cakrawala NTT, Gusty Rikarno.

Ia pun berharap agar melalui pelatihan dan pendampingan menulis tersebut, para guru tidak hanya memperoleh pengetahuan dan keterampilan tentang penyusunan karya tulis ilmiah, tetapi juga mendorong pengembangan kompetensi.

 

Senada dengan Gusty, Dosen Filsafat Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang, Pater Peter Tan, S.Fil., M.Fil., mengatakan bahwa aktivitas menulis dan menghasilkan karya tulis sangat penting bagi guru. Dengan melakukan kegiatan menulis, terangnya, para guru turut meningkatkan daya pikir dan mengembangkan pola berpikirnya dengan baik.

 

“Menulis itu sangat baik untuk mengembangkan pola pikir. Bagi para guru, kegiatan menulis dan menghasilkan karya tulis sangatlah penting,” tegasnya.


Dosen Filsafat Unwira, P. Peter Tan, S.Fil., M.Fil.

Pater Peter pun berharap agar para guru bisa menyusun dan menghasilkan karya tulis dengan baik selama proses pendampingan. Menurutnya, menulis adalah bekerja untuk keabadian sebagaimana diterangkan oleh Pramoedya Ananta Toer, penulis kebanggaan Indonesia.

 

Untuk diketahui, para guru akan mengikuti proses pendampingan menulis selama 3 hari, yakni Kamis-Sabtu (24-26/8/2023), di SDN Kenari, Kefamenanu. Para guru akan diarahkan dan didampingi oleh para formator untuk menyusun dan menghasilkan karya tulis ilmiah. (MDj/red)


Post a Comment

0 Comments