Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

SUPERVISI AKADEMIK SEBAGAI SOLUSI ATAS PERSOALAN KINERJA GURU

 

Oleh : Agapitus Sada, S.Pd.

(Kepala SMP Negeri 1 Nita)



CAKRAWALANTT.COM - Kinerja guru belakangan ini menunjukkan hasil yang tidak memuaskan. Ada kesan bahwa guru tidak menyiapkan diri secara baik sebelum membagikan ilmu pengetahuannya kepada peserta didik. Akibatnya, hasil yang diraih peserta didik pada setiap ulangan harian, tengah semester, semester, bahkan ujian akhir sekolah masih ada peserta didik mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

 

Berdasarkan pengamatan Penulis di SMP Negeri 1 Nita, ada beberapa faktor yang menyebabkan tidak memuaskannya kinerja guru. Pertama, ketidaksiapan guru untuk menyiapkan Rancangan Persiapan Pembelajaran (RPP). RPP sangat penting bagi seorang guru supaya fokus dalam menyajikan materi kepada peserta didik. Guru tidak akan mengarang bebas saat menyajikan materi jika RPP sudah menjadi panduannya. Materi yang tidak fokus sering menyebabkan kebingungan dalam diri peserta didik saat menerima pelajaran.

 

Kedua, guru tidak menyiapkan media pembelajaran dengan baik. Padahal, media pembelajaran  sangat membantu guru. Dengan media pembelajaran, guru dapat menyiapkan materi dengan mudah dan hasilnya peserta didik juga dapat mencerna materi dengan mudah pula.

 

Ketiga, guru kurang memperhatikan kemampuan awal peserta didik. Guru sering menyamaratakan kemampuan peserta didik. Padahal, kenyataannya kemampuan setiap peserta didik itu berbeda-beda. Guru harus mengenal dengan baik kemampuan peserta didik sejak awal  tahun pembelajaran. Setiap peserta didik harus didampingi secara serius sesuai dengan kemampuan dasar mereka masing-masing.

 

Keempat, guru tidak melaksanakan evaluasi. Evaluasi  dibutuhkan untuk mengukur keberhasilan suatu proses pembelajaran. Dengan evaluasi, guru bisa melihat apakah pembelajaran yang telah dilaksanakan sudah berhasil atau belum. Dalam proses evaluasi, guru  mengukur penguasaan peserta didik atas materi yang ia sampaikan dalam kegiatan belajar mengajar.

 

Semakin baik pengusaan peseta didik mengindikasikan bahwa metode yang digunakan dalam proses KBM efektif. Namun sebaliknya, makin buruk penguasaan peserta didik, mengindikasikan bahwa metode yang digunakan tidak efektif.

 

Kelima, guru kurang membaca buku-buku referensi lain. Untuk menjadi seorang guru yang professional dan memiliki kemampuan lebih, maka guru perlu menggali informasi bukan saja dari buku pelajarannya saja, tetapi juga membaca dari berbagai sumber lain, diantaranya membaca  buku, ensiklopedi, jurnal, dan referensi lainnya. Dengan membaca banyak  refernsi, maka guru akan memiliki wawasan pengetahuan yang lebih luas.

 

Keenam, guru jarang membawa peserta didik ke dunia nyata. Menjelaskan dan menjabarkan teori merupakan metode yang selalu digunakan guru dalam proses pembelajaran, walaupun ada metode-metode lain yang dapat membangkitkan semangat peserta didik dalam menerima pelajaran di kelas. Hal ini menunjukan bahwa guru kurang kreatif dalam menentukan metode pembelajaran yang tepat. 

 

Cara mengajar yang tidak menarik membuat situasi belajar mengajar menjadi tidak hidup. Walaupun guru sangat  aktif menyajikan  materi pembelajaran, namun reaksi peserta didik  sangatlah  pasif. Untuk menghidupkan suasana belajar, guru mengajak peserta didik agar keluar dari ruang kelas.

 

Ketika peserta didik berada di alam nyata,  guru boleh menjelaskan teori dan menghubungkan teori dengan situasi dan kondisi riil di lapangan/di dunia nyata. Cara ini akan menciptakan suasana belajar menjadi hidup dan menarik. Ketika guru menggunakan metode  yang tepat serta menciptakan suasana belajar yang menarik, maka pasti tujuan pembelajaran akan tercapai.

 

Sebagai Kepala Sekolah, metode yang dipilih oleh Penulis untuk memecahkan berbagai persoalan di atas adalah dengan melakukan Supervisi Akademik. Apa yang dimaksudkan dengan Supervisi Akademik ? Supervisi Akademik adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (Daresh, 1989, Glickman, et al; 2007 dalam  Kemendikbud, 2014).

 

Supervisi akademik menempati posisi strategis di suatu lembaga pendidikan karena lembaga pendidikan bertanggung jawab untuk memberikan layanan pendidikan yang berkualitas kepada peserta didik.

