![]() |
Ilustrasi.
Oleh : Heribertus Kamang
(Dosen STKIP Sinar Pancasila Betun)
CAKRAWALANTT.COM - Cita-cita
adalah keinginan atau mimpi yang didambakan oleh seseorang untuk masa depannya.
Keinginan atau cita-cita ini biasannya sering ditanyakan kepada anak sekolah
dari tingkat sekolah Dasar (SD) hingga jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA).
“Apa Cita-Citamu?” Pertanyaan ini biasa kita tanyakan kepada anak sekolah, baik
itu status kita sebagai kakak, guru maupun kenalan. Pertanyaan ini kita ajukan
kepada peserta didik (SD-SMA) hanya untuk memenuhi rasa penasaran kita yang
kelak mereka ingin menjadi apa, sih? Kita sebagai kakak, orang tua bahkan guru
biasa dan wajar menanyakan hal itu kepada adik-adik kita. Jawaban mereka
bervariasi, ada yang bercita-cita menjadi dokter, perawat, bidan, dosen,
apoteker, polisi, Presiden, DPR, guru dan lain-lain.
Dari semua jawaban
yang disampaikan oleh peserta didik, pilihan menjadi seorang guru adalah
jawaban yang paling minoritas. Hal ini juga diketahui oleh penulis ketika
melakukan sosialisasi di beberapa SMA di Pulau Timor untuk masuk ke Perguruan
Tinggi. Dari beberapa SMA yang dikunjungi, akhirnya penulis mengetahui bahwa
minat peserta didik untuk menjadi seorang guru saat ini sangat minim dan
sedikit. Setelah ditelusuri, ada banyak alasan dari mereka sehingga menghindar
untuk menjadi seorang pengajar atau guru, antara lain karena menjadi guru sudah
kurang keren, gajinya kecil, peluang kerja tidak mudah, tidak menjamin akan
masa depan, serta tidak bisa bekerja di kantor atau (mungkin) tidak bisa
menjadi anggota DPR dan sebagainya. Saya sebagai akademisi mengimbangi dan
memaklumi alasan mereka yang secara pengetahuan masih minim.
Menjadi Guru adalah Pilihan yang Tepat
Menjalani pilihan hidup sebagai guru itu sebenarnya
sangat asyik dan keren. Namun, bagi sebagian orang yang berprofesi lain (bukan
guru) melihat hal tersebut (profesi guru) sebagai pekerjaan yang membosankan
bahkan kuno. Ya, mungkin yang mereka tahu bahwa guru pekerjaanya hanya mengajar
dan bersifat monoton. Hal inilah yang membuat orang lain berasumsi bahwa
menjadi guru adalah pilihan yang salah dan bosan. Kali ini, penulis
mengungkapkan fakta-fakta menarik mengenai bagaimana keuntungannya menjadi
seorang guru.
Pertama,
guru memiliki peran penting bagi masa depan bangsa. Ada pepatah lama mengatakan
bahwa tugas guru adalah “memanusiakan manusia” yang berarti gurulah orang
pertama yang bisa merubah masa depan anak bangsa. Bagaimana tidak, guru mengajarkan
berbagai hal kecil kepada anak didik. Bahkan, sekarang ini, banyak orang tua
yang memasrahkan anaknya hanya kepada guru di sekolah.
Kedua, profesi
sebagai guru adalah pekerjaan yang dinamis. Menjadi seorang guru adalah
menjalankan pekerjaan yang dinamis dan tidak monoton. Selama kita (guru)
mengajar di sekolah, kerap ditemukan berbagai macam karakter peserta didik yang
berbeda secara individual.
Ketiga, memiliki
karir yang menjanjikan. Jika kita sudah menjadi guru tetap pada suatu sekolah,
hal ini dengan sendirinya bisa menunjang karir kita dengan upah yang memuaskan.
Selain itu, akan terdapat banyak hal menarik lain yang kita dapat dari profesi
guru.
Keempat,
selalu menambah wawasan. Mengambil jalan hidup sebagai seorang guru bisa
membuat wawasan kita menjadi terus bertambah karena sebagai guru, kita harus
terus belajar untuk mengimbangi perkembangan zaman dan segala inovasi baru. Kita
juga harus mampu memanfaatkan perkembangan teknologi, seperti Youtube dan Tik-Tok sebagai salah satu media untuk menyampaikan pesan kepada
peserta didik.
Sarjana Pendidikan (S.Pd) Hanya Menjadi Guru?
Pertanyaan
ini yang sering penulis temukan di berbagai kesempatan saat sosialisasi. Pertanyaan
seperti ini memang sudah lumrah dan sampai saat ini banyak yang masih menanyakan hal serupa. Jawaban dari pertanyaan diatas tentunya adalah tidak! Menyandang gelar S.Pd yang disematkan pada akhir nama lengkap
seseorang tentu tidak harus bekerja sebagai pengajar atau guru. Selama perkuliahan, seorang mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) akan mempelajari
banyak hal. Mereka tidak hanya mendalami berbagai strategi belajar-mengajar saja, tetapi juga terkait mengenai politik, Hubungan Internasional (HI), ilmu sosial dan budaya matematika dan lain-lain.
Apalagi, ketika masa perkuliahan seorang mahasiswa sering aktif pada organisasi-organisasi mahasiswa, baik intra maupun ekstra kampus, maka secara tidak
langsung karakter dan mentalnya akan terbentu menjadi lebih baik. Hal-hal seperti inilah yang membuat
seorang yang mengenyam pendidikan di Jurusan Keguruan dan Ilmu Pendidikan bisa bekerja di berbagai lembaga
swasta, negeri, hingga birokrasi pemerintahan. Dengan demikian, seseorang yang
menyandang gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) bisa memiliki cakupan lapangan kerja
yang luas dan tentunya masih berkorelasi dengan prinsip keilmuan yang diperolehnya.
Menjadi Guru Itu Menyenangkan
Menariknya
lagi, saat ini banyak individu yang lebih memilih
menjadi guru, meskipun tidak memiliki latar belakang pendidikan keguruan atau
ilmu pengetahuan. Namun, dengan pengalaman yang matang, seseorang bisa
bertindak sebagai tenaga pendidik selama memiliki visi yang sama dengan Konsep
Pendidikan Nasional. Hal itu tentunya mampu mendorong para calon mahasiswa
untuk mengenyam pendidikan sebagai guru, sebab dengan cara itu, mereka bisa
mengembangkan potensi diri secara lebih baik melalui berbagai metode, strategi,
dan praktik pembelajaran.
Untuk itu, menjadi seorang guru adalah hal yang
menyenangkan, sebab kita tidak hanya berkutat pada proses transfer ilmu semata
(kognitif), tetapi juga pengembangan aspek afektif dan psikomotorik. Tulisan ini sebenarnya ingin menyampaikan kepada pembaca bahwa menjadi
seorang guru itu sangat menyenangkan. Bercita-cita menjadi seorang guru adalah hal yang
mulia. Jangan ragu
dan bimbang untuk memilih jalan hidup sebagai seorang guru karena akan ada
banyak hal yang menyenangkan serta menjanjikan akan di masa depan. (red)
0 Comments