Oleh : Siprianus Albertus Meo, S.Pd.,Gr.
(Guru SMP Negeri 1 Malaka Barat)
CAKRAWALANTT.COM - Pendidikan, dewasa ini, terus berkembang sesuai
kebutuhan dan tuntutan zaman. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi turut
mempengaruhi dinamika pendidikan. Dinamika pendidikan dapat mendukung
terciptanya perubahan aspek kognitif, afektif, konatif, dan sosial peserta
didik. Proses pendidikan yang baik akan memberikan hasil yang memuaskan pada
kondisi peserta didik.
Dalam menunjang proses pendidikan yang baik,
dibutuhkan kreativitas dan inovasi dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Syaiful
Sagala (2009), pembelajaran adalah membelajarkan peserta didik (baca: siswa)
menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu utama
keberhasilan pendidikan. Dalam hal ini, guru harus memiliki kreativitas dan
mampu menciptakan inovasi guna mendukung jalannya kegiatan pembelajaran yang
baik.
Kreativitas dan inovasi tersebut bisa
diimplementasikan di setiap kegiatan belajar dan mengajar pada masing-masing
mata pelajaran, salah satunya Bahasa Inggris. Bahasa Inggris merupakan bahasa
internasional yang masuk ke dalam substansi kurikulum pada setiap jenjang
pendidikan di Indonesia. Bahasa Inggris dianggap penting karena mampu mendukung
individu (baca: peserta didik) untuk menguasai setiap aspek kehidupan.
Untuk menunjang proses pendidikan yang berkualitas, maka
pembelajaran Bahasa Inggris mengedepankan penguasaan empat keterampilan
berbahasa, yakni speaking (berbicara),
reading (membaca), writing (menulis), dan listening (mendengarkan). Dalam proses
pembelajaran Bahasa Inggris, diharapkan para peserta didik dapat memahami
materi yang disampaikan oleh guru dengan baik, sehingga hasil yang diperoleh
dari kegiatan belajar dan mengajar dapat memuaskan.
Namun, pada kenyataannya, tidak semua proses
pembelajaran Bahasa Inggris berjalan dengan baik. Masih terdapat beberapa
peserta didik yang belum menguasai empat keterampilan berbahasa Inggris,
misalnya di SMP Negeri 1 Malaka Barat, Kabupaten Malaka. Minimnya penguasaan
tersebut mengakibatkan suasana kelas menjadi tidak efektif dan aktif. Hal itu
pun berpengaruh pada pencapaian hasil belajar di akhir semester.
Setelah ditelisik, persoalan tersebut disebabkan oleh
beberapa faktor, seperti mayoritas peserta didik yang masih menggunakan bahasa
daerah dalam berkomunikasi, minimnya penguasaan kosakata Bahasa Inggris, gaya
mengajar guru yang tidak kreatif dan inovatif, serta setting ruangan kelas yang tidak sesuai dengan kondisi peserta
didik.
Dalam praktiknya, minimnya penguasaan kosakata dan
gaya mengajar guru yang tidak kreatif menjadi penyebab utama mandeknya proses
pembelajaran Bahasa Inggris yang berkualitas. Kosakata memegang peranan penting
dalam aspek kebahasaan, sebab tanpa perbendaharaan kata yang mumpuni, maka
proses interaksi, dalam hal ini pembelajaran Bahasa Inggris, tidak dapat
berlangsung secara baik. Begitupun gaya mengajar, bila tidak disertai dengan
kreativitas dan inovasi, maka proses penyampaian informasi atau transfer
pengetahuan tidak dapat berjalan sesuai harapan.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, maka penerapan
media flash cards dapat menjadi
solusi. Media flash cards dirasa
sangat tepat untuk mencairkan suasana kelas dan dapat membuat peserta didik
lebih aktif sebab dinamika pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Media ini
berbentuk kartu gambar berukuran 25 x 30 cm. Gambar-gambar yang dibuat
memanfaatkan foto atau gambar yang sudah ada dan ditempelkan pada
lembaran-lembaran flash cards
(Danajaya, 2010). Media flash cards juga
dapat diartikan sebagai media edukatif berupa kartu yang memuat gambar atau
kata.
