Oleh : Apriana S. Tafui, S.Pd.,Gr.
(Guru SMP Negeri 1 Malaka Timur)
CAKRAWALANTT.COM - Pendidikan selalu
menjadi pengalaman belajar yang menyenangkan bagi siapa saja. Pengalaman belajar
tersebut terus berlangsung sepanjang hayat (long
life education), sehingga setiap individu wajib mengenyam pendidikan tanpa
terkecuali. Dengan pendidikan yang baik, seseorang dapat mengembangkan potensi
yang dimilikinya untuk sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang
lain. Untuk melahirkan hasil pendidikan yang baik, maka dibutuhkan proses
pembelajaran yang baik pula.
Salah satu
pembelajaran yang giat diajarkan di setiap satuan pendidikan adalah Bahasa
Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu yang wajib dipelajari
dan dikuasai oleh setiap individu, baik melalui pendidikan formal maupun
non-formal. Di dalam konteks pendidikan formal, Bahasa Indonesia telah
dimasukan ke dalam kurikulum pendidikan untuk diajarkan kepada para peserta
didik.
Pembelajaran Bahasa
Indonesia identik dengan teks, salah satunya teks diskusi. Teks diskusi adalah
teks yang berisi paparan suatu permasalahan, perbedaan pendapat yang terjadi,
serta penyelesaian masalah yang merupakan jalan keluar dari perbedaan pendapat
yang ada dalam teks tersebut (Mulyadi, 2015 : 130). Sedangkan, kegiatan diskusi
biasa dilakukan sebelum atau ketika sedang menyelenggarakan suatu pertemuan ilmiah.
Dalam Kegiatan
Belajar dan Mengajar (KBM), para peserta didik diharapkan mampu memahami teks
diskusi secara baik. Mereka didorong untuk mampu menemukan topik diskusi yang
akan dibahas, menulis teks diskusi, serta aktif dalam kegiatan berdiskusi. Namun,
pada kenyataannya, terkhususnya di kelas IX D SMP Negeri 1 Malaka Timur,
Kabupaten Malaka, masih terdapat sebagian peserta didik yang belum mampu
mewujudkan harapan-harapan tersebut.
Mereka cenderung
diam dan tidak berani mengungkapkan masalah. Akibatnya, mereka tidak aktif
dalam berdiskusi dan bahkan tidak mampu memahami teks diskusi dengan baik. Hal
itu disebabkan oleh kurangnya perhatian dan motivasi dalam mengikuti
pembelajaran. Selain itu, cara mengajar guru sebagai pendidik dan pengajar yang
masih tergolong konvensional, berpusat pada guru, dan minim penggunaan media
pembelajaran turut mempengaruhi minat belajar peserta didik.
Untuk mengatasi
persoalan tersebut, Penulis membuat suatu ide kreatif dengan menerapkan media
komik strip CB3 (Cermati, Berpikir, Bernalar, dan Berkomuniksi) dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia, terkhususnya pada materi teks diskusi. Media ini
digunakan untuk menyampaikan informasi dengan tanggapan yang estetis dari
pembaca. Kemudian, peserta didik juga dapat melihat berbagai persoalan di
sekolah secara visual dan mulai berpikir kritis.
Media komik
strip CB3 membantu peserta didik untuk berani mengungkapkan apa yang ditemuinya
di dalam komik guna mendiskusikannya dengan teman-teman sekelompok. Peserta didik
juga dimudahkan untuk memahami materi pembelajaran, sebab media ini dapat
menarik perhatian, memberikan motivasi belajar, serta membangkitkan rasa ingin
tahu.
Untuk membuat
media komik strip CB3, dibutuhkan kertas karton, beberapa lembar kertas HVS,
spidol, gunting, lem atau perekat, laptop, dan mesin pencetak (printer). Pada awalnya, dibuat desain
gambar atau foto peserta didik yang berisi topik permasalahan menggunakan
laptop dan aplikasi Canva. Lalu,
dibubuhkan kolom kosong yang akan diisi oleh peserta didik ketika memulai KBM
dan dicetak untuk ditempelkan pada karton. Ketika melihat gambar atau foto
tersebut, maka peserta didik akan tertarik untuk memahami, berpikir kritis, dan
kemudian menuliskan apa yang dipahami tersebut.
Media komik
strip CB3 memiliki beberapa komponen, yakni panel
(kotak-kotak yang memisahkan antara satu ilustrasi dengan ilustrasi lain), parit (ruang kecil yang memisahkan panel
satu dengan panel lainnya), balon
kata/dialogue box (ruang yang digunakan untuk mengisi teks dialog, ilustrasi gambar (komponen utama dalam
komik), dan tema cerita/sudut pandang (dasar
dari ilustrasi). Sedangkan, penerapan media komik strip CB3 dalam pembelajaran
dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut.
Pertama, cermati gambar. Pada tahap ini, peserta
didik dibagi ke dalam 4-5 kelompok. Masing-masing perwakilan kelompok akan
mengambil karton yang berisi komik strip CB3 yang sudah disiapkan sebelumnya. Kemudian,
di dalam kelompok, masing-masing anggota diminta untuk mencermati obyek atau
gambar yang tertera. Penggunaan analogi dapat membantu peserta didik dalam
memahami materi teks diskusi dengan topik-topik yang diberikan.
Kedua, berpikir kritis. Pada tahap ini, peserta
didik mulai berpikir kritis setelah mengamati gambar dalam komik tersebut. Peserta
didik diminta untuk menuliskan pada kolom kosong terkait pemahaman mereka
tentang foto atau gambar komik strip pada karton. Setelah itu, para peserta
didik diarahkan untuk berdiskusi terkait masalah yang mereka temui.
Ketiga, bernalar. Ketika sedang berdiskusi, para
peserta didik mulai mengumpulkan informasi mengenai masalah serta
menghubungkannya dengan pemahaman dan kejadian nyata. Hal ini bisa membantu
memperluas pemahaman peserta didik untuk dituliskan.
Keempat, berkomunikasi. Setelah mencermati,
berpikir kritis, dan bernalar, peserta didik diberikan kesempatan untuk
mempresentasikan apa yang sudah dibahas bersama kelompoknya. Penyampaian hasil
belajar tersebut kemudian dibuat sebagai laporan tertulis. Kegiatan tersebut
dapat memberikan umpan balik (feedback)
serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik.
Setelah melakukan
langkah-langkah tersebut, Penulis melakukan evaluasi dengan mengoreksi setiap
kata atau kalimat yang dituliskan oleh peserta didik pada kolom yang kosong.
Penulis juga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk secara
bersama-sama melakukan refleksi mengenai proses pembelajaran yang telah dilalui
tersebut.
Dengan menerapkan
media komik strip CB3 pada pembelajaran Bahasa Indonesia, terkhususnya materi
teks diskusi, Penulis melihat adanya keinginan yang kuat dan minat belajar yang
tinggi dalam diri para peserta didik. Mereka semakin bersemangat untuk
mengikuti pembelajaran, bahkan terlibat aktif di setiap kegiatan diskusi. Hal itu
tentunya dipengaruhi oleh suasana pembelajaran yang semakin menyenangkan.
Oleh sebab
itu, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media komik strip CB3 sangat membantu guru
dalam meningkatan pemahaman, daya konsentrasi, dan minat peserta didik dalam
mengikuti proses pembelajaran. Penggunaan dan penyajian media ini tergolong
mudah, efisien, dan praktis. Selain itu, media komik strip CB3 juga dapat
memberikan ruang bagi guru dan peserta didik untuk berkreasi dan menciptakan
inovasi. (MDj/red)
0 Comments