![]() |
Foto
: Dokumentasi Taman Baca Pelangi.
Nagekeo, CAKRAWALANTT.COM - Sebanyak
1.785 anak di 10 Sekolah Dasar di Kabupaten Nagekeo kini mendapatkan akses buku
bacaan yang berkualitas melalui 10 perpustakaan ramah anak baru yang didirikan
oleh Taman Bacaan Pelangi. Acara peresmian perpustakaan-perpustakaan baru ini
dimulai pada Senin (28/3/2022) dan dihadiri oleh Bupati Nagekeo, Johanes Don
Bosco serta Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Nagekeo, Venantius
Minggu. Rangkaian peresmian 10 perpustakaan ramah anak ini akan berlangsung
hingga 1 April 2022.
Bupati Nagekeo,
Johanes Don Bosco mengatakan, “Atas nama masyarakat Kabupaten Nagekeo, saya
mengapresiasi dan berterima kasih kepada Taman Bacaan Pelangi atas kepedulian
dan upayanya dalam membantu meningkatkan kebiasaan membaca anak-anak serta
peningkatan kualitas guru di Nagekeo. Ini adalah upaya yang luar biasa.
Perpustakaan ramah anak ini menjadi kolaborasi yang baik untuk ke depannya demi
peningkatan mutu kualitas pendidikan.”
Literasi
merupakan hal dasar yang wajib dikuasai oleh setiap anak. Sayangnya, di Indonesia,
data dari Programme for International
Student Assessment (PISA) tahun 2018 menunjukkan bahwa tingkat literasi Indonesia mendapat ranking 10 terbawah, yaitu peringkat ke-69 dari 77 negara. Pada tahun 2018, literasi membaca
Negara Indonesia mendapatkan skor 371, tahun 2015 mendapat skor 397. Skor PISA
tahun 2018 pun menurun dari tahun 2015.
Data
Kemendikbud statistik persekolahan SD tahun 2019-2020 menunjukan bahwa dari 109.051 perpustakaan Sekolah Dasar, baik negeri maupun swasta di 34 provinsi, ternyata terdapat sebanyak 95.124
perpustakaan (87%) yang mengalami
kondisi kerusakan ringan, sedang, dan berat. Artinya, jumlah perpustakaan dalam
kondisi baik hanya sedikit, yaitu 13% perpustakaan.
Sementara
itu, data Puslitjakdikbud dalam ringkasan eksekutif Indeks Aktivitas Literasi
Membaca (Alibaca) tahun 2019 menyebutkan angka rata-rata indeks Alibaca
Nasional masuk dalam kategori aktivitas literasi rendah, yaitu berada di angka 27.32%. Provinsi yang terendah adalah Papua
(19.9%), Papua Barat (28.25%), Kalimantan Barat (28.63%), dan Nusa Tenggara
Timur (29.83%). Indeks literasi diukur dari empat indikator, yakni kecakapan membaca, budaya membaca, alternatif akses internet dan
akses perpustakaan. Dimensi yang paling rendah adalah dimensi akses
perpustakaan dan dimensi budaya membaca yang menunjukkan perlunya perhatian
terhadap dua dimensi ini untuk ditingkatkan.
Kepala Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Nagekeo, Venantius Minggu mengatakan, ”Ini adalah bentuk kepedulian dari mitra Pemerintah dalam hal ini Taman
Bacaan Pelangi untuk membantu Pemerintah Kabupaten Nagekeo dalam bidang
literasi. Pemerintah Kabupaten Nagekeo juga turut memberikan perhatian agar
anak mencintai buku-buku dan menanamkan sikap kritis anak lewat literasi dasar.”
Taman Bacaan
Pelangi terus berkomitmen untuk mengembangkan perpustakaan di sekolah-sekolah
dasar di Kabupaten Nagekeo. Selain mendirikan 10 perpustakaan ramah anak yang
baru ini, Taman Bacaan Pelangi juga mengadakan serangkaian pelatihan guru untuk para kepala sekolah, guru, dan pustakawan/wati.
Untuk program yang berjalan sejak Januari 2022 ini, Taman Baca Pelangi telah memberikan pelatihan kepada 134 guru di Kabupaten Nagekeo
pada 15-17 Februari dan 22-24 Maret 2022. Di samping itu, TB Pelangi juga memberikan dukungan yang mencakup perbaikan
fisik ruang perpustakaan sekolah, penyediaan perabot perpustakaan, penyediaan
buku cerita berkualitas untuk anak-anak, serta pendampingan dan monitoring
terhadap penerapan program perpustakaan di 10 sekolah dasar terkait.
Program
Manager Taman Bacaan Pelangi, Widodo mengatakan, “Terima kasih kepada banyak pihak yang telah
mendukung program Taman Bacaan Pelangi di Kabupaten Nagekeo ini. Dukungan dari
Pemerintah Daerah Kabupaten Nagekeo dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sangat
luar biasa. Kami juga senang melihat antusiasme dan semangat kolaborasi para
guru dan orang tua siswa dalam menyambut program peningkatan literasi ini. Kami
yakin jika kerja sama baik ini terus ditingkatkan, maka bisa dipastikan
kebiasaan membaca anak akan tumbuh”.
Sejak 2018,
Taman Baca Pelangi telah aktif menerapkan program-program pendidikan di Kabupaten
Nagekeo, antara lain pendirian tiga perpustakaan ramah anak di tiga sekolah
dasar, program Paket Belajar selama masa pandemi yang diberikan kepada 1.173
anak kelas 1 SD dari 40 Sekolah Dasar, Girls’
Scholarship Program (program beasiswa untuk siswi-siswi SMP), pelatihan guru tentang sistem pengelolaan perpustakaan dan kegiatan
membaca, pelatihan kepada 800 guru tentang penggunaan perpustakaan digital,
pelatihan orang tua siswa, dan lain sebagainya.
Ke-10
perpustakaan ramah anak terbaru Taman Baca Pelangi di Kabupaten Nagekeo ini berada di SDI Wudu, SDK Nggolonio, SDK
Nagesapadhi, SDI Waemburung, SDK Aeramo, SDK Wolopogo, SDI Towak, SDK Bokogo,
SDI Marapokot dan SDK Towaklaing dan terselenggara atas kerjasama dengan Room to Read. Dengan diresmikannya ke-10 perpustakaan baru ini, maka secara
keseluruhan, Taman Baca Pelangi telah mendirikan 145 perpustakaan ramah anak sejak 2009.
Untuk diketahui, Taman Bacaan Pelangi adalah yayasan sosial yang berfokus untuk meningkatkan literasi anak-anak di Indonesia Timur. Didirikan
pada 2009, Taman Baca Pelangi hingga saat ini telah mendirikan dan mengelola 145 perpustakaan
ramah anak yang tersebar di 18 pulau di Indonesia Timur, memberikan pelatihan
kepada lebih dari 5.000 guru-guru di daerah, menyediakan lebih dari 250.000
buku cerita anak-anak, serta memberikan akses buku bacaan kepada lebih dari
35.000 anak-anak di daerah terpencil di Indonesia Timur. Taman Baca Pelangi juga pernah mendapatkan penghargaan “Anugerah Nugra Jasadarma Pustaloka 2013” dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. (PR Taman Baca Pelangi/MDj/red)
0 Comments