Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

PENERAPAN METODE DISKUSI DALAM MATA PELAJARAN IPA

 


Oleh : Natalia Anut, S.Pd.

(Guru SMP Negeri 1 Nita)



CAKRAWALANTT.COM - IPA merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang gejala-gejala alam. IPA juga merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, baik gejala alam kebendaan maupun gejala alam kejadian.

 

Menurut Wahyana dalam Triantor (2010), perkembangan IPA tidak hanya ditandai oleh fakta tetapi juga ditandai oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. IPA dapat dipelajari secara mandiri dan melalui proses kegiatan belajar mengajar. Belajar mandiri bisa dilakukan oleh siapa saja. Namun untuk peserta didik, IPA dipelajari melalui kegiatan belajar mengajar.

 

Proses kegiatan belajar mengajar merupakan aktivitas harian yang dilakukan oleh guru dan siswa di sekolah. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan siswa saling berinteraksi satu sama lain, entah secara fisik maupun secara psikis. Selain terjadi interaksi antara guru dan siswa, kedua komponen ini juga berinteraksi dengan buku dan bahan ajar. Setiap kegiatan belajar mengajar diharapkan mencapai target kompetensi dasar yang sudah diatur dalam kurikulum sekolah.

 

Ada beragam  metode pembelajaran yang digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar, misalnya metode ceramah, metode diskusi dan metode praktikum. Dalam proses selama ini, Penulis sudah menerapkan beragam metode tersebut. Namun, dalam tulisan ini, penulis akan menjelaskan pengalaman menggunakan metode diskusi kelompok dalam pembelajaran IPA di kelas VIIC, khususnya berkaitan dengan materi menganalisis interaksi mahluk hidup dengan lingkunganya serta dinamika populasi akibat interaksi tersebut. Indikatornya adalah menjabarkan pola-pola interaksi dalam ekosistem dan menjelaskan bentuk saling ketergantungan mahluk hidup.

 

Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM) pada tingkat satuan Pendidikan SMP Negeri 1 Nita untuk pembelajaran IPA adalah 70. Jumlah peserta didik dalam satu rombongan belajar kurang lebih 32 siswa. Setelah dievaluasi dan dianalisis hasil ulangan harian peserta didik kelas VII C diperoleh hasil, hanya 43,75  % yang tuntas dan yang tidak tuntas  56,25 %. Nilai terendah 33 dan nilai tertinggi mencapai 80. Data ini menunjukkan bahwa ada peserta didik kelas VII C yang kemampuannya rendah dan ada yang mempunyai kemampuan lebih dari teman-temannya. Dengan metode diskusi, peserta didik yang berkampuan rendah dan berkemampuan tinggi dapat saling belajar satu sama lain.

 

Apa itu metode pembelajaran? Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh setiap guru untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun atau diatur dalam Rancangan Proses Pembelajaran (RPP). Metode pembelajaran digunakan agar tujuan yang sudah disusun dalam RPP dapat tercapai secara optimal. Keberhasilan dalam proses pembelajaran bergantung pada strategi yang dilakukan oleh guru dengan menggunakan metode pembelajaran untuk mengembangkan materi yang diajarkan. Salah satu metode pembelajaran yang sering digunakan oleh guru adalah metode diskusi kelompok.

 

Metode diskusi kelompok merupakan metode mengajar yang menghadapkan peserta didik pada suatu persoalan atau permasalahan untuk diselesaikan secara bersama. Metode pembelajaran ini dapat meningkatkan kualitas interaksi antara peserta didik itu sendiri, antara peserta didik dengan guru, juga  dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengemukakan pendapatnya dan melatih peserta didik agar bisa berbicara di depan umum lebih khususnya di depan kelas.

 

Tujuan metode diskusi kelompak ialah untuk memperoleh pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu, selain untuk mempersiapkan dan menyelesaikan keputusan masalah ( Nasih dan Kholidah 2009 ).

 

Menurut Hamdayani (2015), terdapat beberapa langkah pembelajaran dengan menerapkan metode diskusi yang dilakukan di dalam kelas. Pertama, langkah persiapan. Pada langkah ini, hal yang perlu dilakukan guru adalah menentukan tujuan pembelajaran ynag ingin dicapai, baik yang bersifat umum mamupun yang bersifat khusus, menentukan jenis diskusi yang tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran, mengidentifikasi masalah yang akan didiskusikan oleh peserta didik, dan menyiapkan segala sarana penunjang, seperti hal-hal yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan diskusi yang meliputi ruang kelas dan petugas diskusi.

 

Kedua, pelaksanaan diskusi. Pada langkah ini, hal yang perlu dilakukan adalah memastikan seluruh persiapan diskusi sudah tersedia dengan baik, memberikan arahan kepada siswa terkait tujuan pembelajaran serta aturan yang terdapat dalam diskusi, melaksanakan diskusi sesuai aturan yang telah ditetapkan dalam pelaksaan diskusi untuk memperhatikan suasana yang menyenangkan, dan memberikan kesempatan yang sama kepada peserta didik untuk mengeluarkan pendapatnya.

 

Ketiga, menutup diskusi. Hal yang diperhatikan adalah membuat kesimpulan berdasarkan hasil diskusi yang telah disepakati serta mengevaluasi jalannya diskusi dengan meminta pendapat seluruh peserta didik sebagai umpan balik untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya.

 

Berdasarkan pengalaman Penulis selama ini, proses pembelajaran dengan metode diskusi cukup  efektif dan membantu peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat dan juga terbuka untuk belajar mendengar pendapat teman lain. Kelebihan lain dari metode ini adalah suasana kelas menjadi nampak kompetitif terutama pada saat menyampaikan hasil pendapat dalam kelompok masing-masing. Metode diskusi juga membantu peserta didik berlatih untuk berpikir kritis, sistimatis, dan mencari solusi juga berlatih untuk bermusyawarah dalam setiap mengambil keputusan.

 

Namun, berdasarkan pengalaman, penulis menemukan beberapa persoalan dalam dalam penerapan metode diskusi kelompok, yaitu (1) materi yang dibahas setiap kelompok biasanya berbeda; (2) pada saat guru menyuruh salah satu kelompok untuk menyampaikan hasilnya di depan kelas, ada kelompok tertentu yang tidak menanggapi apa yang disampaikan oleh teman kelompoknya  di depan kelas, sehingga sulit mengukur hasil belajar peserta didik; (3) hasil test dalam bentuk ulangan harian rata-rata peserta didik banyak tidak tuntas, padahal soal-soal yang diberikan merupakan soal hasil diskusi kelompok.


Berdasarkan pemaparan di atas dan berdasarkan pengalaman tindakan kelas, Penulis menyimpulkan bahwa penerapan metode diskusi dalam kegiatan belajar mengajar memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun, kendati memiliki kekurangan, dalam kegiatan proses pembelajaran metode diskusi tetap sangat membantu dan memperkaya siswa. Penulis mengharapkan agar metode diskusi yang diterapkan dalam proses pembelajaran tetap ditingkatkan dan tetap dipertahankan.


Selain itu, Penulis juga menyarankan untuk mencapai tujuan kurikulum satuan pendidikan, maka setiap guru hendaknya harus dapat melakukan proses pembelajaran sebagai bentuk interaksi antara guru dengan peserta didik, dan peserta didik dengan sesama peserta didik. Dengan demikian, guru bukan hanya sebagai penceramah di kelas, tetapi guru juga berperan sebagai pasangan diskusi bagi peserta didik di kelasnya. (MDj/red)


Post a Comment

0 Comments