Kupang, CAKRAWALANTT.COM - Program Studi (Prodi) Pendidikan Musik, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Katolik Widya Mandira (UNWIRA) Kupang
menyelenggarakan Lomba Ansambel Tingkat SMA/SMK se-Kota Kupang pada Kamis
(25/05/2023). Bertempat di Aula St. Maria Immaculata, Kampus Penfui, Lomba
Ansambel itu mengangkat tema “Seni Mengembangkan Kreativitas Peserta Didik
SMA/SMK se-Kota Kupang”.
Lomba Ansambel itu diikuti oleh 9 (sembilan) SMA/SMK se-Kota
Kupang, di antaranya SMK Negeri 1 Kupang, SMAS NCIPS Kupang, SMA Katolik
Giovanni Kupang, SMA Negeri 6 Kupang, SMAN 5 Kupang, SMAS Reformasi Plus
Noelbaki - Kupang, SMA St. Arnoldus Janssen Kupang, SMAN 2 Kupang, dan SMAN 11
Kupang.
Selain siswa-siswi peserta lomba, kegiatan itu juga dihadiri oleh Pater Dr. Philipus Tule, SVD., Rektor UNWIRA, para dosen UNWIRA, mahasiswa/i UNWIRA, para guru dari masing-masing sekolah, orangtua siswa-siswi, dan segenap masyarakat Kota Kupang dan sekitarnya.
Dalam sambutan pembuka, Pater Dr. Philipus Tule, SVD., Rektor
UNWIRA, mengatakan bahwa dalam dunia musik, kita menyadari bahwa musik adalah
suatu karya seni yang bernilai tinggi. Oleh karena itu, sambung Rektor UNWIRA
yang biasa dipanggil Pater Lipus, dalam dunia musik, kita sering mendengar para
pemikir besar menuangkan gagasan cerdasnya melalui musik, seperti Ludwig van
Beethoven, komponis klasik dari Jerman.
“Kahlil
Gibran, seorang seniman, penyair, dan penulis Lebanon-Amerika, mengatakan bahwa
musik adalah bahasa roh. Musik dapat membuka rahasia hidup yang membawa
perdamaian dan menghapus perselisihan," tutur Pater Lipus, ahli dan
dosen Filsafat Islam (Islamologi).
Menurut
Pater Lipus, alumnus Doktoral The
Australian National University, musik adalah salah satu kekayaan seni yang
tersebar di seluruh dunia dan diungkapkan serta dimainkan dengan berbagai cara.
“Musik Ansambel merupakan suatu cara memainkan alat-alat
musik yang berbeda secara bersama-sama. Oleh karena itu, kita menyelenggarakan
perlombaan Ansambel ini untuk membentuk dan membangun nilai persatuan di tengah
banyaknya perbedaan di antara kita. Sebab, meskipun musik Ansambel dimainkan
dari alat-alat musik yang berbeda, para pemainnya tetap mengusahakan
keharmonisan dan persatuan nada. Dengan demikian, musik Ansambel ini
mengajarkan kita untuk tetap membina persatuan dan keharmonisan di tengah
banyaknya perbedaan,” ungkap Pater Lipus, Rektor UNWIRA yang ke-enam.
Selain itu, lanjut Pater Lipus, kita menyelenggarakan
perlombaan ini untuk menyambut perayaan hari lahirnya Pancasila.
“Pancasila juga demikian, menjadi pemersatu. Begitu pun
dengan Ansambel yang mengungkapkan rasa persatuan atau keinginan untuk bersatu.
Oleh karena itu, mewakili Pimpinan UNWIRA, saya sangat berterima kasih kepada
panitia penyelenggara kegiatan ini. Terima kasih juga kepada para Kepala Sekolah
yang telah mengutus anak-anak SMA untuk terlibat dalam kegiatan ini,” pungkas
Pater Lipus, Pastor Societas Verbi Divini (SVD) yang pernah menulis buku berjudul
“Mengenal Kebudayaan Keo: Dongeng, Ritual, dan Organisasi Sosial”.
Sementara itu, Aloysius Djuanda T. Naya, Ketua Panitia Lomba
Ansambel, mengatakan bahwa latar belakang kegiatan Lomba Ansambel SMA/SMK
se-Kota Kupang itu ialah bahwa seni merupakan hal mendasar yang menempati jiwa
dan raga setiap insan, serta menjadi bekal bagi generasi muda dalam menjalankan
kehidupan.
“Kreativitas dan kemandirian juga merupakan hal yang harus
dikembangkan oleh setiap generasi muda. Kedua hal inilah yang akan memberikan
dampak besar pada perubahan kehidupan, seperti pada nilai spiritualitas,
kemampuan (skill), nilai toleransi antar sesama, nilai kerja sama,
serta nilai persaudaraan dan persahabatan. Untuk merealisasikan beberapa nilai
itu, maka generasi muda, dalam hal ini mahasiswa/i Prodi Pendidikan Musik
UNWIRA, merealisasikan hal tersebut dalam bentuk perlombaan Ansambel tingkat
SMA/SMK se-Kota Kupang. Perlombaan ini juga dibuat dalam rangka menyongsong
hari lahir Pancasila tanggal 1 Juni 2023 dan peduli kasih terhadap anak-anak
panti asuhan,” tutur Aloysius Djuanda T. Naya, mahasiswa Prodi Pendidikan Musik
UNWIRA Semester IV.
Menurut
Aloysius Djuanda T. Naya, kegiatan itu mempunyai 2 (dua) tujuan, yaitu tujuan
umum dan tujuan khusus.
“Tujuan
umumnya ialah melestarikan budaya Nusa Tenggara Timur (NTT), menanamkan
kepedulian mahasiswa/i terhadap masalah pendidikan serta siap mengabdi pada
masyarakat dan sekolah, melahirkan potensi baru yang kreatif dan imajinatif
dalam dunia seni, menjalin persaudaraan dan kerja sama antar SMA/SMK se-Kota
Kupang, serta mengembangkan minat, bakat, dan kreativitas generasi muda untuk
mencintai dan memahami seni dan sesama. Sementara itu, tujuan khususnya ialah
sebagai bentuk aplikasi dari mata kuliah Ansambel oleh mahasiswa/i Prodi
Pendidikan Musik Semester VI dan Managemen Pementasan Seni yang diprogramkan
oleh mahasiswa/i Prodi Pendidikan Musik Semester IV, sebagai ungkapan rasa
peduli kasih terhadap anak-anak Panti Asuhan Sonaf Maneka, serta sebagai
promosi UNWIRA kepada anak-anak SMA/SMK se-Kota Kupang, khususnya Prodi
Pendidikan Musik,” ungkap Aloysius
Djuanda T. Naya.
Lomba Ansambel itu dijuarai oleh SMAS NCIPS Kupang. SMA St.
Arnoldus Janssen Kupang dan SMK Negeri 1 Kupang menjadi juara 2 (dua) dan juara
3 (tiga).
Maria Petriana Perdana Seran, mahasiswa Prodi Pendidikan
Musik UNWIRA, mengatakan bahwa hasil penjualan tiket Lomba Ansambel tingkat
SMA/SMK se-Kota Kupang didonasikan untuk anak-anak Panti Asuhan Katolik Sonaf
Manekat Lasiana, Kupang. (MDj/red)
0 Comments