Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

Penerapan Metode Inkuiri Pada Model Pembelajaran POE Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

 

Oleh : Imanuel Fallo, S.Pd.

(Guru SMP Negeri 1 Atap Nunfutu, Malaka)



CAKRAWALANTT.COM - Proses pendidikan di sekolah selalu melibatkan interaksi antara guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik. Interaksi tersebut dapat membangun suatu proses pembelajaran yang meliputi beberapa komponen selain guru dan siswa, yakni materi pelajaran, sumber belajar, media pembelajaran, metode, dan lain sebagainya. Proses pembelajaran tersebut dapat dikatakan berhasil apabila interaksi antar komponen di dalamnya mampu menghasilkan perubahan dalam diri siswa secara potensial dan positif.   

 

Pada dasarnya, proses pembelajaran harus didasarkan pada pengalaman siswa untuk mengembangkan dirinya secara mandiri dan kreatif. Siswa harus menemukan jati dirinya dalam proses pembelajaran, sehingga cara penyampaian informasi atau materi pembelajaran oleh guru pun harus merata, menyenangkan, dan inovatif. Namun, dalam praktiknya, sebagian proses pembelajaran masih cenderung berbasis hafalan teori. Siswa pun kurang diberikan kesempatan untuk berdiskusi dan menemukan jati diri secara mandiri dalam proses interaksi.

 

Kondisi tersebut juga banyak ditemui di SMP Negeri 1 Atap Nunfutu, Kabupaten Malaka, khususnya di kelompok siswa kelas VII. Proses pembelajaran yang berlangsung sering tidak sesuai dengan tujuan utama pendidikan. Sebagian siswa tidak mampu memahami inti pembelajaran sehingga berpengaruh pada pencapaian hasil belajar yang tidak sesuai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Hal itu disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kebiasan menghafal materi pelajaran tanpa memahami konsep utama, minimnya keaktifan dan kreativitas dalam bereksperimen, serta rendahnya rasa ingin tahu terhadap materi pelajaran. Selain itu, pola pembelajaran yang (hanya) berfokus pada guru (teacher-centered) pun cenderung menjadi faktor penyebab.

 

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentu tidak terlepas dari proses pembelajaran. Komponen-komponen pembelajaran harus berubah sesuai kondisi dan kebutuhan siswa. Misalnya, guru harus lebih kreatif ketika mengajar agar siswa menjadi tertarik dan tidak mudah bosan. Suasana kelas juga harus dirancang dan dibangun menggunakan metode dan model pembelajaran yang tepat agar proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, sebab semakin besar keterlibatan siswa, maka semakin besar kesempatan untuk mengalami proses belajar.

 

Salah satu solusi yang bisa digunakan adalah dengan menerapkan Metode Inkuiri pada Model Pembelajaran Prediction, Observation, and Explanation (POE). Model yang dikembangkan oleh White dan Gunstone (1992) tersebut bertujuan untuk menggali pemahaman siswa dengan melaksanakan 3 tugas utama, yakni prediksi, observasi, dan memberikan penjelasan (Indrawati dan Setiawan, 2009 : 45). Menurut Warsono (2012 : 93), teknik tersebut dilandasi oleh teori pembelajaran konstruktivisme yang beranggapan bahwa melalui kegiatan prediksi, observasi, dan menerangkan suatu hasil pengamatan, struktur kongnitif akan terbentuk dengan baik.  

 

Sementara itu, Metode Inkuiri pada Model Pembelajaran POE merupakan desain model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan yang dihadapi dengan prediksi, observasi, dan penjelasan. Hal itu bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengidentifikasi persoalan, membuat hipotesis, mengumpukan data, dan mengambil kesimpulan. Di sini, siswa dapat mencari informasi dan melakukan percobaan serta berdiskusi untuk menemukan konsep dari materi pembelajaran.  

