Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

AYO BERBAHASA INGGRIS!

 



Oleh : Anggela Anastasia Aso, SS.

(Guru SMP Swasta Katolik St. Ursula Ende)



CAKRAWALANTT.COM - Bahasa Inggris wajib dipelajari di setiap satuan pendidikan di Indonesia. Kewajiban itu berlaku sebab Bahasa Inggris merupakan Bahasa Internasional yang harus dikuasai oleh setiap orang. Penguasaan Bahasa Inggris tersebut bisa dilakukan melalui pendidikan maupun non pendidikan. Hal itu bisa ditemukan di lingkungan sekolah, pekerjaan, dan masyarakat.

 

Semua orang dituntut untuk fasih berbahasa Inggris agar dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan global, apalagi di era milenial saat ini yang kental dengan kemajuan teknologi. Oleh sebab itu, setiap orang, tanpa terkecuali, di era kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, wajib menguasai Bahasa Inggris sebagai pijakan menghadapi perkembangan zaman.

 

Tuntutan untuk menguasai Bahasa Inggris kerap tidak menemui hasil yang diharapkan. Setiap orang memiliki kemampuan dan kapasitas yang berbeda-beda dalam mempelajari Bahasa Inggris. Kondisi tersebut juga terlihat di lingkungan sekolah. Sebagian peserta didik sering mengalami hambatan dalam mendalami Bahasa Inggris, baik dari segi penulisan, pengucapan, membaca, dan mendengarkan.

 

Bahkan, beberapa di antara mereka tidak dapat mengoperasikan alat-alat elektronik, seperti laptop atau komputer, karena tidak terbiasa dengan penjelasan perangkat yang menggunakan Bahasa Inggris. Bukan tidak mungkin, hal itu bisa berdampak secara berkepanjangan (hingga dunia pekerjaan) bila tidak ditangani secara serius.  

 

Menurut Nining Fitriani (2021), terdapat 7 penyebab yang mengakibatkan seseorang belum fasih berbahasa Inggris. Pertama, minimnya kemampuan berbicara (speaking) yang dapat menurunkan tingkat kepercayaan diri (minder). Kedua, maraknya teori tanpa praktik yang sering terjadi dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Penanaman teori, seperti grammar dan voocabulary, yang kuat tanpa pembiasaan praktik secara intens dapat menurunkan kemampuan atau keterampilan dalam berbahasa Inggris. Ketiga, kurangnya pelatihan secara rutin dan konsisten. Hal ini bisa menyebabkan penguatan aspek kebahasaan tidak berjalan secara seimbang.

 

Keempat, takut diejek saat melakukan kesalahan. Perasaan takut ketika berbahasa Inggris juga dapat menyebabkan proses praktik tidak berjalan dengan lancar. Hal itu tentunya berpengaruh pada tingkat kepercayaan diri seseorang. Kelima, terlalu fokus mendalami grammar. Seperti pada poin kedua, penekanan teori yang sangat kuat akan berpengaruh pada penguasaan keterampilan berbahasa karena minimnya praktik di lapangan.

 

Keenam, hanya fokus pada kata, bukanya pada frasa atau kalimat utuh. Pada poin ini, proses pembelajaran Bahasa Inggris sangat kental pada upaya penguasaan atau penghafalan kosa kata (vocabulary). Padahal, efektivitas dan efisiensi dalam mempelajari Bahasa Inggris terletak dari penggunaan frasa atau kalimat secara utuh, ketimbang kata per kata. Ketujuh, kurangnya pemanfaatan media pembelajaran yang bervariatif. Salah satu kelemahan dalam mempelajari Bahasa Inggris adalah minimya ruang atau referensi belajar yang digunakan. Kebanyakan orang hanya berfokus pada penggunaan buku, padahal konsep belajar harus bervariasi, seperti melalui cuplikan video, film, atau lagu-lagu yang menggunakan Bahasa Inggris.  

 

Berangkat dari persoalan di atas, maka terdapat beberapa solusi yang bisa dilakukan guna mengasah dan meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris. Pertama, memberi motivasi kepada anak didik untuk lebih percaya diri (more self-confidence) dalam belajar Bahasa Inggris. Untuk meningkatkan kepercayaan diri, dibutuhkan beberapa cara, seperti berlatih secara terus menerus dan mendengarkan percakapan Bahasa Inggris. Practice makes perfect merupakan sebuah perumpaan yang sangat baik untuk direalisasikan.

