Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

UNWIRA KUPANG GELAR HALAL BIHALAL IDULFITRI 1444 H

 

(Rektor Unwira, Ketua Yapenkar, Undangan, Dosen, dan para mahasiswa/i Muslim melakukan foto bersama usai Acara Halal Bihalal 1444 H)


Kupang, CAKRAWALANTT.COM - Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang menggelar Acara Halal Bihalal Idulfitri 1444 H bersama para mahasiswa/i Muslim di lingkup Unwira, Sabtu (29/4/2023), di Ballroom St. Hendrikus Gedung Rektorat Unwira, Kampus Penfui. Acara yang diawali dengan pembacaan Ayat Suci Al Quran tersebut dibuka secara langsung oleh Pater Dr. Philipus Tule, SVD.

 

Dalam sambutannya, Pater Philipus menyampaikan selamat dan apresiasi kepada seluruh Umat Muslim, terutama para mahasiswa/i di lingkup Unwira, yang telah merayakan Idulfitri 1444 H. Menurutnya, Idulfitri harus dimaknai tidak sebatas pada perayaan semata, tetapi lebih dari itu, merupakan momen untuk berefleksi, berbagi kasih, dan saling memaafkan di antara sesama. Untuk itu, sambung Pater Philipus, melalui Acara Halal Bihalal tersebut, para mahasiswa/i bisa menghayati momen Idulfitri secara lebih mendalam.

 

“Acara Halal Bihalal ini menjadi momen bagi kita semua untuk menyadari bahwa perbedaan dan keberagaman adalah suatu kenyataan. Kita harus berlomba untuk berbuat kebajikan di saat kita harus berjuang untuk menjaga persaudaraan kemanusiaan dan merawat persatuan kita,” ujar Pater Philipus.


(Rektor Unwira, Pater Dr. Philipus Tule, SVD.)

Ia menambahkan Acara Halal Bihalal sudah menjadi tradisi dan program tahunan Unwira. Saat ini, ujar Pater Philipus, tercatat sebanyak 146 mahasiswa/i Muslim yang mengenyam pendidikan di Unwira. Untuk itu, tegasnya, semua pihak harus memanfaatkan setiap perbedaan dan keberagaman untuk saling belajar dan peduli satu sama lain.

 

Ceramah (Dialog) Keberagaman

 

Sementara itu, Drs. Lukman Sara, M.Pd., dalam ceramahnya, memberikan apresiasi bagi para mahasiswa/i Muslim yang tengah mengenyam pendidikan di Unwira. Para mahasiswa/i, ujarnya, harus memberikan diri secara utuh, sebab Allah, lanjutnya, akan mengangkat orang yang beriman dan berilmu.  

 

“Ada beberapa kondisi yang membuat urusan berjalan lancar, yakni anak dengan orang tua yang berada, anak yatim dengan kekuatan tekad untuk berkembang secara potensial, dan menghebatkan diri untuk menuntut ilmu. Para mahasiswa/i Muslim harus mengkhidmatkan diri dalam berkuliah di Unwira, sebab Allah akan mengangkat orang yang beriman dan berilmu,” ungkap Lukman.



Terkait nilai toleransi, Lukman menegaskan masyarakat NTT sangat erat kaitannya dengan perkawinan dan kekerabatan. Dua hal tersebut, tuturnya, menjadi simbol yang merekatkan semua komponen masyarakat walaupun berasal dari latar belakang yang berbeda-beda. Untuk itu, harap Lukman, semua pihak, termasuk para mahasiswa/i Muslim di lingkup Unwira, harus menjaga rasa persaudaraan, kemanusiaan, dan toleransi di tengah kehidupan bermasyarakat.

 

“Kita erat kaitannya dengan perkawinan dan kekerabatan. Kita harus membangun peradaban dunia sebagai sebuah khazanah bangsa. Biasanya, kita ini mudah sekali diprovokasi atau terpecah oleh urusan politik praktis. Untuk itu, kita selalu mengedepankan proses pembangunan dengan prinsip yang beragam. Namun, perbedaan itu harus membuat hidup kita lebih bermakna,” tambah Lukman.

 

Terus Menjalankan Prinsip Universal Kemanusiaan

 

Lebih lanjut, pada kesempatan berikut, Ketua Yayasan Pendidikan Katolik Arnoldus (Yapenkar) Kupang, Pater Yulius Yasinto, SVD.,MA.,M.Sc., dalam sambutannya, mengatakan bahwa Unwira berdiri atas dasar prinsip dan nilai-nilai universal kemanusiaan. Unwira, ujarnya, selalu membuka ruang kepada siapa saja yang ingin mengenyam pendidikan agar bisa saling berbagi bersama masyarakat di kemudian hari.

 

“Lembaga (Unwira) ini berdiri atas dasar prinsip dan nilai-nilai universal kemanusiaan. Kami selalu membuka ruang kepada siapa saja tanpa melihat latar belakang. Kita membangun kebersamaan tanpa sekat dan hari ini anak-anak dari lembaga ini menjalankan nilai-nilai universal itu,” ujarnya.


(Ketua Yapenkar, Pater Yulius Yasinto, SVD.)

Pater Yulius pun menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Pater Philipus, selaku Rektor Unwira, dan semua pihak yang telah mendukung perjalanan Unwira. Ia berharap agar acara tersebut bisa terus dirayakan dan menjadi tradisi yang harus dijaga, sebab baginya, pengalaman kebersamaan itu menjadi bagian dari upaya ruang akademis untuk menjalankan nilai-nilai yang universal.

 

Di sisi senada, Kepala Bidang Pendidikan Islam Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi NTT, Drs. Pua Monto Umbu Nay, menuturkan bahwa para mahasiswa harus mampu menjaga nilai kebhinekaan dengan terus meningkatkan kesadaran moderasi beragama. Di era digital saat ini, ungkapnya, perlu dikaji lagi model moderasi yang tepat untuk dijalankan. Untuk itu, ia berharap Unwira bisa menjadi kampus model atau percontohan untuk moderasi beragama.


(Aksi sosial kemanusiaan berupa kunjungan ke panti asuhan)

Untuk diketahui, sebelum Acara Halal Bihalal tersebut mengusung tema “Mahasiswa dan Moderasi Beragam di Nusa Tenggara Timur: Toleransi, Persaudaraan, dan Cinta Kasih” tersebut digelar, pada hari yang sama, para mahasiswa/i Muslim dan beberapa dosen juga menggelar aksi sosial kemanusiaan berupa Kunjungan Persaudaraan ke Panti Asuhan Islam Nurussa’adah dan Panti Asuhan Katolik Sonaf Maneka Lasiana Kupang. (MDj/red)  


Post a Comment

0 Comments