|
Foto : Kemendikbudristek. |
Jakarta, CAKRAWALANTT.COM - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) membuka Beasiswa Pendidikan Indonesia
(BPI) program gelar mulai 11 April s.d. 30 Juni 2022 mendatang. BPI memberikan
kesempatan bagi pelaku budaya, guru, dan peserta didik untuk meningkatkan
kapasitasnya melalui pemanfaatan Dana Abadi Pendidikan yang dikelola Lembaga
Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Harapannya, semakin banyak masyarakat yang
dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan
(Kapuslapdik), Kemendikbudristek, Abdul Kahar menyambut baik kerja sama LPDP
dengan Kemendikbudristek dalam menjalankan BPI. Sejak BPI diluncurkan tahun
lalu, sebanyak 22.180 penerima beasiswa telah memanfaatkan program ini. Kahar
mengungkapkan bahwa sebelumnya, para guru dan pelaku budaya masih harus
berkompetisi dengan masyarakat umum untuk meraih beasiswa LPDP.
“Sekarang, perluasan beasiswa ini memberi
kesempatan yang lebih luas bagi para dosen, guru, pelaku budaya, dan adik-adik
kita yang berprestasi khusus,” tuturnya dalam Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB)
: Wujudkan Mimpi Bersama Beasiswa Pendidikan Indonesia, Kamis (28/4/2022)
secara daring di kanal YouTube
Kemendikbudristek RI.
“Kemendikbudristek bekerja sama dengan
Kementerian Keuangan dan LPDP memperluas beasiswa ini untuk meningkatkan akses
bagi target Sumber Daya Manusia (SDM) di bawah Kemendikbudristek, baik guru,
pelaku budaya, dan peserta didik agar semakin banyak khalayak yang memperoleh
manfaat dari program ini,” lanjut Kahar.
Perluasan kerja sama antara Kemendikbudristek
dengan LPDP dalam program BPI ini terdiri atas beasiswa gelar dan non gelar,
seperti Beasiswa Kampus Merdeka. Beasiswa gelar diberikan bagi jenjang sarjana,
magister, hingga doktoral.
“Untuk S-1, kita kelola khusus untuk
pelaku budaya di dalam negeri, calon guru SMK di dalam negeri, dan siswa
berprestasi baik di dalam dan luar negeri. Secara umum, untuk kebutuhan awardee
Insyaallah terpenuhi dari beasiswa ini. Perbedaannya, mungkin hal-hal yang
merupakan prasyarat. Contohnya, ke luar negeri butuh biaya visa, di dalam
negeri tidak,” jelas Kapuslapdik.
Penerima manfaat BPI jenjang S-2, Lanita
Bernadetta Munthe menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya program BPI.
“Saya sangat berterima kasih pada
Kemendikbudristek atas program ini. Program ini sangat bagus karena
persaingannya lebih fokus pada semua guru,” ucap Lanita.
Apresiasi Penerima Manfaat BPI
Penerima Manfaat BPI sekaligus Mahasiswa
Universitas Brawijaya yang sedang menempuh studi Teknik Informatika, Nova
Aurora Bawono mengaku amat senang mendapatkan BPI.
“Saya akan memanfaatkan beasiswa ini
dengan sebaik-baiknya. Terima kasih banyak kepada BPI karena saya telah
diterima di beasiswa ini,” tutur Nova yang merupakan penyandang disabiltas.
Diakui Nova, banyak tantangan yang ia alami
dalam mencapai mimpinya, tetapi ia pantang menyerah. Selain itu, yang mendorong
dirinya untuk berjuang mendapatkan pendidikan tinggi adalah orang tua, terutama
sang ibu.
“Ibu saya bolak-balik mengantarkan saya
ke sekolah dengan sepeda motor,” jelas Nova yang mengakui dirinya ingin
melanjutkan pendidikan magister manajemen selepas lulus sarjana.
Memiliki cita-cita sebagai seorang programmer dan pemimpin sebuah
perusahaan, Nova adalah peserta didik berprestasi yang telah memenangkan
kompetisi yang digelar oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas)
Kemendikbudristek, yaitu juara tiga pada lomba karya ilmiah tingkat nasional.
“Terus saya menang lomba penampil
terbaik dari Top Ten Asia yaitu
sebuah lomba untuk anak disabilitas. Saya harus percaya diri dengan kemampuan
yang saya miliki,” terangnya.
Pria yang memiliki hobi di bidang sastra dan
telah berhasil menerbitkan sebuah buku berjudul “Ceritanya tentang Perjuangan
Anak Disabilitas” ini berpesan kepada sesama peserta didik untuk pantang
berputus asa dalam berjuang meraih mimpi.
