Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

PRODI PSIKOLOGI DAN LEMBAGA LAYANAN PSIKOLOGI UNIPA GELAR TALKSHOW MENTAL HEALTH

 

(Foto: Brosur informasi penyelenggaraan talkshow terkait mental health oleh Prodi Psikologi dan Lembaga Layanan Psikologi Unipa)


Sikka, CAKRAWALANTT.COM - Dalam memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia, Program Studi (Prodi) Psikologi dan Lembaga Layanan Psikologi Universitas Nusa Nipa (Unipa), Sikka, menggelar kegiatan Talkshow Mental Health secara virtual, Sabtu (29/10/2022). Pada kesempatan tersebut, hadir beberapa narasumber, yakni Maria Nona Nancy, S.Psi.,M.Si. (Dosen Psikologi Unipa), dr. Maria Bernadina Sada Nenu, MPH. (Kepala Dinas P2KBP3A Kabupaten Sikka), Gusti Ayu Mirkayanti (Kanit PPA Polres Sikka), serta Debi Angelina Br. Barus, S.Psi.,M.Psi. (Dosen Psikologi Unipa) selaku moderator.

 

Dalam pemaparan materinya, dr. Maria, selaku Kepala Dinas P2KBP3A Kabupaten Sikka, menyampaikan hal terkait peran Pemerintah Kabupaten Sikka terhadap isu kekerasan. Menurutnya, Pemerintah Kabupaten Sikka terus berjuang untuk menyadarkan masyarakat dan generasi muda untuk membangun sebuah keluarga yang harmonis dan bahagia. Lebih lanjut, terangnya, keluarga menjadi basis dan fondasi fundamental untuk terciptanya sebuah keluarga yang terhindar dari kekerasan perempuan dan anak. Edukasi dan sosialiasi terus dilakukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam sebuah hubungan keluarga dan masyarakat yang harmonis dan saling menghargai martabat manusia.

 

dr. Maria juga mengajak para generasi muda untuk mempersiapkan diri secara baik dan matang untuk membangun sebuah rumah tangga. Jalur dan langkah penanganan kasus kekerasan pada anak dan perempuan di Kabupaten Sikka, ujarnya, terus dilakukan dalam upaya mencegah kekerasan. Pemerintah Kabupaten Sikka, tambahnya, juga bersinergi dengan semua pihak beserta lembaga swasta peduli anak untuk terus mengaungkan stop kekerasan. “Menikah karena rencana bukan karena bencana,” demikian ungkap sosok dokter yang merupakan lulusan S2 UGM tersebut.

 

Sementara itu, Kanit PPA Polres Sikka, Gusti Ayu Mirkayanti, menjelaskan bahwa terdapat Undang-Undang Perlindungan Anak dan Perempuan serta Undang-Undang yang menjerat bagi pelaku kekerasan pada anak dan perempuan. Menurutnya, Polres Sikka dalam menjalankan tugas dan wewenangnya terus menerus menyadarkan masyarakat akan pentingnya hidup yang harmonis.

 

Ia mengungkapkan banyak kasus yang ditangani oleh Unit PPA Polres Sikka dan semuanya adalah kekerasaan dalam rumah tangga. Untuk itu, beliau mengajak kepada semua masyarakat untuk menyudahi kekerasan pada anak mulai dari diri sendiri, hindari kekerasan pada anak dan perempuan, serta menghormati martabat sebagai individu yang perlu dijunjung tinggi. “Jangan takut melaporkan tindakan kekerasan kepada pihak hukum,” ajaknya.



Menjadi Perhatian Serius

 

Lebih lanjut, dalam materi “Kenali dan Tangani Kekerasaan Pada Anak”, Maria Nona Nancy menjelaskan konsep dasar tentang kekerasaan, jenis, dan ciri kekerasan pada anak, serta bagaimana penanganannya. Menurutnya, maraknya kekerasaan terhadap perempuan dan anak, khususnya di Indonesia, menjadi hal yang patut diperhatikan dengan serius. Perempuan dan anak, ungkapnya, kerap menjadi korban kekerasan karena sering dianggap sebagai individu yang lemah dan tidak berdaya.

 

“Perempuan dan anak sejatinya, sebagai seorang individu dan manusia yang mestinya dihargai martabatnya, mendapat hak yang sama dalam seluruh dimensi kehidupan. Membangun keluarga dengan sehat sebagai bentuk mengurangi kekerasan. Kekerasan mental menjadi penghalang tumbuh kembang anak dan menjadi hal yang traumatis. Karena itu, pola pendampingan bagi yang mengalami kekerasaan pada anak dan perempuan semestinya mendapat porsi lebih dari perspektif psikolgi,” tegasnya.

 

Kemudian, kepada media ini, Debi Barus, selaku host pada acara talkshow tersebut, mengatakan  bahwa kegiatan talkshow tersebut dapat menyadarkan semua elemen masyarakat dan pemerintah untuk terus menerus memperjuangkan harkat dan martabat perempuan dan anak. Perempuan dan anak, imbuhnya, harus dilindungi dan mendapat perlindungan hukum. Kepada keluarga-keluarga dan generasi muda, Debi mengajak untuk perlu mempersiapkan diri secara matang sejak dini demi membangun sebuah rumah tangga baru. “Jadilah wanita bijak dan pria yang sejati. Stop kekerasan pada anak dimulai dari sekarang,” pungkasnya.

 

Untuk diketahui, talkshow tersebut diikuti oleh 80 peserta, baik kalangan mahasiswa, pemerintah, maupun masyarakat umum. Antusias peserta sangat tinggi dalam sesi tanya jawab dan diskusi. “Stop kekerasan pada anak dan perempuan dimulai dari saya!”. (Bastian Kopong/MDj/red)


Post a Comment

0 Comments