(Foto: Kepala SMP Negeri 1 Lewolema bersama beberapa peserta didik saat me-launching Program Literasi 27 di sekolah tersebut) |
Flores Timur, CAKRAWALANTT.COM - Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1
Lewolema, Kabupaten Flores Timur, Wilbrodus Wungbelen, me-launching Program Literasi 27 di Aula SMP Negeri 1 Lewolema.
Program Literasi 27 adalah program yang menggiatkan literasi dasar di SMP Negeri
1 Lewolema melalui kegiatan pembudayaan aktivitas membaca buku dan menulis
selama 2 hari dalam sepekan atau 7 hari, yakni di Selasa dan Jumat. Acara pe-launching-an program tersebut dihadiri
semua guru dan peserta didik pada sekolah tersebut.
Dalam sambutannya, Wilbrodus mengatakan bahwa apapun
program yang diluncurkan di sekolah akan memberikan manfaat positif di kemudian
hari. Menurut mantan Wakil Kepala SMP Negeri 1 Larantuka tersebut, sebuah
program baru biasanya menimbulkan rasa pesimis dan keragu-raguan, tetapi sudah
seharusnya diterima sebagai sebuah langkah dalam menggapai kemajuan.
“Gerakan membaca dua hari dalam sepekan adalah upaya
yang dilakukan dalam membangkitkan minat siswa untuk membaca dan menulis. Kita
mengenal literasi dasar ada 6, yakni literasi baca tulis, numerasi, finansial,
sains, digital dan budaya kewargaan. Kita cukup di literasi baca tulis dulu,
sebagai modal pengembangan literasi lainnya. Program yang diluncurkan ini tidak
bermaksud untuk siswa membaca buku dalam jumlah banyak pada waktu yang singkat
tetapi cukup merangkum bagian bagian tertentu pada isi buku yang menarik dan
bermanfaat. Kita memotivasi semua warga sekolah tanpa kecuali, baik guru maupun
siswa. Sebuah program baru perlu diterima dengan optimis, jangan pesimis di
awal. Mari bergandengan tangan sukseskan program mulia ini,” kata Wilbrodus.
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang dikembangkan didasari
oleh Permendikbud Nomor 21 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti yang mendorong
setiap sekolah untuk membudayakan aktivitas membaca di sekolah selama 15 menit
sebelum Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas. Berpijak dari regulasi
tersebut dan aktifnya kegiatan literasi di tingkat SMP Negeri 1 Lewolema, maka Kepala
SMP Negeri 1 Lewolema me-launching program
membaca 2 hari selama sepekan dengan durasi 15 menit.
Maksimus Masan Kian, selaku Perintis Gerakan Literasi
SMP Negeri 1 Lewolema, pada kesempatan tersebut, mengatakan bahwa gerakan
literasi di SMP Negeri 1 Lewolema adalah sebuah jalan panjang penuh lika liku,
menantang, dan asyik. Guru IPA pada SMP Negeri 1 Lewolema tersebut mengungkapkan
bahwa menghidupkan gerakan literasi di SMP Negeri 1 Lewolema telah dimulai
sejak sekolah tersebut berdiri dan menjadi ikon sekolah.
“Gerakan Literasi di SMP Negeri 1 Lewolema mulai
dihidupkan bersamaan beroperasinya sekolah di tahun pertama, tahun 2015. Saya
ditempatkan sejak sekolah ini berdiri. Sebuah sekolah baru, masih asing di
publik Flores Timur apalagi NTT dan Indonesia. Kondisi ini mendorong saya yang
kala itu menjadi Ketua Asosiasi Guru Penulis Indonesia (AGUPENA) Cabang Flores
Timur membangun komunikasi dengan Solirus Soda, Kepala SMPN 1 Lewolema saat itu,
untuk menghidupkan kegiatan literasi di sekokah. Sejak itu, sejumlah kegiatan
menulis diciptakan. Majalah Dinding (Mading) dihidupkan,” ujar Maksi.
“Hasil baik yang diperoleh terbilang cepat. Tahun
pertama sekolah berdiri Bupati Flores Timur saat itu, Yoseph Lagadoni Herin,
hadir ke sekolah dan me-launching
Mading sekolah. Tahun 2016, seorang siswa SMP Negeri 1 Lewolema atas nama
Priska Lolita Prada Ruron meraih Juara III Lomba Menulis tentang sanitasi dan
diundang mengikuti Jambore Sanitasi di Jakarta. Juni 2018, resmi lahir
Komunitas Literasi SMP Negeri 1 Lewolema. Pada tahun yang sama, di bulan
Oktober, dalam sejarah, sekolah pertama di Kabupaten Flores Timur yang
meluncurkan karya siswa dalam bentuk Buku ber-ISBN adalah Siswa SMP Negeri 1
Lewolema yang tergabung dalam Komunitas Literasi SMP Negeri 1 Lewolema,”
sambungnya.
“Tahun 2019, Anggota Komunitas Literasi, atas nama
Elisabeth Bota Ruron, meraih Juara I Lomba Menulis Essay dan mendapat
kesempatan mengikuti Festival Literasi di Jakarta. Tahun 2020, SMP Negeri 1
Lewolema meluncurkan 5 buah buku karya Kepala Sekolah, Guru dan siswa. Tahun
2022, metode Komunitas Literasi SMP Negeri 1 Lewolema terpilih sebagai metode
terkreatif tingkat Kabupaten Flores Timur dan diudang menerima Piagam
Penghargaan pada HUT Kabupaten Flores Timur. Sejumlah apresiasi dan prestasi
ini tentu sangat membanggakan,” tambah Maksi.
Pantauan media, dalam rangkaian acara tersebut, beberapa
anggota Komunitas Literasi SMP Negeri 1 Lewolema mendapatkan kesempatan untuk membacakan
karya puisinya tentang alam dan isu pendidikan kekinian. Usai acara, beberapa peserta
didik dan guru diberikan ruang untuk membaca berbagai buku bacaan dan kemudian
mempresentasekan hasil resume dari beberapa
bacaan tersebut. Selanjutnya, aktivitas serupa
akan rutin dilakukan setiap Selasa dan Jumat dalam sepekan. (MDj/red)
0 Comments