(Puisi-puisi Peserta Didik SMA Negeri 1 Amanuban
Timur)
MASA DEPANKU
Karya: Dian E. Taneo
Aku
adalah seorang anak kecil.
Tugasku
setiap hari berjuang
melewati
panasnya terik sang surya,
melewati
dinginnya hujan.
Walau
kadang tak mampu rasanya
untuk
membayangkan hidup dan masa depanku,
namun
usahaku, perjuanganku tak henti.
Aku
selalu berjuang untuk mencapai semua impianku,
melewati
semua rintangan dalam hidupku.
Ketika
aku lelah dan gagal,
aku
menyerahkan semuanya untuk Tuhan.
Aku
selalu berusaha sekuat tenaga,
Sisanya,
aku serahkan kepada Tuhan.
Aku
akan terus berusaha
dan
tidak akan pernah menyerah.
IBU
Karya : Gilbert Henry Elmadam Ton
Ibu...
Tak
terasa delapan belas tahun berlalu
tanpa
merasakan kasih sayangmu,
tanpa
dekapan hangat darimu.
Ibu...
Kini
anakmu telah beranjak dewasa,
melewati
dunia yang kejam
yang
penuh sandiwara.
Ibu...
Aku
ingin selalu bertemu denganmu,
meskipun
hanya dalam mimpi,
ingin
mendengar suara merdumu.
Ibu...
Aku
selalu panjatkan doa
agar
ibu selalu bahagia
melihat
anakmu sukses nanti.
Ibu…
Aku
sangat rindu.
Aku
kangen ibu.
TTS TERCINTA
Karya : Gilbert Henry Elmadam Ton
Sebuah
daerah dimana tempat tinggal
makhluk
ciptaan Tuhan.
Sebuah
tempat yang selalu dibangga-banggakan
yang
menyimpan beribu-ribu mutiara
dengan
wangi pohon cendana
yang
mengharumi tempat ini.
Itulah
ciri khas dari-Mu
yang
menebarkan pesona
dengan
keindahan alam
yang
memanjakan mata.
Sebuah
kota dingin
yang
selalu mewarnai setiap hari-hariku.
Sebuah
tempat
Dimana
kami berpijak
dan
sebuah tempat dimana kami bertahan hidup.
Engkaulah
surga kedua
dan
tempat terindah yang kami tempati.
Surga
bukan hanya bagi kami
tapi
bagi umat manusia
yang
ingin menikmati keindahannya.
SEKOLAHKU
Karya : Sifra Nenoliu
Di
halaman sekolah aku melihat
langit
biru yang tinggi
setinggi
aku menggantung cita-citaku.
Di
teriknya sinar matahari
nampak
hamparan rumput segar nan berseri.
Kusaksikan
pemandangan indah.
Keindahan
halaman sekolah
membuat
hati nan bahagia.
Sekolahku,
tangga
untuk mencapai kesuksesan,
tempat
Surga ilmu.
Terima
kasih, sekolahku telah mempertemukanku
dengan
pahlawan-pahlawan tanpa tanda jasa.
CINTAKU
Karya : Maria R. P Peka
Saat
sepi diselimuti dingin,
kau
datang membawa kehangatan,
menghilangkan
sepi, menghadirkan tawa.
Sepi
yang diselimuti dingin perlahan pudar.
Cintaku
yang redup kau sinari
dengan
membawakan segudang kebahagiaan.
Caramu
membuatku bahagia,
berhasil
membuatku jatuh cinta.
Betapa
bahagianya hati ini.
Aku
merasa menjadi perempuan paling bahagia di dunia.
Bisakan
kita hidup seperti ini selamanya?
Aku
mengharapkan itu bisa terjadi.
PERJUANGANKU DI MASA PANDEMI
Karya : Dilen Dorensa Fallo
Aku
benci pada pola cinta
jauh
tak jarak, dekat tak sentuh,
sebab
ini membuatku kehilangan arah.
Aku
bingung, tak nyaman, tertekan dan tak berdaya.
Aku
kehilangan arah.
Corona...
Kehadiranmu
membawa sejuta rasa.
Rasa
takut akan sadisnya seranganmu,
rasa
sedih karena kehilangan orang-orangku.
Takut
akan kehilangan masa depanku,
takut
tak lagi bertemu dengan teman-temanku,
gelisah
tak lagi bertemu guru-guruku.
Aku
bingung memosisikan rasa ini
biar
seimbang antara kuat dan gelisah.
Aku
tak berdaya.
Corona.....
Kehadiranmu
membuatku sulit
mendekap
yang dekat sekalipun.
Juga,
tak mungkin melepas
yang
masih jauh dariku.
Akan
kuikuti iringanmu
kemana
engkau pergi
di
situlah langkahku menuju.
Walau
aku belum dapat menghentikanmu
itu
tak dapat mematahkan semangatku.
Semangat
belajar, walau harus sendiri.
Semangat
menyelesaikan tugas-tugas walau sulit.
Dan
aku akan menemukan jati diriku
biar
kau dan dunia tahu,
Aku
adalah seorang pejuang.
ANAK TTS
Karya : Kezia H. Bahan
Matahari
pagi cerah muncul di Fatukopa
seperti
mimpi anak TTS yang cerah di masa depan.
Curah
hujan yang deras menghijaukan rumput
yang
hijau bagaikan Kali Benai.
Anak
TTS bagaikan Gunung Sunu yang kokoh
menjulang
tinggi mencapai cita-cita.
Mengharumkan
TTS seperti wangi cendana
yang
terkenal di seluruh negeri.
(red)
0 Comments