 

Kualitas layanan pendidikan di suatu sekolah tergantung pada kualitas proses pembelajaran di kelas. Kualitas proses pembelajaran di kelas tergantung pada kemampuan guru mengelola proses pembelajaran. Kepala Sekolah, sebagai penanggung jawab lembaga, berkewajiban menjamin dan menfasilitasi agar semua guru mampu mengelola proses pembelajaran seoptimal mungkin.

 

Untuk itu, Kepala Sekolah harus melaksanakan Supervisi Akademik semaksimal mungkin. Dengan Supervisi Akademik yang maksimal, guru diharapkan terdorong untuk mengelola proses pembelajaran secara  optimal.

 

Supervisi Akademik memiliki tujuan. Pertama, untuk pengembangan profesionalisme. Supervisi Akademik dilakukan untuk membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalnya dalam memahami akademik, kehidupan kelas, mengembangkan keterampilan mengajarnya, dan menggunakan kemampuannya menggunakan teknik-teknik tertentu.

 

Kedua, pengawasan berkualitas. Supervisi Akademik dilakukan untuk memonitor proses belajar mengajar di sekolah. Kegiatan memonitor ini bisa dilakukan melalui kunjungan Kepala Sekolah ke kelas-kelas di saat guru sedang mengajar, percakapan pribadi dengan guru, dengan teman sejawat, maupun dengan sebagian peserta didik.

 

Ketiga, penumbuhan motivasi. Supervisi Akademik dilakukan untuk mendorong guru menerapkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas mengajarnya, mendorong guru mengembangkan kemampuannya sendiri, serta mendorong guru agar ia memiliki perhatian yang sungguh-sungguh terhadap tugas dan tanggung jawabnya.

 

Proses pelaksanaan Supervisi Akademik oleh Kepala Sekolah dimulai dengan penyusunan program. Kepala Sekolah menyusun program supervisi untuk menjamin agar pelaksanaan supervisi berjalan sesuai harapan. Perencanaan supervisi yang baik akan memperlancar jalannya kegiatan supervisi. Dalam teorinya, supervisi bisa dilakukan dengan dua teknik, yaitu Teknik Supervisi Individual dan Teknik Supervisi Kelompok. Namun dalam penerapan sejauh ini, kurang lebih selama setahun menjabat sebagai Kepala Sekolah, Penulis baru menerapkan Teknik Supervisi Individual.  

 

Teknik Supervisi Individual adalah pelaksanaan supervisi perseorangan terhadap guru. Penulis mengunjungi guru saat melaksanakan pembelajaran di kelas, mengamati semua proses yang berlangsung di kelas, mengadakan pertemuan pribadi dengan masing -masing guru dan membiarkan guru menilai kinerja mereka sendiri.

 

Pertama, Kunjungan Kelas. Kunjungan kelas dilakukan dengan tujuan untuk menolong guru dalam mengatasi masalah di dalam kelas. Selain itu, saat kunjungan kelas, Penulis mengamati proses pembelajaran dengan teliti. Tujuannya adalah untuk memperoleh data yang obyektif tentang situasi pembelajaran dan mengamati kesulitan-kesulitan guru dalam usaha untuk memperbaiki proses pembelajaran.

 

Secara umum, aspek -aspek yang diamati adalah kreativitas guru dalam proses pembelajaran, cara menggunakan media pembelajaran, variasi  metode, ketepatan penggunaan media dengan materi, dan reaksi mental peserta didik dalam proses belajar mengajar.

 

Kedua, Pertemuan Individual. Pertemuan individual adalah suatu pertemuan, percakapan, serta dialog dan tukar pikiran antara supervisor dan guru. Tujuannya adalah memberikan kemungkinan pengembangan jabatan guru melalui pemecahan kesulitan yang dihadapi, mengembangkan pelaksanaan pembelajaran yang lebih baik, memperbaiki segala kelemahan dan kekurangan dalam diri guru, dan menghilangkan atau menghindari segala prasangka.

 

Selama ini pertemuan individual selalu Penulis lakukan setelah selesai supervisi di kelas. Tempat pertemuan adalah di ruang Kepala Sekolah. Penulis menyampaikan  kekurangan dan kelebihan mereka dan sejauh yang Penulis amati, ada tanggapan positif dari guru-guru. Mereka menunjukkan usaha untuk memperbaiki diri.

 

Ketiga, guru-guru menilai kinerja mereka sendiri. Dalam tahap ini, guru-guru diberikan kesempatan untuk mengevaluasi diri mereka sendiri. Hanya sejauh ini, langkah ini belum Penulis terapkan. Namun, Penulis menilai bahwa proses evaluasi diri ini adalah sesuatu yang baik dan akan diterapkan ke depan.

 

Berdasarkan pengalaman Penulis, Supervisi Akademik cukup efektif untuk memulihkan kinerja guru. Dengan Supervisi Akademik, kinerja guru di kelas bisa dievaluasi dan Kepala Sekolah bisa mendorong guru untuk lebih baik menyiapkan pelajaran, memanfaatkan media pembelajaran, dan lebih serius memperhatikan kemampuan dasar masing-masing siswa. Oleh karena itu, setiap Kepala Sekolah wajib melakukan Supervisi Akademik secara berkala guna meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan di sekolah. (MDj/red)


Post a Comment

0 Comments