 

Dengan terus berlatih, maka seseorang dapat mempelajari setiap kesalahan yang terjadi, serta termotivasi untuk melakukan perbaikan dan perubahan secara kreatif. Selain itu, seseorang juga dapat melakukan praktik berbahasa Inggris dengan mendengarkan banyak percakapan Bahasa Inggris. Hal itu dapat membantu seseorang untuk memahami pola pengucapan yang benar serta bagaimana mendengarkan sebuah informasi atau percakapan dalam Bahasa Inggris.

 

Kedua, mendorong anak didik untuk lebih mengutamakan praktikum secara berkelanjutan dengan menggunakan media yang bervariasi. Cara ini terbilang efektif untuk mengasah kreativitas anak ketika mempelajari Bahasa Inggris, baik dari segi membaca (reading), menulis (writting), berbicara (speaking), dan mendengarkan (listening). Banyak cara untuk mempraktekan berbicara bahasa Inggris, misalnya dengan cara mendengar lagu bahasa Inggris secara berulang-ulang, latihan berbicara dengan teman dan orang disekitar dan menonton film-film yang menggunakan bahasa Inggris dengan terjemahannya.

 

Ketiga, mengarahkan anak didik agar lebih konsisten dan rutin dalam proses belajar. Misalnya, setiap hari anak didik harus rutin mendengar kembali video percakapan dan lagu yang sudah pernah didengar dengan tujuan untuk mengulangi cara pengucapan atau pelafalan yang tepat. Dengan demikian, secara tidak langsung, anak didik sudah belajar banyak kosa kata yang didapat dari lagu maupun video sudah didengarkan secara terus-menerus.

 

Keempat, harus menekankan komitmen belajar yang kuat kepada anak didik. Anak didik harus dibiasakan untuk berani tampil di depan publik guna melatih mental dan rasa kepercayaan diri. Anak didik harus mampu melihat kesalahan sebagai media belajar untuk menjadi lebih baik, bukan sebaliknya, menganggap kesalahan sebagai bahan perundungan di lingkungannya. Selain itu, anak didik harus didorong untuk terus mencoba dan berlatih dengan terus membangun komitmen belajar. Hal itu dapat membantunya agar konsisten dalam mengasah dan menggali potensi diri di bidang Bahasa Inggris.

 

Kelima, melatih anak untuk sering menggunakan frasa atau kalimat dalam berbahasa Inggris. Penggunaan frasa atau kalimat tersebut sangat berguna untuk membentuk kreativitas anak didik, terutama dalam mengingat kosa kata (vocabulary). Anak didik harus diarahkan untuk berfokus pada kalimat utuh, baik dalam percakapan maupun pembelajaran. Salah satu cara praktis yang bisa dibuat oleh pendidik adalah dengan mengajak anak didik untuk memanfaatkan google translate dan kamus dictionary offline yang bisa di-download dari handphone yang mereka miliki.

 

Keenam, membiasakan anak didik untuk bisa menggunakan media atau sumber lain untuk mempelajari Bahasa Inggris. Di era digital saat ini, terdapat begitu banyak media atau metode belajar yang bisa digunakan, seperti tontonan video atau film dan permainan kreatif. Kedua contoh tersebut bisa digabungkan menjadi satu alternatif pembelajaran. Misalnya, anak didik disuguhi sebuah tontonan yang menarik terkait materi pembelajaran Bahasa Inggris. Setelah itu, mereka diajak untuk memainkan permainan kata berantai (chain words) untuk meningkatkan daya ingat terhadap kosa kata yang diperoleh dari video sebelumnya.

 

Setelah menemukan akar permasalahan dan solusi agar fasih berbahasa Inggris, pendidik tentu berharap kiranya dapat membantu para pembaca untuk kemudian berpikir bahwa mempelajari Bahasa Inggris sangat mudah pada era digital atau era mileneal saat ini. Mempelajari Bahasa Inggris sangatlah penting dan bermanfaat untuk bisa bertahan menghadapi arus perkembangan globalisasi, sebab telah terbiasa untuk bisa memulai tanpa ragu. (red)


Post a Comment

0 Comments