Kumpulan
Puisi
Ilustrasi
: Seorang ayah bersama anaknya.
SAHABAT MENARUH
KASIH SETIAP WAKTU
Puisi Alexandra
Deniriando Siga
Kupetik daun, kujadikan kertas….
Kupatahkan ranting untuk kujadikan pena.…
Kuteteskan air mata untuk kujadikan tinta….
Lalu kucoba merangkai kata menjadikannya sebuah
kalimat,
untukmu sahabat.
Sahabat lama adalah emas.
Sahabat baru adalah berlian.
Jika, mendapatkan berlian jangan lupa emas
karena keduanya sama-sama berharga
dalam mengarungi bahtera kehidupan.
JATUH
Puisi Angelina
Putry Ayu
Aku jatuh hati, saat cahaya jatuh di atas permukaan
air laut.
Lalu pasrah dan tenggelam di kedalaman rasa itu.
Sempat kucoba berlari dan kembali kepermukaan,
namun aku justru kembali terpesona oleh biasnya di
atas riak air.
Ia adalah senja yang selalu kunanti kehadirannya di
setiap petang,
dan aku cukup setia untuk itu.
Ketika waktunya tiba, aku akan terduduk,
menatap lurus di batas horizon menunggu cahaya itu
turun perlahan,
untuk lagi-lagi
jatuh dan tenggelam dalam pesonanya.
Sayang....
setelahnya aku justru bersembunyi dalam gelap,
menepi di sudut malam, tanpa berani mengutarakan
perasaanku.
Sekadar curhat pada malam dan bintangnya lalu
kembali menyimpan rasaku,
kemudian merindu dan lagi-lagi menunggu.
Aku hanyalah langit barat,
namun senja bukan milikku meski di situlah dia
berpijak.
Dia hanya datang menunjukkan keindahan,
membuatku jatuh cinta berkali-kali padanya
kemudian pergi meninggalkan kenangan.
Tapi aku sudah berjanji untuk setia menunggu,
waktu yang sekejap itu bersamanya.
Untuk kemudian kembali jatuh....
hingga ke dasarnya.
BINTANG JATUH
Puisi Sarce A.
Dethan
Ditemani cahaya bintang
sinar rembulan menyinari
suara jangkrik bersahutan
lambaian ujung pepohonan
walaupun semua gelap.
Sekitar diri tak bisa ditembus mata
dan angin berhembus sedikit kencang
menunjukkan kutak sendiri
walaupun udara dingin.
Dan tak mau bersahabat dengan kulit
bulu roma kini terbangun dari tidurnya.
Namun, kutetap di sini
walaupun embun kini.
Menjadikan kepala tempat berlabuh
kutak ingin pergi dari sini
tak ingin beranjak walau selangkah
hingga kini kau hadir memancar dan hilang.
Aku menunggumu,
dan berterima kasih sudah hadir
walau hadirmu hanya sekejap,
tak mengapa untukku.
Sekarang pergilah!
Bawalah apa yang kubisikan
dan aku akan menunggumu,
bertemu lagi nanti
dengan wujudmu yang berbeda
bintang jatuh.
SETELAH DUDUK
MESRA
Puisi Ete Luruk
Aku dan asu-mu selalu bertengkar.
Setelah duduk mesra kemarin, di halaman rumahmu
asu-mu dan aku bertengkar
tentang siapa yang paling asu
bersambung dengan aku yang paling asu.
Hari ini aku bertandang lagi ke rumahmu,
Ingin duduk mesra,
asu-mu dan aku lekas bertengkar
tentang siapa yang paling besar rabu
bersambung dengan asu-mu yang paling besar rabu.
Tetiba kau datang dan ingin bertengkar
tentang siapa yang paling puisi dan siapa yang
lukanya mengena.
Baiklah…
kau menang atas aku dan asu
Sebab, “Penyair adalah tukang tipu yang bebas
sengketa, bukan?“ asu berdalih.
Tak ada jawaban. Hanya kedamaian.
(Lasiana, 2020)
ARDIN
Puisi Ete Luruk
Ke mana pun pergi
Ardin selalu merindukan rumah,
merayakan pulang.
Kepada motor yang membuatnya sibuk
ia pun berkata,
“Mari kita pulang (ke pelukan bapa),
tanpa muka,
tanpa murka.
(Lasiana, 2020)
AYAHUJAN
Puisi Tian Garman
Hujan....
Memaksa bumi untuk terus basah,
menyuruh tubuh yang kaku ke petak sawah.
Ia melangkah,
berteman kopi mengais rejeki.
Pak tani ia disapa.
“Ayah” aku memanggilnya.
Tubuhnya sudah kaku.
Namun, semangatnya tak pernah beku.
Hujan adalah rejeki,
petir adalah sahabat,
angin adalah teman yang setia katanya.
Membawaku pada perjuangannya.
Ayahujan....
Hujan yang mengisi segala kekosongan hidup,
hujan yang mengisi raga yang hampa,
hujan menghidupkan pohon-pohon yang layu,
menyuburkan lahan yang tandus.
Ayahujan....
Aku adalah tanah yang kering,
selalu mendambakan air,
menghidupkan segala mawar-mawar indah.
(Bea Bangga,19 November 2021)
KELABU COVID-19
Puisi Milka
Aprianti Imel Nomleni
Ada yang datang bak pelancong,
dari Cina hendak mendunia,
tiada nampak di pelupuk mata
namun hadir berikan nestapa.
Bukan datang bertegur sapa,
asal hinggap tak mengenal siapa,
ubahkan hidup pasif menyapa,
ciptakan rugi entah berapa.
