Bupati Lembata, Thomas Ola Langoday saat membuka kegiatan Sarasehan Pendidikan Katolik Keuskupan Larantuka, Jumat (7/1/2022). |
Lembata, CAKRAWALANTT.COM - Bupati Lembata, Thomas Ola Langoday membuka kegiatan
Sarasehan Pendidikan Katolik Keuskupan Larantuka di SMAS Frater Don Bosco
Lewoleba, Jumat (7/1/2022). Kegiatan yang mengusung tema “Peran Pendidikan
Katolik dalam Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia Unggul” tersebut merupakan
bagian dari peringatan 159 tahun perjalanan pendidikan Katolik di Keuskupan
Larantuka.
Dalam sambutannya, Thomas mengajak semua pihak untuk
mengenang sejarah pendidikan di Wilayah Keuskupan Larantuka sebagai bagian dari
misi Gereka Katolik. Melalui dedikasi dan perjuangan para misionaris,
ungkapnya, masyarakat bisa menikmati hasil pendidikan dari proses panjang
tersebut. Jejak kerasulan mereka, imbuh Thomas, telah tertata selama 159 tahun,
sebagaimana diperingati pada momentum sarasehan pendidikan tersebut.
Lebih lanjut, terang Thomas, semua lembaga
pendidikan yang bernaung di bawah Yayasan Katolik harus mampu mendidik generasi
muda dalam iman dan harapan. Tuntutan itu, tegasnya, berguna untuk meningkatkan
mutu dan kualitas sekolah-sekolah Katolik agar menjadi lebih baik serta
berkarakter. Maka dari itu, sambungnya, perlu ditanamkan harapan besar dalam pendidikan
Katolik.
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana dari Yayasan Frater Don Bosco Perwakilan Wilayah Lembata, Fr. Pilipus Weredity, CMM.,M.Ag
menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung
kegiatan tersebut. Dirinya berharap agar semua insan pendidikan yang bernaung
di bawah 9 Yayasan Katolik se-Dekenat Lembata bisa mengikuti kegiatan tersebut
secara baik.
Harapan
Pendidikan
Di sisi senada, salah seorang narasumber dari
Keuskupan Larantuka, RD. Eduardus Jebarus, Pr memaparkan sejarah perjalanan
misi pendidikan Katolik di Keuskupan Larantuka. Pada tahun 1861, jelas RD.
Eduardus, misionaris Belanda memulai karya misinya di Larantuka. Pater Sanderss
kala itu membuka sekolah bagi anak-anak di Wilayah Larantuka agar bisa
mengenyam pendidikan. Meskipun dianggap “liar” oleh Pemerintah Hindia-Belanda,
sekolah tersebut terus berjalan hingga dilanjutkan oleh Pater Franssen.
Suasana Kegiatan di SMAS Frater Don Bosco Lewoleba |
RD. Eduardus juga menjelaskan bahwa berdasarkan
catatan sejarah, Pater Franssen kemudian mendirikan sebuah kapela ibadat di
Postoh pada 29 Desember 1862 sekaligus menjadi rintisan karya pendidikan
pertama sebagaimana yang telah dilakukan oleh pendahulunya pasca diberikan izin
dari pihak Hindia-Belanda tertanggal 29 Desember 1861. Maka dari itu,
tandasnya, Uskup Larantuka, Mgr. Fransiskus Kopong Kuung, Pr menetapkan tanggal
3 Desember sebagai peringatan lahirnya misi Katolik di Wilayah Keuskupan Larantuka.
Di sisi lain, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
(PK) Kabupaten Lembata, Anselmus Asan Ola, AP., M.Si yang turut menjadi salah
satu narasumber menyatakan bahwa semua sekolah swasta maupun negeri bernaung di
bawah Dinas PK Kabupaten Lembata. Semua lembaga pendidikan, imbuhnya, berada
dalam satu titik pendidikan, sehingga sangat diharapkan adanya sinergisitas dan
koordinasi yang baik di antara sekolah-sekolah tersebut. Hal itu, pungkasnya,
menjadi landasan utama dalam memberikan pendidikan yang layak bagi generasi
muda.
Pantauan media, turut hadir dalam kegiatan tersebut
Deken Lembata, RD. Sinyo da Gomes, Pr, para Pastor Paroki se-Dekenat Lembata,
Ketua DPRD Kabupaten Lembata, Petrus Gero, S.E, serta Komunitas-Komunitas
Katolik yang berkarya di Kabupaten Lembata.
Berita dan Foto : Roning R. Rofinus
Editor : Mario Djegho (red)
0 Comments