(Para peserta didik SMPN 13 Kota Kupang melakukan foto bersama usai doa/ibadat dan rekoleksi bersama di Gereja Katolik St. Mathias Rasul Tofa) |
Kota Kupang, CAKRAWALANTT.COM - Sebanyak
277 Peserta didik Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 13 Kota Kupang
mengikuti doa/ibadat dan rekoleksi bersama menjelang Ujian Sekolah, Kamis
(4/5/2023). Para peserta didik dibimbing oleh Guru Agama masing-masing dan dibagi
ke dalam 3 kelompok, yakni yang beragama Katolik melaksanakan doa di Gereja
Katolik St. Mathias Rasul Tofa, yang beragama Protestan di Gereja Tamariska
Maulafa, dan yang beragam Islam di Mushola SMPN 13 Kota Kupang. Hal itu
disampaikan oleh Pembina OSIS SMPN 13 Kota Kupang, Dra. Sulami Elisabeth Ch.
“Doa/ibadat
dan rekoleksi bersama ini dilakukan menjelang Ujian Sekolah. Para peserta didik
dibagi ke dalam tiga kelompok, yakni yang beragama Katolik, Protestan, dan Islam.
Mereka dibimbing oleh Guru Agama masing-masing,” ungkap Sulami.
Dalam
doa/ibadat dan rekoleksi bersama di Gereja Katolik St. Mathias Rasul Tofa, Fr. Ignas
Elabala Muda mengingatkan para peserta didik yang beragama Katolik untuk
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan selama pembelajaran di sekolah. Hal
itu diibaratkannya layaknya anggur yang mesti diberikan kepada orang lain. Sesuai
Injil Yohanes (2 : 1-12), ujar Fr. Ignas, para peserta didik dan Guru harus
selalu berbagi kebaikan kepada semua orang tanpa membeda-bedakan.
“Anggur
yang telah diperoleh dari Bapak/Ibu Guru mesti disimpan dengan baik. Selebihnya
dibagikan bukan saja kepada teman-teman dekat melainkan juga kepada sesama yang
lain. Dan lebih dari itu juga kepada orang tua. Kebaikan yang Anda bagikan akan
berbuah banyak,” ujar Fr. Ignas yang tengah menjalankan masa Tahun Orientasi
Pastoral (TOP) di Gereja Katolik St. Mathias Rasul Tofa.
Di
akhir rekoleksi, Fr. Ignas kembali menegaskan kepatuhan dan kecintaan terhadap
Orang tua dengan mengajak para peserta didik untuk membaca Sabda Tuhan dari
Kitab Putra Sirak (3 : 1-16).
(Para peserta didik dan Guru SMPN 13 Kota Kupang melakukan foto bersama usai doa/ibadat bersama di Gereja Tamariska Maulafa) |
“Berdasarkan
bacaan dalam Kitab Putra Sirak, saya hendak mengajak untuk melihat kembali
kehidupan selama bersekolah kurang lebih tiga tahun. Tentu atas segala kebaikan
yang diperoleh dari Bapak/Ibu Guru. Atau dengan kata lain, saya hendak mengajak
untuk merefleksikan kembali kehidupan tersebut. Tentang perilaku hidup yang
baik, tentang menghormati Orang tua dan juga Guru. Ini sebagai bekal untuk
melangkah atau melanjutkan pendidikan setelah SMP,” terang Fr. Ignas.
Sementara
itu, di Gereja Tamariska Maulafa, Pdt. Ema Blegur-Fallo, S.Th. mengingatkan
para peserta didik yang beragama Protestan bahwa setiap keberhasilan
membutuhkan perjuangan.
Pada
introitus, Pelayan membaca nast pembimbing dari Amsal 3 : 1, sedangkan,
Pelayanan Firman, renungan Pdt. Ema Blegur-Fallo didasarkan pada 2 Timotius,
1-7, hal panggilan untuk menderita. Semua yang hadir mengidungkan Pujian KJ.
363 : 1 dan mendapat berkat pengutusan.
Di
sisi lain, di Mushola SMPN 13 Kota Kupang, para peserta didik yang beragama
Islam dipandu oleh Ratna Suminar, S.Pd.I., selaku Guru Agama Islam, untuk
membaca Ayat Suci Al Quran (Surat Yasin) dan Doa Istighosah.
“Doa
ini dilakukan sebagai bentuk tawakal kepada Allah SWT. Di samping ikhtiar atau
usaha, manusia juga harus berpegang kepada Sang Pemilik. Semoga dengan usaha
yang maksimal dan doa yang dilakukan dapat memperlancar dan mempermudah urusan
kita dalam menghadapi ujian,” imbuh Ratna.
(Para peserta didik yang beragam Islam melaksanakan doa bersama di Mushola SMPN 13 Kota Kupang dan dibimbing oleh Guru Agama Islam) |
Baca juga: SMPN 13 Kota Kupang GelarPersiapan Jelang Ujian Sekolah
Lebih
lanjut, salah seorang peserta didik, Maria Graciana Oka Wula, mengaku senang
dan gembira karena bisa mengikuti doa/ibadat dan rekoleksi bersama tersebut. Hal
itu juga disampaikan oleh peserta didik lainnya, yakni Fransiska Dawe, Febrianti
Kefi, dan Mario Kellen.
“Saya
merasa terenyuh saat renungan diberikan sambil mendengarkan alunan lagu rohani.
Sungguh itu menguatkan kami agar lebih menghormati Orang tua,” pungkas salah
satu dari mereka. (Jony Liwu/MDj/red)
0 Comments