(Nostalgia Maha Karya Para Pembesar Sastra di Indonesia)
Foto : Kemendikbudristek. |
Jakarta, CAKRAWALANTT.COM - Pada peringatan Hari
Sastra Indonesia ke-9, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa),
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek),
menyelenggarakan “Malam Sastra di Badan Bahasa” tahun 2022 secara hibrida di
Kantor Badan Bahasa, Rawamangun, Jakarta, Sabtu (2/7/2022). Acara yang juga
disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube
dan media sosial Instagram Badan Bahasa ini menjadi panggung bagi penampilan
para pembesar sastra di Indonesia yang karyanya tak lekang ‘dimakan’ zaman.
Kegiatan Malam Sastra di
Badan Bahasa dihadiri oleh para sastrawan, penggerak literasi, dan pelaku
budaya yang mempersembahkan penampilan sastra, seperti pembacaan cerpen/monolog
oleh Putu Wijaya yang berjudul “Merdeka”; Pidato Kebudayaan oleh Salim Said;
pembacaan puisi oleh Niniek L. Karim dan Imam Soleh; penampilan Band Kosakata;
musikalisasi puisi dari SMA Labschool Kebayoran; musikalisasi puisi oleh Rizki
Anugrah Putra; dan penampilan menarik lainnya. Menambah suasana keakraban,
kudapan malam ini juga terasa begitu ‘merakyat’ karena pengunjung dapat
menyaksikan berbagai penampilan yang menarik sambil menikmati jajanan pasar
dari pedagang kaki lima yang biasa ‘mangkal’ di sekitar Kantor Badan Bahasa.
“Hari Sastra Nasional
tahun ini adalah momentum yang tepat bagi kita semua untuk mengenang kembali
jasa para sastrawan besar yang pernah kita miliki. Sebab, pada tahun ini,
peringatan Hari Sastra Nasional bertepatan dengan 100 tahun penyair besar kita
Chairil Anwar, 100 tahun sastrawan dan wartawan Mochtar Lubis, dan 105 tahun
kritikus Sastra Indonesia, H.B. Jassin. Selain itu, acara ini juga berbarengan
dengan perayaan 56 tahun majalah sastra Horison,” ucap Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim secara
daring.
Dalam kesempatan ini,
Mendikburistek mengimbau agar masyarakat dapat mengingat kembali peran para
tokoh besar dengan membaca, menelaah, dan memaknai ulang karya-karya mereka.
Menurutnya, di sanalah Bangsa Indonesia akan menemukan pemikiran-pemikiran
penting yang perlu dipelajari untuk membangun masa depan yang lebih baik.
“Saya yakin bahwa kita
bisa melakukan langkah yang lebih nyata untuk mendorong pemajuan kebudayaan dan
kesusastraan Indonesia sebagai bekal kita untuk melompat ke masa depan,”
tegasnya.
Dikatakan
Mendikbudristek, sastra bukan hanya tentang susunan kata dan kalimat
berbunga-bunga dan bukan sekadar fiksi yang membawa kita larut dalam imajinasi
belaka. Sejarah telah mencatat bagaimana para sastrawan telah turut berperan
dalam membangun dan membangkitkan semangat kemerdekaan dari penjajahan melalui
karya-karya hebatnya.
Oleh karena itu,
Kemendikbudristek berkomitmen untuk turut andil dalam pengembangan Sastra
Indonesia ke depannya. Melalui Badan Bahasa, Kemendikbudristek akan terus
melanjutkan program-program unggulan di bidang bahasa dan sastra seperti
residensi penulis serta berbagai kegiatan sayembara dan penghargaan. Tidak
hanya Sastra Indonesia, Kemendikbudristek juga akan terus berupaya menumbuhkan
rasa cinta dan rasa bangga generasi muda terhadap sastra daerah melalui program
prioritas Revitalisasi Bahasa Daerah yang telah diluncurkan dalam program
Merdeka Belajar episode ke-17.
“Program yang melibatkan
komunitas bahasa dan sastra ini didukung lebih lanjut dengan Dana Abadi
Kebudayaan yang dapat diakses oleh semua kelompok dan pelaku budaya di seluruh
Indonesia,” lanjut Nadiem.