Virus Corona….
Menghentak mutu pemerintahan,
membanting kilau perusahaan,
mencabut jutaan pekerjaan,
hampir suram tiada harapan.
Tak terbilang lelahnya patriot putih,
tak terhitung tegasnya satria pertahanan,
banyak terenggut jiwa kepahlawanan,
juga jiwa yang takluk perlawanan.
Banyak rupa tanpa mobilitas,
dibatasi lebih lagi diawasi.
Semua insan cari aman
meski banyak cenderung melawan.
Banyak ilmuan cari jawaban,
upayan minim angka penularan,
usahakan hentikan kematian,
terus berjuang ciptakan perubahan.
Hanya waktu yang memperjelas kapan,
hanya doa dengan segala kerinduan,
pulihlah bumi yang kupandang,
semoga Tuhan berikan pengampunan.
HUJAN
Puisi Milka
Aprianti Imel Nomleni
Awan bersatu jadi kelabu.
Angin semilir mengikat padu.
Terbang mendayu ke titik tuju.
Jatuh ke bumi menurut waktu.
Terjun membentur beragam bidang.
Riaknya merajut senandung indah.
Gemuruh menyerta gemericik butiran mungil.
Tanda hujan telah tiba.
Menekan debu kian padat.
Menyusur batuan bersekat.
Biaskan pelangi penuh semangat.
Anugrah Sang Khalik pada suatu tempat.
Hujan mengguyur membentuk genangan.
Hujan hadir membawa pada kenangan.
Dinanti tiap penghuni bumi.
SAHABAT
Puisi Petrus Poto
Sahabat....
Kaulah tempatku tuk berbagi cerita,
penghiburku kala dirundung duka,
pemberi warna hari-hariku.
Sahabat....
Bila kau tak lagi di sini,
jangan segera lupa,
tentang seluruh cerita kita,
bila perlu kau siapkan buku kehidupan
untuk suatu hari nanti.
SURAT UNTUK AYAH
Puisi Paul
Rifaldi S. Fa’o
Ayah....
Pergimu sangat pagi
aku persisnya masih lelap.
Apakah kau sarapan sebelum pergi?
Ibu bilang, “Nak, Ayah jarang sarapan pagi.”
Setelah aku pulang sekolah,
kau belum juga datang.
Di meja makan hanya ada aku, adek, dan mama.
Lalu, ayah di sana makannya apa?
Kala malam tiba,
bersama dengan lelahmu,
kau menyandarkan diri pada dinding,
sembari kau mengusap raga yang tak berdaya itu,
nafasmu mengisyaratkan banyak hal,
“Besok anak ayah makan apa, ya?”
Ayah....
Perjuanganmu adalah hidup kami.
Lelahmu adalah kesuksesan kami.
Ayah....
Bila tiba waktuku,
aku akan membalas semuanya
dengan kesuksesanku.
TERIMA KASIH
TUHAN
Puisi Maria
Agenesia Indriyanti Gharu
Tuhan....
Di saat sekelilingku menghilang,
di saat aku tak pernah dianggap,
di saat aku terjatuh,
di saat hatiku dilanda sepi,
pula hati gunda gulana,
Engkau datang membopongku.
Menolongku.
Menghiburku.
Dan meneguhkanku.
“Tuhan....Terima kasih untuk rahmat-Mu”
DERITAKU
Puisi Adrianus
Gedhe
Bila kuhanya sesaat bagimu
jangan biarkan daku terlalu jauh mencintamu,
bila kau hendak pergi tanpa sosok diriku,
Untuk apa kau gadai waktuku selama ini.
Bila hendak pergi,
lupakan aku di sini,
biar aku yang menderita sendiri.
TERKADANG
Puisi Benediktus
Kasi
Terkadang ingin kuputar masa
menjalani indahnya kenangan
walau kusadari waktu terus berlaju
ingatan masa lalu pun berlalu
semuanya rapuh termakan waktu
tersisa hanya sebagian kasih dan sayang
yang terpatri dalam hati.
AKU
Puisi Manuela
Meyra Muskitta
Aku ada dan bertahan sampai saat ini bersama memori
masa lalu.
Berdiri tegak walau cemooh berkicau dan kekuatiran
menghantui.
Mencoba mengukir standar hidup kusendiri untuk
kujalani.
Mengukir mimpi yang sedang dipersiapkan untuk bisa
dibanggakan.
Aku adalah aku dan kamu adalah kamu.
Kita jelas menjalani hidup yang berbeda.
Mengambil langkah pelan bukanlah kelemahan.
Mungkin aku perlu istirahat disaat engkau sedang
maju.
Karena destinasi yang kita tuju tidaklah sama.
Bertahan sampai saat ini tidaklah mudah.
Aku mengapresiasi diriku sendiri.
Terima kasih sudah bertahan.
Tetaplah bersyukur dan jalani hidup ini dengan
senyuman.
*Penerbitan
karya ini merupakan hasil kerja sama antara Media Pendidikan Cakrawala (MPC)
NTT dan Kantor Bahasa Provinsi NTT.
Redaksi
MPC NTT menerima karya sastra berupa cerpen, puisi, resensi buku dan sebagainya
untuk dipublikasikan di Media Daring cakrawalantt.com dan Majalah Cakrawala NTT
(khusus bagi peserta didik dan mahasiswa). Bagi penulis yang karyanya lolos
akan diberikan apresiasi berupa honor. Karya dapat dikirim ke email
redaksimpcntt@gmail.com beserta data diri, nomor Whatsapp dan nomor
rekening.
0 Comments