Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

Membuka Jendela Dunia Dengan Membaca

 

Oleh : Paulus Geradus Hurint, S.T.,Gr.

(Wakasek Kurikulum SMK Negeri 1 Ile Ape, Lembata)



CAKRAWALANTT.COM - Pepatah lama mengatakan “Buku adalah Jendela Dunia”. Buku diibaratkan sebagai jendela dunia. Pertanyaan yang muncul mengapa harus jendela? mengapa bukan benda lain. Coba kita bayangkan jika dunia atau bumi yang saat ini kita pijak ibarat sebuah rumah seperti pada umumnya, maka sudah pasti rumah tersebut memiliki jendela. Apakah yang akan kita temukan ketika kita membuka jendela rumah kita? Pasti jawaban beranekaragam sesuai dengan letak dan kondisi rumah kita berada.

 

Hal senada apabila kita membuka jendela dunia atau bumi tempat kita berpijak ini, maka kita juga pasti menemukan beranekaragam apa yang kita lihat, seperti benda-benda luar angkasa yaitu bintang, planet, meteor dan lain sebagainya sesuai dengan pengelihatan kita masing-masing. Ada juga yang tidak bisa menyebutkan apa-apa, karena terlalu banyak hal baru yang mereka lihat dan tidak pernah diketahui oleh mereka sebelumnya. Sepanjang kita tidak pernah membaca maka kita tidak akan pernah menemukan berbagai macam hal baru. Demikian gambaran sederhananya.

 

Dari paparan saya di atas, buku diibaratkan sebagai bumi. Ketika kita membuka buku, maka kita seperti membuka jendela dunia dan sudah pasti kita akan melihat begitu banyak hal yang selama ini kita tidak pernah ketahui. Dengan demikian akan menambah cakrawala pengetahuan kita. Membaca buku harus sudah menjadi budaya. Dengan membaca akan menambah wawasan berpikir kita karena dengan mambaca kita dapat mengalirkan pengetahuan dari buku ke otak kita. Itulah makna dari buku adalah jendela dunia. Makna ini menggambarkan bahwa betapa pentingnya buku bagi kita, karena dengan membaca buku akan memberikan kita banyak pengetahuan.

 

Sebagai seorang guru, kebiasaan membaca buku perlu dilakukan, mengingat dinamika dunia pendidikan yang terus menerus berubah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini mengharuskan seorang guru harus memperkaya diri dengan banyak membaca. Dengan membaca, apapun jenis bacaannya entah itu buku, novel, berita atau apa pun jenisnya akan sangat bermanfaat bagi diri seorang guru.

 

Membaca juga dapat membuat seorang guru bisa mengerti akan apa yang selama ini tak bisa dipahami. Kebiasaan yang dilakukan oleh guru ini, akan menjadi contoh yang baik bagi anak didiknya di sekolah. Sejak dini anak didik dibiasakan untuk menyenangi buku dan menjadikan buku sebagai teman kesehariannya, bahkan menjadikan mereka sebagai seorang “kutu buku”.

 

Saya mencoba menganalogikan membaca seperti menuangkan air dari teko ke gelas. Jika isi tekonya adalah susu, maka yang keluar dari teko adalah susu. Jika isi tekonya adalah kopi, maka yang keluar dari teko adalah kopi. Hal senada akan nampak ketika kita berbicara. Dengan banyak membaca, maka kita sedang mempersiapkan amunisi terbaik untuk mengembangkan kreativitas dan retorika, ketika kita sedang berbicara.

 

Jika kita telisik lebih jauh, banyak sekali manfaat yang kita peroleh kalau kita sering membaca buku. Berdasarkan riset ilmiah dan berbagai pandangan para ahli menyatakan bahwa dengan membaca, dapat mengurangi tekanan pikiran (stress), memperbaiki kualitas memori dari pembaca, merangsang keterampilan berpikir analitis dan mencegah penurunan fungsi kognitif. Oleh karena itu dengan membaca buku pada dasarnya memiliki kaitan yang erat dengan upaya peningkatan kualitas diri seseorang. Mari kita membiasakan diri kita dengan membaca buku. Kebiasaan membaca buku ini harus kita ditularkan kepada anak didik kita, agar mereka bisa menikmati manfaatnya dimasa yang akan datang. (MDj/red)


Post a Comment

0 Comments