Foto : Kemendikbudristek. |
Jawa Timur, CAKRAWALANTT.COM - Setelah 30 hari berlayar
mengarungi jalur rempah di Nusantara, Kapal Republik Indonesia (KRI) Dewaruci
selesaikan Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022. Menteri Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy pada
kesempatan ini bersama Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Hilmar Farid dan Panglima
Komando Armada II, Laksamana Muda TNI, Tolhas Sininta Nauli Basana Hutabarat
menyambut kedatangan Tim Cendana yang terdiri dari 55 Laskar Rempah sebagai
kelompok terakhir yang mengikuti pelayaran dari Kupang pada Senin (27/6/2022)
dan tiba di Surabaya pada Jumat (1/7/2022).
“Kami mengapresiasi apa
yang dilakukan Laskar Rempah dengan menghidupkan kembali jalur rempah Nusantara
lewat perjalanan ini. Ini memberikan pelajaran pada generasi muda akan hebatnya
nenek moyang kita dahulu dalam menelusuri jalur rempah,” demikian disampaikan
Menko PMK pada acara penyambutan kepulangan peserta Laskar Rempah di Dermaga
Madura, Koarmada II, Surabaya, Jumat (1/7/2022).
Muhadjir berharap apa
yang didapatkan Laskar Rempah selama perjalanan akan menjadi penghayatan penuh
bagi mereka dan dapat dijadikan modal membangun masa depan. “Mereka merupakan
bagian dari laskar jalur rempah ini. Masa depan Indonesia ini ada di tangan mereka
nantinya,” kata Muhadjir.
Menko PMK menuturkan
dalam rangka mengembangkan diplomasi budaya, Jalur Rempah memiliki peran yang
sangat penting baik bagi dunia maupun bagi Indonesia. Sebagai jaringan
perdagangan terbesar dunia dalam menciptakan simpul-simpul keindonesiaan antar
wilayah di Nusantara dan menjadikan Indonesia sebagai wilayah strategis dalam
perdagangan dunia.
“Kita tahu kalau China
itu memiliki jalur sutra, Indonesia memiliki namanya jalur rempah. Kedua jalur
itu bisa dimanfaatkan untuk menghubungkan dan mendistribusikan produk unggulan
masing-masing,” kata Menteri Muhadjir.
Untuk itu, Menko PMK
berharap kegiatan Muhibah Budaya Jalur Rempah ini dapat diteruskan pada
tahun-tahun mendatang dan dapat dijadikan sebagai warisan budaya dunia oleh
UNESCO. “Ini adalah wadah pertemuan para pelaku budaya lintas daerah sebagai
sarana diplomasi dan kampanye untuk mengangkat semangat kejayaan rempah
Indonesia,” ucap Muhadjir.
Senada dengan itu,
Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid mengungkapkan perjalanan budaya ini
menegaskan bahwa jejak rempah Indonesia telah menjadi ikon budaya yang
mendunia. “Menjadi jalur diplomasi bidang kebudayaan dan solusi jangka panjang
yang menjadikan budaya sebagai pendorong pembangunan berkelanjutan,” tutur
Hilmar.
Melalui Muhibah Budaya
Jalur Rempah, lanjut Hilmar, bangsa Indonesia akan melihat berbagai jejak yang
ditinggalkan dari perdagangan rempah pada masa lalu dalam berbagai bentuk
akulturasi budaya, berdirinya benteng, terciptanya wastra, kesenian, dan
lain-lain.
“Kita rekonstruksi
kembali fakta sejarah tersebut dan ketersambungan budaya dan simpul yang kita
singgahi. Kita tumbuhkan kembali kebanggaan akan jati diri bangsa terutama pada
generasi muda dengan mengikutsertakan mereka pada kegiatan ini,” papar Hilmar.
Sementara itu, Laksamana
Muda Hutabarat menungkapkan kebanggaanya atas terlaksananya kegiatan Muhibah
Budaya Jalur Rempah dengan melibatkan Koarmada II. Menurutnya, kegiatan
berlayarnya KRI Dewaruci bersama Laskar Rempah telah selaras dengan tugas
Koarmada II dalam melaksanakan pembinaan potensi maritim.
”Melalui kolaborasi yang
tepat diharapkan akan mampu menumbuhkan semangat gotong royong dan akan terus
dikembangkan pada setiap kesempatan guna menjaga ketahanan nasional yang
berakar pada kemajemukan budaya bangsa Indonesia,” ucapnya.
Kegiatan Muhibah Budaya
Jalur Rempah diselenggarakan Kemendikbudristek bekerja sama dengan Tentara
Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL), pemerintah daerah, serta berbagai
komunitas budaya. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya diplomasi budaya yang
diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai poros maritim dunia, serta
upaya untuk melibatkan generasi muda untuk mengenal narasi sejarah peradaban
rempah dari geladak kapal Indonesia sendiri.
Laskar Rempah yang
berjumlah 147 orang ini, terdiri dari pemuda-pemudi pilihan dari 34 provinsi di
Indonesia dan dibagi menjadi empat kelompok. Pada awal perjalanan, kelompok
pertama sebanyak 35 orang Laskar Rempah yang dinamai tim Lada diberangkatkan
dari Surabaya menuju Makassar pada 1 Juni.
Para Laskar Rempah
bergiliran menumpang KRI Dewaruci dan menempuh perjalanan membawa misi budaya
di beberapa titik Jalur Rempah Nusantara. Dari Surabaya KRI Dewaruci
selanjutnya menuju Pelabuhan Makasar, Bau-Bau, Ternate dan Tidore. Kemudian
menuju pelabuhan Banda Neira, Kupang, selanjutnya tiba di Dermaga Madura,
Koarmada II Surabaya sebagai titik akhir.
Sebelum kembali ke
daerahnya masing-masing, pada 2 Juni, 147 Laskar Rempah akan berkunjung ke
Trowulan, sebuah bukti keberadaan peradaban Kerajaan Majapahit di Mojokerto.
Mereka akan mengunjungi Gapura Bajang Ratu yang dahulu berfungsi sebagai pintu
masuk ke Majapahit, Candi Wringinlawang, Candi Tikus, dan Candi Kedaton/Brahu.
Pada malam harinya, kegiatan Muhibah Budaya Jalur Rempah akan ditutup dengan
sajian makan malam dengan disuguhi atraksi seni budaya bertema “Spirit of
Majapahit”. (Kemendikbudristek/MDj/red)
0 Comments