Para
peserta Kegiatan Bimtek Literasi dari SMA Negeri Tobu dan SMA Negeri Usapimnasi.
TTS, CAKRAWALANTT.COM - Guna
meningkatkan kemampuan dan kompetensi guru beserta peserta didik, Sekolah
Menengah Atas (SMA) Negeri Tobu dan SMA Negeri Usapimnasi menggelar Kegiatan
Bimbingan Teknis (Bimtek) Literasi. Kegiatan yang didukung oleh Media
Pendidikan Cakrawala (MPC) NTT tersebut dibuka secara langsung oleh Koordinator
Pengawas (Korwas) SMA/SMK dan SLB Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Yunus
Taloim, S.Pd.,MM, Senin (21/3/2022).
Dalam arahan
pembukanya, Yunus menuturkan bahwa kegiatan tersebut sangat bermanfaat bagi para
guru dan peserta didik, terutama dalam mengembangkan potensi dan kemampuan di
bidang menulis. Di dalam kegiatan tersebut, imbuhnya, para peserta akan
dibimbing dan didampingi secara langsung oleh Tim Formator MPC NTT. Untuk itu,
harapnya, para guru dan peserta didik yang terlibat harus mampu mengikuti
seluruh rangkaian Kegiatan Bimtek Literasi tersebut dengan baik dan benar.
“Kegiatan
ini berbeda dengan diklat. Kegiatan ini menghendaki agar kita memiliki karya
dan hasilnya secara langsung. Ini juga bisa menjadi solusi untuk penunjang
kenaikan pangkat para guru yang membutuhkan Karya Tulis Ilmiah (KTI),” ujar Yunus.
Sementara
itu, Kepala SMA Negeri Tobu, Abednego Ba’un menjelaskan bahwa Kegiatan Bimtek
Literasi tersebut diikuti oleh 20 orang guru dari SMA Negeri Tobu dan 20 orang
guru dari SMA Negeri Usapimnasi, serta 20 orang peserta didik dari SMA Negeri
Tobu dan 20 orang peserta didik dari SMA Negeri Usapimnasi. Abednego berharap agar
semua peserta, baik guru maupun peserta didik bisa mengikuti kegiatan tersebut secara baik dan serius
guna memperoleh hasil yang positif dan bermanfaat di kemudian hari.
Lebih
lanjut, Perwakilan Tim Formator MPC NTT, Mustakim mengungkapkan bahwa melalui
Kegiatan Bimtek Literasi tersebut, semua pihak bisa mengenal dan mengetahui
banyak hal lewat aktivitas membaca dan menulis. Selain itu, pungkasnya, dengan
karya tulis, semua orang bisa dikenal selamanya, meskipun secara fisik telah
tiada.
“Dengan
membaca, kita dapat mengenal dan mengetahui tentang dunia, kemudian kita akan
dikenal dunia dengan menulis karena karya-karya kita akan tetap ada, walaupun
kita telah tiada. Contohnya, Bapak Pendidikan kita dan Ibu R. A. Kartini.
Walaupun telah tiada, namun karya mereka masih ada,” tuturnya.
Untuk
diketahui, kegiatan yang mengangkat tema “Membaca Hobiku, Menulis
Keterampilanku. Dengan Membaca, Terbuka Jendela Dunia. Dengan Menulis, Terukir
Inspirasiku” tersebut turut dihadiri oleh jajaran Tim Formator MPC NTT, Frein
Raden dan Albert Baunsele. (Albert/MDj/red)
0 Comments