Media flash
cards dapat membantu meningkatkan penguasaan kosakata Bahasa Inggris dan
melatih kemandirian peserta didik untuk belajar, sebab dapat dibawa kemana saja
secara praktis, gambarnya mudah dibuat, dan bisa dikombinasikan dengan media
lain. Dengan menerapkan media ini, gaya mengajar guru dapat terlihat lebih kreatif
dan inovatif sehingga mampu merangsang minat belajar peserta didik.
Dalam penerapannya, media flash cards dapat digunakan ketika bermain game match the pictures to the suitable word atau permainan
mencocokkan gambar dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Adapun langkah-langkah
penerapannya adalah sebagai berikut.
Pertama, guru menyiapkan flash cards tentang hewan dalam Bahasa Inggris dan menempelkannya di bagian belakang kartu. Kartu-kartu ini disiapkan oleh guru sebelum kegiatan belajar dan mengajar dimulai.
Kedua, ketika kegiatan belajar dan mengajar dimulai, guru
memulai permainan dengan menggambarkan tabel dengan 2 kolom. Kolom pertama
dihilangkan untuk nantinya ditempelkan flash
cards dan kolom kedua digunakan untuk menuliskan nama-nama hewan dalam
Bahasa Inggris. Para peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok kecil agar
bisa dikontrol dengan baik. Permainan dipandu langsung oleh guru dengan sistem reward-punishment dan para peserta didik diarahkan untuk mengingat kembali
nama-nama hewan dalam Bahasa Inggris.
Permainan dibagi menjadi beberapa babak. Pada babak
pertama, semua kelompok diberikan kesempatan secara berurutan untuk mencocokkan
gambar dengan kata menggunakan flash
cards. Jika berhasil, maka akan diberikan poin 1. Sedangkan, pada babak 2,
masing-masing kelompok harus menempelkan gambar pada kata yang tertulis di
papan dengan tepat. Semua kelompok akan diberikan kesempatan, dan yang berhasil
akan mendapatkan poin 2.
Pada babak 1 dan 2, bagi kelompok yang salah
menempelkan gambar akan langsung didiskualifikasi dan diberikan kesempatan
kepada kelompok lain untuk menjawab. Kemudian, pada babak terakhir,
masing-masing peserta didik akan diberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan
dengan cepat. Jika benar, maka diberikan poin 5.
Ketiga, setelah semua babak selesai dilaksanakan, guru dan
peserta didik secara bersama-sama menjumlahkan poin yang diperoleh oleh setiap
kelompok. Kelompok yang memperoleh nilai tertinggi akan diberikan pujian (reward) dan yang kalah akan diberikan
hukuman (punishment) atau motivasi
sesuai kesepakatan awal.
Permainan ini juga bisa digunakan untuk mempelajari
kata tunggal dan jamak dalam Bahasa Inggris, seperti kata jamak “two lions”
(dua singa) dimana peserta didik harus menempelkan 2 flash cards singa pada kolom yang ada.
Setelah menggunakan media flash cards, suasana kelas akan terasa lebih aktif, sebab minat
belajar peserta didik menjadi meningkat. Peserta didik pun akan lebih bersemangat
untuk menghafal kosakata Bahasa Inggris sehingga bisa berdampak positif pada
pencapaian hasil belajarnya. Dengan menerapkan media ini, suasana belajar juga
menjadi menyenangkan, sebab para peserta didik bisa bermain sambil belajar.
Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa penerapan media
sebagai pendukung pembelajaran sangatlah penting. Guru diharapkan lebih mampu
menciptakan inovasi pembelajaran yang bisa meningkatkan minat belajar peserta
didik. Hal itu bisa terwujud apabila guru berpikir kreatif dan mampu membaca
peluang di setiap kondisi dan kebutuhan peserta didik. (MDj/red)
0 Comments