Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

ADONARA TENGAH "KASIH KODE" JADI TUAN RUMAH HUT PGRI TINGKAT KABUPATEN TAHUN 2024

(Sebuah Testimoni Oleh Maksimus Masan Kian/Ketua PGRI Kabupaten Flores Timur) 


(Dokumentasi kegiatan)


Flores Timur, CAKRAWALANTT.COM - HUT PGRI Tingkat Kabupaten secara terpusat yang dilaksanakan di PGRI Cabang secara bergilir telah dimulai dari Witihama (Pulau Adonara) pada tahun 2021 sebagai pembuka jalan dan sukses terlaksana. Tahun kedua (2022), juga terlaksana dengan sangat baik di PGRI Cabang Ile Bura (daratan Flores) dan tahun ini siap dilaksanakan di Cabang Solor Barat (Daratan Solor) tentunya pasti menarik.

 

Lalu dimana pusat HUT PGRI Tahun 2024 saat pelaksanaannya di Pulau Adonara kembali? Kemarin, Rabu (8/3/23), dalam momentum Konferensi Kerja Cabang I dan II, PGRI Cabang Adonara Tengah "beri kode". Kode yang dimaksudkan ini bukan tersampaikan atau terucap, tetapi tampak dari seluruh rangkaian kegiatan Konferensi Kerja yang mengindikasikan cabang ini punya kematangan mengurus sebuah kegiatan besar.

 

Mari kita bentangan sejumlah hal yang saya maksud sebagai " beri kode" tersebut. Pertama, jumlah guru yang hadir di atas 95%. Berikut, pada acara pembukaan kegiatan yang terpusat di Lewopulo, Desa Lewobele, Kecamatan Adonara Tengah ini, rombongan Pengurus PGRI Kabupaten, Cabang, Anggota, disambut gegap gempita oleh seluruh masyarakat di Lewopulo, mulai dari tokoh adat, tokoh masyarakat, Pemerintah Desa, Kepala Sekolah dan guru di Desa Lewobele sebagai tuan rumah, masyarakat dan juga anak -anak. Pada tempat penyambutan dibangun satu gapura yang sangat tinggi dan dilekatkan baliho Selamat Datang Ketua PGRI Kabupaten Flores Timur pada Konferensi Kerja Cabang I dan II PGRI Cabang Adonara Tengah.

 

Hal menarik lain, masih pada acara pembukaan, yakni sapaan dengan sastra adat lamaholot yang sangat dalam dan bermakna. Selain mengurai nama Masan dan Kian dengan sastra Lamaholot, nama Bapak kandung saya Kewa Ama juga diuraikan pada sapaan ini. Sungguh membuat terharu. Sastra Lamaholot luar biasa. Setelah seremoni pengguntingan pita, bersama Ketua Cabang dan perwakilan Camat Adonara Tengah dikalungi selendang khas Adonara dan diarak oleh barisan drumband dari SMP Negeri 1 Adonara Tengah dan Tarian Hedung oleh anak anak dan masyarakat Lewopolu.



Sebelum menuju ke Aula di Gereja Lewopulo sebagai pusat kegiatan, Rombongan PGRI Kabupaten, Cabang, Korwil dan pihak Kecamatan diarak masuk ke rumah adat Lewopulo. Satu rangkaian adat yang tentunya memberikan kekuatan. Setelah beberapa menit berada di rumah adat, kami diarak menuju ke pusat kegiatan. Para guru anggota PGRI Cabang Adonara Tengah sudah membludak di lokasi kegiatan. Saat melangkah masuk di dalam ruangan, kami disambut dengan sangat meriah. Dalam posisi berdiri, semua peserta memberikan tepukan tangan sebagai ucapan selamat datang.

 

Penempatan posisi duduk di depan, tidak saja diisi oleh Pengurus PGRI Kabupaten, Cabang, Korwil dan pihak Kecamatan, tetapi kiri dan kanan mengapiti kami, duduk juga Kebele Lewotana. Tokoh adat, tokoh masyarakat.

 

Orang Muda Lewopulo mengambil peran penuh sebagai pelayan. Satu hal ini, menurut saya, sangat unik. Dengan tampilan seragam, mereka tampak sangat gesit memberikan pelayanan konsumsi, baik snack maupun makan, dengan apik. Saat minum kopi dan teh, sudah ada orang yang disiapkan untuk bertugas menambah teh atau kopi serta kue pada gelas peserta.

 

Demikian pula saat makan, sudah ada yang siap memberi tambahan nasi, sayur, ikan, atau sambal. Ini sebuah pemandangan yang sangat langka di tengah zaman yang semakin modern. Kolaborasi yang sangat baik antara PGRI dan masyarakat. Tepat, PGRI adalah organisasi yang bukan milik para guru semata, tetapi milik masyarakat.

 

Forum ini juga dihadiri oleh para Kepala Desa di Kecamatan Adonara Tengah. Hadir Kepala Desa Lewobele, Kepala Desa Lite, dan Kepala Desa Wewit. Tidak sekedar datang ikut pembukaan, tetapi hadir sampai akhir acara dan juga memberikan pikiran.

 

Pengurus Cabang dengan rendah hati dan terbuka menyampaikan seadanya apa yang telah mereka laksanakan, baik program maupun keuangan, sambil menyampaikan terima kasih dan permohonan maaf. Pengurus Ranting, Kepala Sekolah, dan para guru memberikan refleksi dan evaluasi. Memberi catatan kritis dan pemikiran yang konstruktif. Saat ruang aspirasi dibuka, dengan elegan mereka mengutarakan sejumlah hal sebagai aspirasi mereka dan memohon untuk dapat disalurkan pada lembaga terkait untuk diupayakan jalan keluarnya.



Pada acara selingan, sejumlah kreativitas anak-anak, baik dalam bentuk tarian, musik, bernyanyi, dan berpuisi ditampilkan. Sangat organik, penampilan anak-anak kampung dengan wajah yang polos. Generasi baru Adonara Tengah!

 

Hingga akhir pertemuan, kesetiaan anggota mengikuti rangkaian acara benar-benar ditunjukan. Tokoh masyarakat, Kepala Desa, dan pihak Kecamatan hadir hingga puncak acara. Selain gagasan, program PGRI Kabupaten Flores Timur terkait pembangunan rumah guru atau Sekretariat PGRI Flores Timur disambut gembira. Sumbangan dari anggota PGRI Cabang Adonara Tengah setelah terhitung mampu membayar satu ret batu dan satu ret pasir.

 

Setelah acara penutupan, peserta tidak langsung bubar, walau sudah pukul 18.00 WITA. Semua tumpah ruah di halaman gereja Lewopulo sembari melepaskan penat dengan menari bersama. Semua masyarakat hadir. Rombongan PGRI Kabupaten baru meninggalkan lokasi pukul 21.00 WITA setelah makan malam bersama di Rumah Adat Lewopulo.

 

Pengalaman yang sangat sangat berksesan dan tentunya tercatat dalam sejarah. Perjumpaan yang sangat berenergi. Sungguh nilai adat budaya masih terawat dengan sangat baik.

 

Senareke wahakae.

 

(MDj/red)


Post a Comment

0 Comments