 

Penerapan Metode Inkuiri pada Model Pembelajaran POE merupakan desain pembelajaran yang dimulai dengan penyajian masalah, pengarahan siswa untuk memberikan dugaan sementara, observasi terhadap masalah, dan pembuktian melalui percobaan. Kemudian, siswa diberikan kesempatan untuk mengumpulkan data dari hasil observasi untuk dianalisis agar bisa membuktikan dugaan benar atau salah yang akan dirumuskan dalam suatu kesimpulan.

 

Siswa yang diajarkan menggunakan penerapan Metode Inkuiri pada Model Pembelajaran POE memiliki kemampuan dan keterampilan dalam bereksperimen serta dapat mencapai hasi belajar yang sesuai. Penerapan metode dan model pembelajaran tersebut dapat dilakukan dalam 3 tahap utama sebagai berikut.

 

Pertama, prediksi (prediction). Prediksi merupakan keterampilan mengantisipasi atau menyimpulkan suatu hal yang akan terjadi pada waktu yang akan datang berdasarkan pikiran atas kecenderungan, pola tertentu, atau informasi (Usman dan Setiawati, 1993 : 79). Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), prediksi menjadi tahap awal dimana siswa membuat dugaan terhadap suatu peristiwa atau fenomena.

 

Fenomena pada pokok pembahasan IPA di kelas VII salah satunya adalah “Gaya”. Fenomena gaya yang dipelajari antara lain gaya apung, tenggelam, dan melayang. Di sini, siswa diminta untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan fenomena kertas yang dicelupkan dalam air, apakah terapung/tenggelam/melayang. Siswa akan meramalkan jawaban atau memberikan dugaan terkait femomena tersebut beserta alasan dan penjelasannya. Siswa bebas menyusun dugaan sementara berdasarkan pengetahuan awal yang diperolehnya, sedangkan guru dilarang membatasi pemikiran siswa.

 

Kedua, observasi (observation). Observasi merupakan kemampuan mengamati dengan melibatkan semua alat indra. Pada tahap ini, siswa terlibat secara langsung dalam kegiatan pembelajaran. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk melakukan percobaan atau demonstrasi terkait fenomena atau peristiwa terkait tercelupnya kertas dalam air yang dibahas untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis atau kebenaran prediksi yang disampaikan. Di sini, siswa mengadakan praktikum (eksperimen) sembari mencatat hasil pengamatan dan mengaitkan prediksi sebelumnya. Selama tahap observasi, siswa terlibat langsung dan berperan aktif dalam mencari pembuktian atas jawaban awal yang diberikan.  

 

Ketiga, pejelasan (explanation). Tahap penjelasan merupakan tahap dimana siswa diminta untuk memaparkan hasil pengamatannya serta menjelaskan kesesuaian atau ketidaksesuaian prediksi dengan keadaan sebenarnya (hasil eksperimen), sehingga siswa dituntut untuk bisa bertanggung jawab atas hasil pengamatan yang dilakukannya. Jika hasilnya sesuai, maka siswa memperoleh kebenaran dan semakin yakin dengan konsepnya, tetapi, apabila tidak sesuai, maka siswa dapat mencari penjelasan lanjutan.  

 

Penerapan Metode Inkuiri pada Model Pembelajaran POE dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif. Proses pembelajaran pun menjadi lebih menarik, sebab siswa tidak hanya mendengarkan, tetapi juga mengamati peristiwa atau fenomena yang terjadi melalui eksperimen. Dengan cara mengamati secara langsung, siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan teori dengan kenyataan. Hal itu pun akan berpengaruh pada upaya peningkatan hasil belajar siswa.

 

Untuk itu, penerapan Metode Inkuiri pada Model Pembelajaran POE dapat digunakan di dalam kegiatan belajar dan mengajar di dalam kelas sebab bisa memberikan dorongan serta menumbuhkan minat dan hasil belajar siswa. Model Pembelajaran POE diharapkan untuk diterapkan secara berkelanjutan sehingga siswa terbawa kepada pengalaman dalam bentuk demonstrasi atau eksperimen guna mengasah kemampuan siswa. (red)  

Post a Comment

0 Comments