Sesi
foto bersama para peserta, pemateri, dan pengurus organisasi AMA
Maumere setelah kegiatan LKTD, Sabtu (12/2/2022).
Sikka, CAKRAWALANTT.COM - Angkatan Muda Adonara (AMA) Maumere menggelar
kegiatan Latihan Kepemimpinan Tingkat Dasar (LKTD) dalam lingkup internal
organisasi, Sabtu (12/2/2022). Kegiatan yang bernaung di bawah tema “Membangun
Kapasitas Kader yang Berjiwa Gelekat” tersebut merupakan bagian dari program
kaderisasi yang diterapkan dalam organisasi AMA. Rangkaian acara LKTD tersebut berlangsung
secara tatap muka di Aula Kantor Lurah Kota Uneng.
Dalam sambutannya, Ketua Umum Ikatan Mahasiswa
Adonara Maumere, Yohakim Jangan Beda menuturkan bahwa kegiatan LKTD merupakan
salah satu upaya dalam mendukung proses penempaan diri. Untuk itu, harapnya,
semua peserta yang terlibat di dalam LKTD harus mampu mengikuti semua proses secara
baik dengan terus belajar dan berbenah diri. Hal itu, ujarnya, bisa bermanfaat
bagi kemajuan kualitas diri.
Lebih lanjut, dalam pemaparan materinya tentang
“Lobi dan Negosiasi”, Yohakim menegaskan bahwa mahasiswa harus mampu menguasai
teknik-teknik lobi dan bernegosiasi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
melakukan lobi dan negosiasi, ungkapnya, setiap orang harus memiliki kemampuan
intelektual yang baik agar bisa menganalisis target dan pola komunikasi secara
menyeluruh. Selain itu, sambungnya, karakter dan sikap seseorang juga sangat
berpengaruh dalam memenangkan sebuah proses lobi dan negosiasi.
Sementara itu, Kepala Bidang Kaderisasi, Dinosius
Duli Riang Petung selaku pembawa materi menerangkan bahwa kegiatan tersebut
juga bertujuan untuk menciptakan kader-kader AMA yang mampu bersaing di tengah
perkembangan global dengan tetap menerapkan semangat militansi, solidaritas,
dan gotong-royong.
Di sisi senada, salah satu pembawa materi terkait
“Manajemen Konflik”, Gusty Helan menuturkan bahwa setiap kader AMA dituntut
untuk bisa meminimalisir dan mengelola konflik di tengah kehidupan sosial. Hal
itu, imbuhnya, berkaitan erat dengan kondisi manusia sebagai mahkluk sosial
yang selalu berhadapan dengan masalah. Untuk itu, tegasnya, setiap orang harus
mampu mengelola konflik agar mampu menilai dan mengevaluasi situasi guna
meningkatkan produktivitas, kreativitas, dan sikap saling menghargai.
Setelah pemaparan materi, kegiatan dilanjutkan
dengan sesi diskusi yang dipandu oleh Ferederikus Balaweling selaku moderator.
Di dalam sesi tersebut, para peserta diberikan kesempatan untuk memberikan
pertanyaan atau pernyataan untuk memancing perdebatan ilmiah serta kritik-oto
kritik.
Pada kesempatan tersebut, salah seorang peserta,
Vivi Helan memberikan kritik berdasarkan teori dan praktik. Menurutnya, dengan
mempelajari manajemen konflik, semua peserta bisa berbenah dan mengevaluasi
diri. Maka dari itu, tegasnya, semua teori yang telah diperoleh harus mampu
disertai dengan praktik langsung.
Untuk diketahui, kegiatan LKTD yang dihadiri oleh 20
orang peserta tersebut tetap menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes) serta
dijiwai oleh semangat perjuangan organisasi dan “Salam Gelekat”. (Sebastianus Kopong/MDj/red)
0 Comments