(Mahasiswa Prodi PGSD Universitas Muhammadiyah Kupang saat mengikuti kegiatan inovasi pembelajaran) |
Kota Kupang, CAKRAWALANTT.COM - Implementasi media pembelajaran saat ini perlu
dilakukan dengan begitu banyak penyesuaian sesuai dengan harapan pembelajaran. Media
pembelajaran menjadi instrumen pendukung dalam proses penyampaian informasi (transfer knowlegde) kepada peserta didik
guna mencapai perubahan yang diinginkan.
Salah satu media pembelajaran yang digunakan adalah
monopoli interaktif. Media tersebut merupakan media pembelajaran kreatif yang
bisa digunakan sebagai bahan belajar untuk calon guru, terkhususnya calon guru
Sekolah Dasar (SD).
Media monopoli interaktif adalah media yang dapat
dimainkan oleh lebih dari satu orang. Permainan ini lebih menekankan pada
penguasaan materi-materi yang akan diajarkan oleh guru. Permainan monopoli
tersebut kemudian dimodifikasi menjadi media yang menarik agar dapat dipahami
oleh peserta didik.
Melalui media monopoli interaktif, peserta didik dapat
dilatih untuk memahami banyak hal terkait pelajaran, sehingga secara perlahan
akan tertarik untuk belajar. Pendekatan yang digunakan pada penerapan media ini
adalah dengan memadukan konsep pembelajaran dengan permainan.
Dalam praktiknya, media monopoli interaktif dapat
diterapkan di jenjang pendidikan dasar atau kalangan peserta didik usia 7-12
yang masuk dalam kategori “Operasional Konkrit”. Kategori tersebut menuntut
adanya media pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru sebagai jembatan agar
proses penyampaian informasi lebih mudah dipahami oleh peserta didik.
Pengembangan media monopoli interaktif dilakukan untuk
meningkatkan motivasi mahasiswa dalam belajar melalui inovasi yang telah
dilakukan agar tercapai kualitas belajar yang baik. Di Universitas Muhammadiyah
Kupang, terkhususnya Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD),
pada semester genap tahun 2023, digelar kegiatan inovasi pembelajaran untuk
melatih kemampuan para calon guru (baca: mahasiswa) dalam mengembangkan
keterampilan diri dan meningkatkan profesionalisme melalui penerapan media
monopoli interaktif.
Kepada media ini, Rabu (5/7/2023), Dosen Prodi PGSD
Universitas Muhammadiyah Kupang, Budi Kurniawan, S.Pd.,M.Pd., menuturkan
kegiatan tersebut berguna untuk mendorong para calon guru untuk memahami
bagaimana penerapan media monopoli interaktif sebagai sebuah inovasi baru dalam
proses pembelajaran.
“Selama ini banyak anggapan bahwa permainan monopoli
hanya untuk hiburan semata. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan dalam
dunia pendidikan yang mengharuskan para pendidik atau calon guru agar dapat menghadirkan
proses pembelajaran yang mudah, aktif, dan tematik bagi peserta didik. Untuk itu,
media monopoli interaktif dapat mewujudkan hal-hal tersebut. Media ini dapat
memberikan segudang manfaat bagi perkembangan kecerdasan anak, mengajarkan
keterampilan, meningkatkan interaksi sosial serta kemampuan pemecahan masalah,”
ungkap Budi.
Budi menjelaskan inovasi pembelajaran merupakan suatu
hal yang sangat penting dan harus dilakukan oleh guru. Dengan membuat inovasi
pembelajaran, ujarnya, guru dapat belajar untuk menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan, menggairahkan, dinamis, penuh semangat, dan terdapat
tantangan.
“Suasana pembelajaran yang dihasilkan melalui
penerapan media monopoli interaktif dapat memudahkan peserta didik dalam
memperoleh ilmu dan guru juga dapat menanamkan nilai-nilai positif pada peserta
didik untuk menuju tercapainya tujuan pembelajaran. Melalui penerapan media
monopoli interaktif sebagai inovasi baru bagi calon guru (SD) tentunya dapat
meningkatkan profesionalisme guru itu sendiri,” tambahnya.
Dalam proses pembelajaran, media berperan penting
dalam mendukung keberlangsungan kegiatan belajar dan mengajar. Guru dapat
menyampaikan materi menggunakan media pembelajaran agar mudah disimak dan
dipahami oleh peserta didik. Media pembelajaran juga dapat menciptakan suasana
kelas yang menyenangkan, sehingga peserta didik tidak cepat terlena dalam
kebosanan.
Untuk itu, melalui penerapan media monopoli
interaktif, pembelajaran tentu akan lebih menyenangkan, kreatif, mudah,
efisien, menarik, dan mudah dipahami oleh peserta didik. Selain itu, guru pun dapat
memperoleh akses pada gagasan baru, seperti cara belajar, cara mengakses
informasi yang sulit ditemukan, dan bagaimana menyajikan informasi dengan
menggunakan media pembelajaran yang berbeda. Di sisi lain, peserta didik juga
mendapatkan informasi dan pengalaman baru dalam proses pembelajaran. (Faujiah Bakri/MDj/red)
0 Comments