Kemendikbudristek
mendorong para penulis dan sastrawan muda agar mempunyai tekad yang tinggi
untuk terus mengembangkan sastra daerah dan sastra Indonesia dengan cara-cara
yang jauh lebih kreatif dan inovatif.
“Teruslah semangat untuk
berkarya dalam semangat Merdeka Belajar dan Merdeka Berbudaya,” pesan
Mendikbudristek.
Kepala Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, E. Aminudin Aziz mengungkapkan bahwa
kehadiran para pembesar sastra pada acara Malam Sastra adalah suatu kehormatan.
“Merupakan sebuah
kehormatan dan kebahagian yang tak terkira karena pada malam ini, bersama
dengan pengurus majalah sastra Horison, kami menjadi tempat untuk merayakan
Hari Sastra Indonesia ke-9. Sejak pandemi Covid-19 menghantam kita semua pada
awal tahun 2020, baru kali ini kami di Badan Bahasa mengadakan acara terbuka
untuk merayakan salah satu kegiatan apresiasi bahasa dan sastra,” ucapnya.
Pada kesempatan ini,
Kepala Badan Bahasa menyampaikan bahwa keberadaan Badan Bahasa semakin
dirasakan nilai pentingnya oleh masyarakat.
“Saya melihat
kesemarakkan penyelenggaraan program prioritas Badan Bahasa ini terjadi di
seluruh Indonesia, difasilitasi oleh jajaran pegawai kami di UPT Balai dan
Kantor Bahasa di 30 provinsi bersama pemerintah daerah dan masyarakat,”
jelasnya.
Aminudin Aziz mengatakan
para pegiat bahasa dan sastra, baik sastra Indonesia maupun daerah, kini ikut
bahu membahu untuk melambungkan dan menjayakan karya-karya kreatifnya.
“Praktik-praktik baik
yang selama ini telah dilakukan akan kami lanjutkan, misalnya, residensi
penulis yang sempat terhenti selama masa pandemi, penghargaan kepada para
pegiat bahasa dan sastra, penerjemahan karya-karya sastra untuk peningkatan
kecakapan literasi, dan revitalisasi bahasa daerah,” urai Kepala Badan Bahasa.
Selain itu, dari sisi
infrastruktur, terdapat penataan yang menonjol di Kantor Badan Bahasa. Aminudin
Aziz menyebut bahwa kantornya kini dihiasi dengan taman-taman untuk menambah
rasa nyaman. Adapun yang paling mencolok adalah kehadiran Panggung Terbuka.
“Kami menyediakan
panggung ini untuk digunakan sebagai tempat bagi pegiat bahasa dan sastra yang
ingin menggelarkan karya-karya kreatifnya dan berbagi dengan masyarakat.
Panggung Terbuka ini adalah milik kita bersama, milik para pegiat bahasa dan
sastra, siapapun dan di manapun berada,” ujarnya disambut tepuk tangan meriah
dari para pengunjung yang hadir.
Kepala Badan Bahasa mengatakan
bahwa pagelaran acara ini adalah hasil kerja sama lintas generasi. “Untuk semua
kerja sama ini, atas nama Badan Bahasa dan Kemendikbudristek, saya menyampaikan
terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya khususnya kepada Mas Menteri
Nadiem, Pak Taufiq Ismail dan seluruh jajaran majalah sastra Horison, Prof.
Salim Said, Pak Putu Wijaya, Ibu Niniek L. Karim, Kang Iman Soleh, Sdr. Rizki
Anugrah Putra, dan tim musikalisasi puisi dari SMA Labschool Kebayoran, serta
semua pihak yang telah ikut terlibat dalam penyelenggaraan acara ini,” ujarnya.
Taufiq Ismail
menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan Malam Sastra ini. “Kami ucapkan
terima kasih kepada Kepala Badan Bahasa atas kesediaan instansi ini
menyelenggarakan Malam Sastra. Mari kita berkarya dalam sastra bangsa sebagai
amal saleh,” katanya ketika menyampaikan pidato pengantar. (Kemendikbudristek/MDj/red)
0 Comments