(Keluarga Besar SMA Karya Soe bersama Korwas Dikmensus Kabupaten TTS melakukan panen jagung di Civic Centre) |
TTS, CAKRAWALANTT.COM - Guna
mendukung program pemerintah Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS), SMA Karya Soe,
Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), melakukan proses penanaman bibit jagung,
perawatan, hingga memanen jagung. Proses panen tersebut dilakukan pada
Rabu-Kamis (22-23/2/2023) bersama Koordinator Pengawas (Korwas) Pendidikan
Menengah dan Khusus (Dikmensus) Kabupaten TTS di Civic Centre.
Saat
dikonfirmasi media ini melalui aplikasi WhatsApp,
Sabtu (25/2/2023), Korwas Dikmensus Kabupaten TTS, Jemmy Pelle, M.Pd.,
mengatakan bahwa SMA Karya Soe telah melakukan yang terbaik dalam mendukung
program prioritas Gubernur NTT untuk NTT bangkit dan mewujudkan masyarakat yang
sejahtera dalam bingkai NKRI.
SMA
Karya Soe, ujarnya, memiliki lahan seluas 1,5 hektar dan hasil panen jagung
tersebut telah dibawa ke sekolah untuk dikeringkan. Hasil dari program TJPS,
tambah Jemmy, kiranya dapat berkontribusi dengan baik.
“Dari hasil program TJPS yang sudah dipanen tersebut kiranya dapat berkontribusi dalam menunjang PAD Provinsi NTT dan berharap agar ke depannya, semua SMA dan SMK di Kabupaten TTS memrogramkan dengan bersinergi kuat berpadu menjalankan program TJPS untuk kesejahteraan sekolah masing-masing,” harap Jemmy.
Sementara
itu, Kepala SMA Karya Soe, Yes Y. Boimau, A.Md.,S.Th., mengungkapkan bahwa
pihaknya sangat menyambut baik program prioritas Gubernur NTT, yakni TJPS,
dengan baik. Program tersebut, jelasnya, dapat melatih para peserta didik untuk
terampil dalam bidang pertanian, terutama penanaman jagung.
Ia
juga menyampaikan apresiasi kepada Bupati TTS yang telah mendukung pelaksanaan
program tersebut dengan memberikan lahan sekitar 2 hektar di Civic Centre. Lebih lanjut, jelas Yes, hasil
dari program TJPS tersebut akan dikompensasikan ke peserta didik.
“Kami
tidak saja mendapat tanah tetapi dibantu dengan alat traktor untuk pengolahan
tanah dan anak-anak kita biasakan untuk penyiapan lahan, yakni menggembur tanah
dan menyiapkan irigasi agar tidak terjadi genangan air sampai dengan penanaman
jagung, pengolahan, dan hasilnya. Hasil dari program ini juga dikompensasikan
ke peserta didik, misalnya mengurangi uang komite dari satu tahun dibebaskan
dua bulan,” ungkap Yes.
Yes
juga mengatakan bahwa terdapat berbagai kendala dalam pelaksanaan program
tersebut, seperti pembiayaan, sehingga pihak sekolah menggunakan pupuk kandang
yang diolah secara baik. Namun, hal itu, sambung Yes, dapat teratasi dengan
dukungan dan kerja sama.
Di
sisi senada, Ani Baunsele, salah satu guru di sekolah tersebut, menuturkan, “Kita
panen jagung selama dua hari baru selesai karena kebunnya sekitar dua hektar. Kita
panen dengan penuh kegembiraan dan semangat sehingga terlaksana secara baik dan
menyenangkan.” (Albert Baunsele/MDj/red)
0 Comments