“Teman-teman yang di luar sana harus
tetap semangat dan jangan pernah menyerah. Walaupun ada banyak cobaan, kita
harus mampu,” kata dia.
Berikutnya, penerima Beasiswa BPI Program S3
Pelaku Budaya untuk Jurusan Antropologi, University
of Amsterdam, Saur Marlina Manurung menyampaikan manfaat dari
keikutsertaannya beasiswa ini.
“BPI ini sangat baru, namun harusnya
sudah ada dari dulu,” ungkap Saur yang akrab disapa Butet ini.
“Saya bersama 25 teman-teman penerima
beasiswa terus berinteraksi. Saya merasa berada di habitat saya, yaitu habitat
pelaku budaya, dan banyak mendapat pengetahuan baru dan cepat belajar karena
bertemu teman-teman sesama penerima beasiswa pelaku budaya ini,” tuturnya.
Butet berharap agar para tokoh budaya dari
beragam daerah yang berpotensi mendapat beasiswa diberikan fasilitas pelatihan
Bahasa Inggris.
“Jangan karena Bahasa Inggrisnya
tertinggal (akhirnya melewatkan kesempatan), padahal potensinya besar untuk
mengembangkan budaya di daerahnya,” ungkap Butet yang mengatakan banyak para
pelaku budaya kesulitan untuk mengakses tempat kursus Bahasa Inggris.
Kemudian, penerima manfaat BPI jenjang S-2,
Lanita Bernadetta Munthe mengungkapkan bahwa seiring kemajuan pendidikan di
Indonesia, dirinya terdorong meningkatkan ilmu pengetahuan agar dapat memberi
pembelajaran yang lebih bermakna bagi peserta didik, khususnya pelajaran kimia
yang dianggap sulit oleh para peserta didiknya. Besar harapan Lanita, melalui
BPI, kemampuannya dalam mengembangkan metode ajar berbasis teknologi semakin
meningkat.
“Saya percaya bahwa guru harus belajar setiap
hari dan perlu meningkatkan ilmu supaya mengikuti perkembangan zaman. Untuk
rekan guru, mari kita berjuang sebagai tenaga pendidik yang akan mendidik
menjadi generasi maju. Jangan gampang menyerah, kalau gagal coba lagi. Semoga
kita bertemu di BPI,” pesan Lanita yang mengaku mendapat informasi BPI karena
aktif mencari tahu dan mengakses media sosial Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK), LPDP, dan Kemendikbudristek.
BPI mempersyaratkan aspek usia dan ijazah atau
indeks prestasi kumulatif yang berbeda-beda untuk setiap jenis beasiswa.
Kemampuan bahasa pendaftar juga harus yang dibuktikan dengan sertifikat asli
dan masih berlaku. Tak ketinggalan, Letter
of Acceptance (LoA) Uncondiitional
dari perguruan tinggi luar negeri, SK Rektor Lulus Ujian Masuk Universitas
untuk tujuan dalam negeri yang sesuai dengan daftar perguruan tinggi yang
dikeluarkan BPI pun harus dilengkapi.
Komponen pembiayaan BPI mencakup dana pendidikan
dan biaya pendukung. Dana pendidikan terdiri atas dana pendaftaran, dana spp,
dana tunjangan buku, dana bantuan penelitian tesis/disertasi, dana bantuan
seminar internasional, serta dana bantuan publikasi jurnal internasional.
Sementara untuk biaya pendukung meliputi dana transportasi, dana aplikasi visa
(izin tinggal), dana asuransi kesehatan, dana hidup bulanan, dana kedatangan,
dana tunjangan keluarga (khusus doktoral), dan dana keadaan darurat. Selain
itu, khusus bagi penerima beasiswa penyandang disabilitas, diberi dana tambahan
yang unsurnya meliputi dana transportasi pendamping, dana asuransi pendamping,
dan biaya pendukung lainnya yang disetujui Kemendikbudristek dan LPDP.
Beasiswa S-2 diberikan bagi para pelaku budaya
di dalam negeri (DN) dan luar negeri (LN), calon dosen vokasi (DN), calon dosen
PTA (DN, LN, dan joint/double degree),
peserta didik berprestasi (DN dan LN), serta guru dan tenaga kependidikan (DN
dan LN). Beasiswa S-3 diberikan bagi dosen PTA dan tematik khusus di (DN dan
LN), dosen vokasi (DN), pelaku budaya (DN dan LN), serta guru dan tenaga
kependidikan serta dosen Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (DN). (Kemendikbudristek/MDj/red)
0 Comments